Skip to main content

TIPE BIROKRASI MAX WEBBER


Nama   : NURAZIZAH
NMP   : 1704010030
MK      : Birokrasi
 
Sumber: Google

Konsep birokrasi menurut Max Weber
Birokrasi ialah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Weber memandang birokrasi sebagai artiumum, luas, serta merupakan tipe birokrasi yang rasional. Weber berpendapat bahwa tidak mungkinkita memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan, sebab yang mampu kita lakukanhanyalah memahami sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang penting ialah memahami mengapabirokrasi itu bisa diterapkan dalam kondisi organisasi negara tertentu. Dengan demikian tipe idealmemberikan penjelasan kepada kita bahwa kita mengabstraksikan aspek-aspek yang amat penting yangmembedakan antara kondisi organisasi tertentu dengan lainnya.
Tipe Birokrasi Ideal Menurut Max Webber
Max Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini. Max Weber menulis pada permulaan abad 19 dan telah mengembangkan sebuah model struktural yang ia katakan sebagai alat yang paling efisien bagi organisasi-organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya. Ia menyebut struktur ideal ini sebagai birokrasi. Struktur tersebut ditandakan dengan adanya pembagian kerja, sebuah hirarki wewenang yang jelas, prosedur seleksi yang formal, peraturan yang rinci, serta hubungan yang tidak didasarkan hubungan pribadi (impersonal). Gambaran Weber tentang birokrasi telah menjadi prototipe rancangan bagi kebanyakan struktur organisasi yang sekarang ada.
Weber mengemukakan pokok-pokok pikirannya tentang birokrasi dalam organisasi modern, sebagai suatu tipe khusus sebuah struktur sebagi berikut:
1.            Pemerintahan yang bersih atau memiliki aturan kegiatannya atau aktivitasnya dilakukan secara khusus atau spesialisasi staf administrasi (tidak sama seperti bentuk tradisional dimana penyerahan tugas-tugas dilakukan oleh pemimpin dan dapat dirubah kapan saja).
2.            Organisasi mengikuti prinsip hirarki, sub-ordinat taat terhadap tata tertib atau kekuasaan, tetapi memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat (berbeda dengan otoritas dalam struktur tradisional).
3.            Maksud (intensial), keputusan yang mengatur aturan yang abstrak, tindakan, dan keputusan selalu stabil, mendalam, dan dapat dipahami. Ketetapannya terarsipakan secara permanen (di dalam bentuk tradisional hukum bersifat kurang tegas atau tidak direkam secara tertulis).
4.            Pengertian produksi atau administrasi adalah sebagai akktifitas perkantoran. Kepemilikan pribadi terpisah dari kepemilikan kantor (dinas).
5.            Pegawai diseleksi berdasarkan tehnik kualifikasi bukan dipilih begitu saja tanpa spesialisasi yang jelas. Mereka diberi kompensasi berupa imbalan dan penalti sesuai aturan.
6.            Jabatan pada organisasi merupakan suatu karier yang permanen. Pegawai merupakan pekerja full-time dan berpandangan ke depan kepada suatu kehidupan karier yang panjang. Sesudah beberapa periode mereka mendapatkan kenaikan atau promosi jabatan dan dilindungi dari pemecatan yang sewenang-wenang.
Gambaran tersebut di atas menurut Weber merupakan tipe ideal dari birokrasi sebagai suatu model yang disederhanakan (bukan suatu model yang dilebih-lebihkan) yang di fokuskan pada sisi yang paling penting. Thompson (1967) mendukung pendapat Weber dengan berpendapat bahwa tujuan hakiki dari administrasi adalah mengurangi ketidak pastian, tetapi tidak pula mengurangi fleksibilitas organisasi. Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.


Tipe Birokrasi Klasik Menurut Max Webber
Sebenarnya definisi awal birokrasi menurut Max Weber adalah berbeza dengan pandangan mengenai birokrasi yang ada pada hari ini. Dari segi konsep, Weber merujuk birokrasi sebagai satu jenis struktur pentadbiran yang dibangunkan dalam satu pertubuhan dimana adanya autoriti “rasional-sah” (Scott, 2003). Weber menerangkan jenis birokrasi yang ideal dari sudut yang positif, beliau menganggap organisasi birokrasi adalah organisasi yang lebih rasional dan lebih cekap. Jenis birokrasi yang ideal termasuklah tidak ada jenis autoriti atau perhubungan yang lain, tidak mempunyai persahabatan dan permusuhan, tidak mempunyai komplot, dan tidak mempunyai badan jawatankuasa. Sesuatu birokrasi yang dikatakan ideal hanya wujud dimana individu memberi dan menerima arahan sebagai satu peraturan dalam sistem rasional. 
Weber juga berhujah bahawa jenis birokrasi yang ideal memerlukan alat pentadbiran yang sukar, sifat-sifat alat pentadbiran ini termasuklah ketepatan, kepantasan, tidak ada kekaburan, mempunyai pertimbangan, mengetepikan kepentingan, tidak ada perselisihan, langkah penjimatan, berkesinambungan dan kesepakatan. Beliau juga mengatakan bahawa organisasi tidak dapat dielakkan dari berubah ke arah jenis ideal yang dikatakan olehnya dalam pencarian proses kecekapan yang sangat berkesan (Sims et al., 1995).
Max Weber melihat teori birokrasi dari pelbagai dimensi. Kertas kerja individu ini akan menghuraikan mengenai teori birokrasi ini, huraian ini meliputi idea-idea yang dikemukakan oleh Max Weber mengenai teori birokrasi seperti tipologi autoriti dan karekteristik organisasi jenis birokrasi. Seterusnya huraian kertas kerja individu ini menyentuh mengenai objektif, kekuatan dan kekurangan teori ini.          
Birokrasi ialah alat kekuasaan bagi yang menguasainya, dimana para pejabatnya secara bersama-sama berkepentingan dalam kontinuitasnya. Weber memandang birokrasi sebagai arti umum, luas, serta merupakan tipe birokrasi yang rasional. Weber berpendapat bahwa tidak mungkin kita memahami setiap gejala kehidupan yang ada secara keseluruhan, sebab yang mampu kita lakukan hanyalah memahami sebagian dari gejala tersebut. Satu hal yang penting ialah memahami mengapa birokrasi itu bisa diterapkan dalam kondisi organisasi negara tertentu. Dengan demikian tipe ideal memberikan penjelasan kepada kita bahwa kita mengabstraksikan aspek-aspek yang amat penting yang membedakan antara kondisi organisasi tertentu dengan lainnya.
Menurut weber, proses semacam ini bukan menunjukkan objektivitas dari esensi birokrasi, dan bukan pula mampu menghasilkan suatu deskripsi yang benar dari konsep birokrasi secara keseluruhan, tetapi hanya sebagai suatu konstruksi yang bisa menjawab suatu masalah tertentu pada kondisi waktu dan tempat tertentu. 

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER

PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER DISUSUN OLEH:               NAMA              :                NPM                  :                MK                    : APLIKASI KOMPUTER               DOSEN             :                                       , M.Kom            ...

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA DISUSUN OLEH: NAMA              :          NPM                 :          DOSEN             :           PRODI              :         PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullahi wabaraokatuh Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan observasi dan menulis laporan hasil observasi tepat pada waktunya. Dan ucapan terimakasi...

STUDI KASUS MISKOMUNIKASI ANTARA PIMPINAN DAN KARYAWAN PT CAHAYA MITRA UTAMA

STUDI KASUS MISKOMUNIKASI ANTARA PIMPINAN DAN KARYAWAN PT CAHAYA MITRA UTAMA DISUSUN OLEH : NAMA            :  NPM                :  MK                  : KEPEMIMPINAN PRODI            : ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 Studi Kasus : Miskomunikasi antara pimpinan dan karyawan PT Cahaya Mitra Utama Miskomunikasi adalah salah satu akibat dari proses komunikasi yang tidak bisa diterima baik oleh kedua pihak, yang menyebabkan tujuan atau misi dari komunikasi tersebut tidak tercapai. Miskomunikasi biasa terjadi pada komunikasi antara kedua pihak. Miskomunikasi biasanya dikarenakan salah satu pihak tidak mengerti de...