Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Masih ada asa di kaki Sinabung

Di balik bencana meletusnya gunung Sinabung, Tanah Karo, Sumatera Utara, kita masih bisa melihat bagaimana semangat anak-anak di desa seputaran wilayah bencana. Mereka tetap melanjutkan hidup meski di tengah kewaspadaan bencana besar dapat menimpa mereka sewaktu-waktu. Jum'at, (23/10) Anak-anak yang belajar di rumah baca di desa Perbaji Seorang anak nampak membantu orang tuanya menolak becak di jalan yang telah di aliri lahar dingin gunung sinabung sore sebelumnya. Kamis, (22/10)  anak-anak desa Perbaji anak-anak di rumah baca anak-anak desa perbaji Anak-Anak desa Perbaji Save Sinabung

Merantau bukan pilihan, tetapi tuntutan

B ireuen- Ketika matahari baru menyapa para makhluk bumi, pemuda itu sudah bersiap-siap dengan tas besar di depan rumahnya. Wajah enggannya untuk segera berpisah dari orangtuanya tercetak jelas. Orang tua sang anak muda inipun tampak berkaca-kaca ketika melepas anak lelaki satu-satunya ini pergi. Tapi waktu harus segera memisahkan anak dan orang tua ini ketika mobil angkutan L-300 datang menjemputmya untuk segera berangkat ke bandara Blang Bintang, Banda Aceh. Rupanya, IF (21) akan segera berangkat merantau ke Ibukota Indonesia kembali setelah libur hari raya Idul Fitri 1436 H di kampung halamannya di Gampong Uteun Gathoem, Kecamatan Peusangan, Bireuen. Ini merupakan kepulangan   pertamanya selama merantau ke Jakarta Barat setamat SMA 3 tahun yang lalu. “Saya Cuma diberi waktu libur selama 3 minggu, makanya sekarang harus ada di jakarta lagi,” ujarnya. Sebagai seorang anak dari keluarga yang ekonominya pas-pasan, anak kedua dari pasangan Fn (50) dan TM (49) ini mengaku terp

Surat Cinta Untuk SA

Sumber : Dokumen Pribadi Saya datang atas nama cinta dan hati yang tergerak, bukan suatu ambisi semata. Saya berusaha berjuang sampai batas saya tak mampu lagi bergerak. Dan saya pun pergi dengan satu jiwa yang baru, keluarga baru. (Wicaksono, 2012) Sambil tersenyum bangga, kutulis surat ini, karena saat tinta ini mulai tergores aku sudah menjadi bagian organisasi yang pernah aku mimpikan bertahun-tahun lalu. Suara Almuslim? Nama organisasi ini sudah mengusikku dari pertama tercatat sebagai mahasiswa disini. Namun, ego selalu menang, aku ragu-ragu dan akhirnya tertinggal. Dalam kesempatan ini aku ingin bercerita sedikit catatan perjalanan yang akhirnya memantapkan hatiku di organisasi pers kampus ini. Sebagai mahasiswa yang minim pengalaman dalam berorganisasi saat di sekolah menengah dulu, kuakui aku agak buta arah. Keinginan beroganisasi makin kuat, tetapi saya tidak tau harus kemana. Dua kali aku batal bergabung, hingga saat itu sudah kulupakan segala keingina