Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

A Letter For Myself

Dear NH Bagaimana hari-harimu kini? Sudahkah engkau mencapai mimpi-mimpimu? Inikah mimpi terbesarmu selama ini? Sejauh apa engkau telah melangkah kini? Sudahkah kau temukan makna hakiki kebahagiaan yang selalu ingin kau gapai itu? NH.... Sejauh apapun langkahmu kini, tetaplah jadi diri sendiri. Kamu adalah kamu dan jangan pernah menyerah untuk tetap menjadi apapun yang kamu inginkan. Sesulit apapun jalannya, jangan pernah berusaha menjadi orang lain. Karena sampai kapanpun kamu tetap harus kamu. NH... Jalan di depan masih panjang dan berliku, namun tetaplah kuat dan sabar atas ujian Allah limpahkan untukmu. Karena itulah tanda sayang-Nya padamu. Agar kamu kuat dan tidak gampang rapuh. Sesulit apapun hidupmu, senantiasalah bersyukur atas nikmat Allah yang telah engkau terima sampai detik ini. So, jangan ada alasan untuk mengeluh, karena itu takkan menyelesaikan masalah. NH... Cintailah dirimu sendiri sebanyak apapun kekurangan yang kau miliki. Tetaplah ba

Bahagia itu Sederhana

Sumber : Koleksi Pribadi Hidup itu sederhana, sesederhana bangun tidur di pagi hari dan kita dapat menikmati sejuknya udara pagi. Sesederhana rasa syukur atas nikmat umur yang masih Allah titipkan pada kita sampai detik ini. Namun, Kadang-kadang kita lupa bahwasanya menikmati hidup itu terlalu sederhana. Sehingga tak jarang kita lihat tubuh-tubuh kerdil menangis dan meronta, bertanya kenapa Tuhan tak adil pada hidupnya. Lupa dengan segala nikmat yang pernah diterimanya hanya karena satu musibah kecil menimpa kehidupan yang sedang ia jalani. Bukankah Allah telah menjanjikan takkan memberi ujian melebihi batas kemampuan hambanya. Begitu juga ia yang bergelimang kenikmatan yang Tuhan titipkan padanya. Kerapkali kita lupa bersyukur karena lalai atas indahnya dunia. Sering juga kita rakus dan lupa diri sehingga selalu menginginkan lebih, padahal nyatanya yang telah kita terima sudah lebih dari cukup. Hidup memang begitu, selalu sederhana. Kita saja selaku manusi

Terjebak Rasa yang Sama

sumber : google.com Minggu pagi ini aku bangun diantara rerintik rinai hujan yang telah lama mengering. Kubuka kembali undangan bersampul biru yang kuterima beberapa hari yang lalu. Masih teringat jelas senyummu yang belum memudar, tanpa rasa bersalah sedikitpun. Kau tau, luka yang kau tinggalkan masih menyisakan perih, bagaimana bisa aku kau minta hadiri pernikahan yang akan kau gelar secara mewah hari ini. Dengan malas aku beranjak, membasuh wajah senduku dengan air wudhu. Kuharap dari tiap ai r yang jatuh mampu meluruhkan seluruh sakit yang sekian lama sudah mengendap disana. Menghapus seluruh jejak luka yang kau tinggalkan hanya karena aku kurang sempurna di matamu atau mungkin jalan ini yang terbaik untuk kita. Aku, kau atau dia. Jika kau pikir aku akan datang lalu mengucapkan selamat dengan memberikan senyuman termanis yang pernah aku punya, maka kamu salah besar. Aku belum sekuat itu untuk memakai topeng kepalsuan seolah-olah baik-baik saja padahal aku masi

Sudahkah Kita Dewasa?

sumber : google Menjadi dewasa itu adalah sebuah proses dari rotasi kehidupan. Dimana kita harus selalu berubah menjadi lebih baik dari hari kemarin, lebih bijaksana dan konsisten dalam tiap keputusan hidup yang kita ambil. Dan tentunya, bagaimana kita mampu mengalahkan diri sendiri sebelum menaklukkan hati orang lain. Bagiku, dewasa itu tidak perlu bersikap manis dan kalem kayak Ibu-ibu di pasar, tetap jadi diri sendiri tanpa harus merendahkan orang lain itulah kedewasaan. Silakan berekspre si sesuai kebiasaanmu, namun saat menghadapi masalah bersikaplah tenang dan jangan menggebu-gebu mengambil keputusan. Dan yang terpenting jangan pernah kedepankan ego karena itu hanya akan merunyamkan masalah. Karena terkadang dewasa itu harus bisa menahan diri dari beragam rasa. Kecewa, sakit dan terluka kadang hanya perlu kita rasakan sendiri saja, tak perlu di umbar kemana-mana. Cukup jadi konsumsi pribadi dan bersikaplah semua baik-baik saja. Bukan karena kita sok kuat, tet

Andai...

Andai waktu bisa diulang, rasanya ingin menjadi bocah kembali. Ketika tangisannya hanya di anggap hal menggemaskan bagi orang dewasa. Andai ia waktu bisa diulang, aku ingin terus berlari dan berlari. Mengejar apapun yang ingin ku kejar. Tanpa harus pusing memikirkan resiko kedepan, tanpa harus takut gagal dan kecewa berulang-ulang. Aku hanya ingin meraih semua masa lalu yang terlepas sia-sia. Aku ingin mengejar semua harapan yang sudah ku pendam karena rasa takut di masa itu. Ah, tapi bagaimanapun itu. Aku sadar masa kecil itu sudah lama lenyap bersama sang waktu. Hanya tersisa kenangan yang tak perlu disesali karena memang telah pergi. Masa itu telah berlalu dan hari esok sudah menanti.