Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2016

Menanti pelangi di ufuk senja

Menanti pelangi di ufuk senja Oleh : Nurul Hidayati                 Terkadang kita harus belajar menerima keadaan yang tidak kita inginkan layaknya air yang mengalir. Mencoba tersenyum di saat kegagalan dan kekecewaan mengham www.google.go.id piri hari-hari yang kita lalui. Walau terkadang terasa berat dan sakit, tetapi semua harus kita ikhlaskan. Dan seperti itulah hari-hari yang dijalani Tiara, gadis remaja yang baru saja lulus SMA ini. Hidup sebatang kara tidak membuatnya berputus asa.             Orang tua Tiara meninggal ketika Ia masih duduk di bangku SD dalam sebuah kecelakaan motor, awalnya Ia tinggal bersama sang nenek yang sehari-hari bekerja sebagai penjual kue. Tetapi ketika Tiara masih kelas 1 SMA, neneknya meninggal dunia. Ayah Tiara adalah anak tunggal sang nenek. Sedangkan keluarga ibunya berada jauh di Lampung, dan karena kemiskinan membuatnya tidak pernah berkunjung kesana sehingga membuatnya tidak mengenal mereka. Bahkan ketika orangtuanya meningga

Bukan Inginku Untuk Iri Padanya

Oleh : Nurul Hidayati www.google.com Ketika rasa terabaikan ini kian menyiksa, aku bingung harus ku apakan benci ini. Bukan inginku untuk memendam rasa kesal dan marah dalam hati, namun ketika namanya terus di agung-agungkan didepan semua orang, ada yang tercubit disini. Di hatiku. Aku menyayangi dia sebagai adikku, sampai kapanpun akan terus begitu. Tetapi ada hal-hal yang membuat hubunganku dengannya akan terus tarik ulur seperti ini. Bukan aku iri atas semua prestasinya, bukan itu. Aku hanya menginginkan diperlakukan adil. Aku juga ingin jadi kebanggaan mereka, hal yang barangkali tidak mungkin terjadi. Di mata mereka semuanya dia, semua tentangnya. Tidak ada aku disana. Tidak pernah ada. Semua yang telah aku lakukan selama ini hanya ingin terlihat didepan mata mereka, sekali saja. Tidak peduli sehebat apapun aku di mata orang lain sekarang, selama mereka tak menganggap aku hebat. Selalu, aku merasa sangat kecil. Tak terlihat seperti dulu. Sebenarnya aku

JALAN KEABADIAN

www.google.com Embun mulai menyapa rerumputan bumi Gelap jangan kau tanya lagi Ini malam kawan Semuanya telah melewati senja Janganbertanya betapa lama bintang bertengger disana Karena ia takkan abadi Jangan juga tentang bulan itu Karena fajar akan merenggutnya dari sana Aku tau kau mencari kekal Kemarilah kawan Akan kutunjukkan arah mana yang harus kau cari Namun kuharap jangan sesekali kau mundur nanti Ini jalan keabadian Jalan aku, kamu maupun dia yang mungkin sedang tak acuh Tergantung engkau mau atau tidak Ini jalan menuju kebahagiaan kawan Taukah jalan apa itu Itulah jalan menuju syurga Jalan kebenaran dari sang ilahi Yah, jalan yang islami Gandeng tanganku kawan Ayo kita kesana Kau mencari keabadian dan akupun berharap yang sama Kemarilah kawan Kita tuju jalan hidayah Rabby                                                                                    Karya : Nurul Hidayati

Aceh dan Moment Maulidnya

Aceh dan Moment Maulidnya                                       Oleh : Nurul Hidayati                    Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Aceh merupakan salah satu wilayah yang menyambutnya dengan meriah. Mulai dari hari pertama yaitu 12 rabiul awal bahkan sampai beberapa bulan setelahnya, Maulid masih diperingati di beberapa daerah aceh. Terlepas dari adanya perbedaan pendapat mengenai boleh tidaknya perayaan hari lahir Nabi akhir zaman ini merupakan suatu moment yang memang ditunggu sebagian besar rakyat Aceh. sumber : www.google.go.id Ada beberapa alasan yang memang menjadikan maulid selalu menjadi ajang yang dinantikan, diantaranya ialah salah satu moment mengenang perjuangan Rasulullah, tempat bersilaturrahmi untuk masyarakat, bis a juga untuk ladang bersedekah bagi orang-orang yang mampu, atau digunakan sebagai tempat perbaikan gizi bagi warga kurang mampu maupun perantau. Bahkan tak jarang maul i d dilaksanakan sebagai tempat pamer harta atau semacamnya, s