BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman yang serba modern ini, banyak dijumpai industri-industri
yang bergerak dalam berbagai bidang. Industri tersebut bergerak dalam skala
besar maupun kecil yang menampung banyak karyawan dengan latar belakang ekonomi
yang berbeda. Mayoritas dari mereka memiliki latar belakang ekonomi menengah ke
bawah. Sehingga, dengan adanya industri tersebut dapat menjadi penopang ekonomi
bagi mereka yang membutuhkan.
Banyak negara maju dan negara berkembang yang menjadikan
industri sebagai penyangga ekonomi terbesar bagi rakyatnya. Karena, industri
memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dunia yang selalu
mengalami siklus. Contohnya adalah Indonesia, yang menjadikan pula industri
sebagai penopang ekonomi bagi rakyat yang menganggur dan miskin.
Selain menolong keadaaan, industri mempunyai kontribusi
yang besar dalam pemanasan global. Industri merupakan pemasok emisi gas rumah
kaca terbesar, selain kendaraan bermotor dan gas pembakaran lainnya (Industri
menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global).
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penulisan makalah ini, sebagai berikut :
ü Bagaimana pengaruh
industrialisasi terhadap pemanasan global (perubahan iklim)?
ü Bagaimana dampak adanya
pemanasan global terhadap kesehatan manusia?
ü Bagaimana solusi dalam
meminimalkan pemanasan global?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, sebagai berikut :
ü Untuk mengetahui pengaruh
industri terhadap pemanasan global (perubahan iklim)
ü Untuk mengetahui dampak
pemanasan global terhadap kesehatan manusia
ü Untuk mengetahui solusi
dalam meminimalisir pemanasan global
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun praktis.
a.
Manfaat teoritis
ü Hasil penulisan ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan pemanasan global.
b.
Manfaat praktis
ü Hasil penulisan ini dapat
dijadikan pedoman maupun masukan dalam menangani isu pemanasan global.
ü Hasil penulisan ini dapat
dijadikan himbauan, masukan, dan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya
menjaga bumi dan lingkungannya dari berbagai dampak yang ditimbulkan akibat
adanya pemanasan global.
BAB II
PERMASALAHAN
Dewasa ini dunia sedang
marak membicarakan isu perubahan iklim yang terjadi di bumi. Perubahan iklim di
dunia sejalan dengan pemanasan global yang terjadi akibat aktivitas manusia di
seluruh dunia. Aktivitas manusia yang dimaksud adalah kegiatan industri yang
merupakan salah satu penyebab utama pemanasan global. Mengapa? Karena kegiatan
industri merupakan salah satu pemasok gas karbon dioksida sisa hasil pembakaran
ke udara yang terbesar dan lambat laun akan merusak lapisan ozon yang merupakan
selimut pelindung bumi dari paparan sinar UV.
Pemanasan global adalah
kenaikan suhu permukaan bumi yang disebabkan oleh peningkatan emisi karbon
dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca yang menyelimuti
bumi dan memerangkap panas sehingga penyebabkan terjadi kenaikan suhu bumi dan
menimbulkan berbagai macam dampak terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup di
bumi.
Pemanasan global merupakan
salah satu krisis yang sedang dihadapi dunia. Fenomena di mana suhu bumi secara
bertahap memanas hingga mencapai titik yang mengganggu keseimbangan global. Pemanasan global seiiring dengan perubahan iklim tentunya. Pemanasan global dapat menjadikan kutub es di utara dan
selatan mencair dan meningkatkan volume air laut. Hal ini bisa membanjiri garis pantai dunia dan menurunkan
salinitas atau besarnya kadar garam lautan. Hal ini bisa mengganggu arus laut
yang mengatur suhu di seluruh dunia, yang menyebabkan perubahan drastis pada
iklim setempat (perubahan iklim).
2.2 Faktor Penyebab Pemanasan Global dan Perubahan
Iklim
Pemanasan
global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas
rumah kaca, yang terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan
manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon, yang terutama
adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak
bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan.
Sepanjang seratus tahun ini konsumsi energi dunia
bertambah secara spektakuler. Sekitar 70% energi dipakai oleh negara-negara
maju; dan 78% dari energi tersebut berasal dari bahan bakar fosil. Hal ini
menyebabkan ketidakseimbangan yang mengakibatkan sejumlah wilayah terkuras
habis dan yang lainnya mereguk keuntungan. Sementara itu, jumlah dana untuk
pemanfaatan energi yang tak dapat habis (matahari, angin, biogas, air, khususnya
hidro mini dan makro), yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, baik
di negara maju maupun miskin tetaplah rendah, dalam perbandingan dengan bantuan
keuangan dan investasi yang dialokasikan untuk bahan bakar fosil dan energi nuklir.
2.3 Penyebab Perubahan Iklim
Para ahli menyatakan bahwa penyebab utama terjadinya
perubahan iklim adalah terjadinya pemanasan global akibat gas rumah kaca (GRK).
Hal yang menyebabkan emisi GRK menjadi masalah yang besar adalah karena dalam
jangka panjang, bumi harus melepaskan energi dengan laju yang sama ketika bumi
menerima energi dari matahari. Selubung GRK yang lebih tebal akan membantu
untuk mengurangi hilangnya energi ke angkasa, sehingga sistem iklim harus
menyesuaikan diri untuk mengembalikan keseimbangan antara energi yang masuk dan
energi yang keluar. Proses ini disebut sebagai “efek GRK yang semakin besar”.
Meningkatnya pemanasan, sebelas dari dua belas tahun terakhir merupakan
tahun-tahun terhangat dalam temperatur permukaan global sejak 1850. Tingkat
pemanasan rata-rata selama lima puluh tahun terakhir hampir dua kali lipat dari
rata-rata seratus tahun terakhir. Temperatur rata-rata global naik sebesar
0.74°C selama abad ke-20, Diana pemanasan lebih dirasakan pada daerah daratan
daripada lautan.
Jumlah karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer
Karbondioksida adalah penyebab palang dominan terhadap adanya perubahan Lim
saat ini dan konsentrasinya di atmosfer telah naik dari masa pra-industri yaitu
278 ppm (parts-permillion) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.
Lebih banyak air, tetapi penyebarannya tidak merata
Adanya peningkatan presipitasi pada beberapa dekade terakhir telah diamati di
bagian Timur Amerika Utara dan Amerika Selatan, Eropa Utara, Asia Utara serta
Asia Tengah. Akan tetapi pada daerah Sahel, Mediteranian, Afrika Selatan dan
sebagian Asia Selatan mengalami pengurangan presipitasi. Sejak tahun 1970 telah
terjadi kekeringan yang lebih kuat dan lebih lama.
2.4 Proses Terjadinya Pemanasan Global dan
Perubahan Iklim
Proses
terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim, yaitu:
1.
Ketika sinar matahari memasuki atmosfir bumi,
sinar matahari tersebut harus melalui lapisan gas rumah kaca. Setelah mencapai
seluruh permukaan bumi, tumbuhan, tanah, air, dan komponen ekosistem lainnya
menyerap energi dari sinar matahari tersebut. Sisanya akan dipantulkan kembali
ke atmosfir. Sebagian energi dikembalikan ke angkasa, tetapi sebagian lagi
terperangkap oleh gas rumah kaca di atmosfir dan dikembalikan ke bumi sehingga
dikenal dengan nama efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca dapat
mengakibatkan mencairnya bongkah-bongkah es di kutub. Bila dibiarkan
terus-menerus permukaan air laut akan naik yang menyebabkan
tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah tepi pantai.
2.
Perubahan iklim terjadi akibat lapisan ozon yang semakin menipis
yang di sebabkan oleh adanya radiasi matahari atau terperangkapnya panas
matahari yang disebabkan oleh gas efek rumah kaca yang salah satunya gas cloro
floro carbon atau biasanya.
A. Hubungan antara pemanasan global dan perubahan iklim
Pemanasan global pada dasarnya adalah peningkatan suhu
rata-rata udara di permukaan bumi. Di sisi lain, iklim sangat dipengaruhi oleh
berbagai parameter iklim seperti kecepatan dan arah angin yang sangat
dipengaruhi oleh tekanan udara dan suhu udara, selain kelembaban udara dan
curah hujan yang dipengaruhi oleh radiasi matahari. Dengan terjadinya pemanasan
global, berbagai parameter iklim akan terganggu sehingga secara jangka panjang
iklim akan mengalami perubahan yang bersifat permanen.
B. Dampak pemanasan global dan perubahan iklim
Beberapa dampak dari pemanasan global:
a.
Kekeringan
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan bahwa
pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun ke
depan. Skala kekeringan begitu besar hingga mencakup setengah dari total lahan
yang kita miliki saat ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) menyatakan
bahwa persentase global daerah kering telah meningkat sebesar 1,74% antara
tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen
yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.
b.
Wabah
Menyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakit. Berbagai
virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan
kenaikan suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang
dalam iklim tropis kemudian menyebar ke daerah lain. Korea Institite of
Health and Social Affairs (KIHASA) menyatakan bahwa “Dalam kasus ekstrim, 1
derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6 persen dalam penyebaran
penyakit.
c.
Banjir
Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya
berlawanan dengan logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan
perubahan pola cuaca di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita
telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan
bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat dalam abad ini.
d.
Pencairan es di kutub
Pemanasan global menyebabkan mencairnya es di Kutub Utara
dan daerah Antartika (Kutub Selatan).Suhu di daerah ini telah meningkat sekitar
dua sampai tiga kali lipat. Es di kutub memiliki peran penting dalam menjaga
keseimbangan lingkungan. Jika es mencair, pulau-pulau yang berada di bawah
permukaan laut akan terancam bahaya. Kota-kota seperti Shanghai dan negara
kepulauan Maladewa adalah beberapa tempat yang akan terpapar risiko tertinggi
dalam skenario seperti itu. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,
hal ini menyebabkan volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar
Greenland. Perubahan
tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan di daerah pantai. Beberapa
daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan
meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh
pada ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.
e.
Kabut asap (smog)
Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat
konsentrasi kabut asap di atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan
kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan penyakit dan kematian.Kabut asap juga
mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi
kehidupan.
2.5 Dampak Pemanasan Global terhadap Kesehatan
Manusia
Saat pemanasan global terjadi dan iklim di
bumi menjadi lebih panas, para ilmuwan memprediksi akan banyak orang meninggal
karena gelombang panas seperti yang terjadi pada musim panas Eropa pada tahun
2003 yang lalu, dimana tercatat sekitar 35.000 orang meninggal dunia. Selain
itu, iklim yang panas ini membuat wabah penyakit yang biasa ditemukan di daerah
tropis semakin meluas dan kemungkinan dapat berpindah tempat ke daerah yang
dulunya dingin dan subtropis seperti Eropa dan Amerika. Pemanasan global dengan segala kompleksitas
permasalahannya telah diuraikan dengan jelas.
Namun, secara spesifik akibat pemanasan
global tersebut dapat diidentifikasi dampak langsung terhadap kesehatan manusia
secara umum, yaitu :
1.
Sesuai teori Blum (1974), bahwa di
antara keempat faktor yang mempengaruhi
derajat / status kesehatan individu maupun masyarakat, maka faktor lingkungan
memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya penyakit pada manusia. Perubahan cuaca dan iklim dunia akibat pemanasan global secara langsung dapat mempengaruhi kondisi lingkungan tempat manusia tinggal. Curah hujan yang tinggi bisa menstimulasi pertumbuhan vektor yang tak terkendali beberapa penyakit infeksi menular seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria. Saat ini, 45% penduduk dunia tinggal di daerah yang rawan terhadap nyamuk pembawa penyakit malaria dan persentase ini akan semakin meningkat menjadi 60% jika suhu meningkat.
derajat / status kesehatan individu maupun masyarakat, maka faktor lingkungan
memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya penyakit pada manusia. Perubahan cuaca dan iklim dunia akibat pemanasan global secara langsung dapat mempengaruhi kondisi lingkungan tempat manusia tinggal. Curah hujan yang tinggi bisa menstimulasi pertumbuhan vektor yang tak terkendali beberapa penyakit infeksi menular seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) dan malaria. Saat ini, 45% penduduk dunia tinggal di daerah yang rawan terhadap nyamuk pembawa penyakit malaria dan persentase ini akan semakin meningkat menjadi 60% jika suhu meningkat.
2.
Meningkatnya suhu bumi akan semakin
meningkatnya risiko terjadinya kematian akibat stress panas (heatstroke) pada
manusia, seperti yang dapat kita saksikan saat musim haji di Saudi Arabia yang
kebetulan bersamaan dengan terjadinya musim panas dan wilayah benua Afrika.
3.
Meningkatnya suhu bumi akan
semakin meningkatkan insidensi penyakit-penyakit alergi (hipersensitivitas) karena udara
yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, sporamold, dan serbuk sari
tanaman. Padahal penyakit alergi merupakan penyakit yang sangat sulit untuk disembuhkan
sehingga dapat meningkatkan biaya kesehatan dan perawatan kesehatan masyarakat
akibat penyakit tersebut.
4.
Meningkatnya insidensi penyakit – penyakit tropikal khas lainnya seperti
demam kuning (yellow fever), encephalitis, dan meningitis. Penyakit-penyakit
tersebut sangat rawan terjadi pada usia anak-anak sehingga secara langsung
pemanasan global merupakan ancaman nyata bagi kesehatan anak-anak usia
balita.
5.
Selain penyakit-penyakit yang telah
disebutkan di atas, banyak ilmuwan memprediksikan akan muncul berbagai penyakit
baru yang tidak diketahui sebelumnya dan belum ada obatnya seperti SARS, aviant
influenza (flu burung),
Penyakit-penyakit tersebut
kini rawan menjadi penyebab kematian umat manusia di muka bumi selain kematian
akibat bencana alam.
1. Buruk untuk jantung
Pemanasan
global membuat suhu udara bertambah panas, sehingga dapat menyebabkan
penambahan polusi. Kenaikan tingkat polusi ini yang berefek buruk pada jantung.
Selain itu, penelitian juga membuktikan suhu yang lebih tinggi dan kerusakan
ozon dapat membuat kesehatan jantung memburuk. Hal ini dikaitkan suhu udara
yang tinggi dengan penurunan denyut jantung.
2.
Lebih mudah terkena alergi
Studi
menunjukkan alergi meningkat di negara-negara maju, termasuk Amerika Serikat,
yang kemudian dikaitkan dengan meningkatnya kadar karbon dioksida dan suhu yang
lebih panas. Alergi yang dimaksudkan dapat merupakan reaksi terhadap serbuk
bunga (pollen) yang diproduksi lebih banyak karena suhu yang bertambah panas.
Namun sebuah studi juga mengatakan sensitivitas terhadap serbuk bunga juga
meningkat. Perubahan iklim juga menambah panjang musim berbunga sehingga
berakibat lebih buruk terhadap alergi.
3.
Peristiwa alam ekstrim
Pemanasan
global dapat meningkatkan terjadinya peristiwa alam ekstrim, seperti banjir dan
badai besar, tsunami sehingga memperbanyak angka kematian. Selain itu dengan
semakin meningkatnya peristiwa alam ektrim, maka semakin banyak masyarakat yang
kehilangan tempat tinggal. Hal ini membuat daya tahan tubuh biasanya melemah
dan mudah terkena penyakit.
4. Kekeringan
Perubahan iklim
membuat musim kemarau lebih panas dan kering sehingga kekeringan lebih banyak
terjadi. Padahal air salah satu unsur yang penting untuk menunjang kesehatan.
Dengan berkurangnya air, maka terjadi gangguan kesehatan. Air juga berguna untuk pertanian yang
menghasilkan pangan. Karena kekeringan, pangan sulit diproduksi dan menyebabkan
kesehatan terganggu.
5.
Pertumbuhan bakteri
Pemanasan
global juga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri berbahaya di laut. Debu dari
tanah yang tertiup ke laut meningkatkan kadar besi ke laut dan membuat bakteri
berkembang biak semakin subur. Sebuah studi di American Association untuk
Advancement of Science mengatakan debu memicu pertumbuhan vibrio, yaitu bakteri
laut yang menyebabkan gastroenteritis dan penyakit menular pada manusia.
6. Penyebaran
penyakit
Peningkatan panas
dan curah hujan yang diakibatkan perubahan iklim membuat penyakit lebih mudah
untuk menyebar. Terutama
penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bertumbuhannya dipengaruhi cuaca dan
suhu udara. Seperti malaria, kemungkinannya lebih tersebar ke daerah-daerah
baru dipicu oleh suhu udara yang meningkat. Curah hujan juga diduga sebagai
faktor yang menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui air mudah menyebar.
Terutama penyakit yang dibawa oleh serangga.
2.6 Solusi dalam Meminimalkan Pemanasan Global
Telah kita ketahui bahwa
pemanasan global sangat berdampak pada kelangsungan hidup manusia, salah saatnya
dari segi kesehatan. Dampak yang ditimbulkan pun tidak tanggung-tanggung seperti
yang dijelaskan di atas. Untuk mengatasi hal itu, diperlukan langkah-langkah
pasti agar dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global. Pemanasan global dapat diminimalkan dengan
cara perilaku kita sehari-hari. Selain itu, keberhasilan solusi pemanasan
global tidak terlepas dari peraturan dan regulasi yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam mengurangi dampak pemanasan global.
Berikut ini langkah-langkah
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam mengurangi dampak
pemanasan global.
1.
Konservasi lingkungan,
dengan melakukan penanaman pohon dan penghijauan di lahan – lahan kritis.
Tumbuhan hijau memiliki peran dalam proses fotosintesis, dalam proses ini
tumbuhan memerlukan karbondioksida dan menghasilkan oksigen. Akumulsi gas – gas
karbon di atmosfer dapat dikurangi.
2.
Menggunakan energi yang
bersumber dari energi alternatif, guna mengurangi penggunaan energi bahan bakar
fosil. Emisi gas karbon yang terakumulasi ke atmosfer banyak dihasilkan oleh
pembakaran bahan bakar fosil. Kita mengenal bahwa paling banyak mesin kendaraan
dan industri digerakkan oleh mesin yang menggunakan bahan bakar fosil. Karena
itu, diupayakan sumber energi lain yang aman dari emisi gas – gas ini, misalnya
energi matahari, air, angin, bioenergi, energi geothermal.
3.
Daur ulang dan efisiensi energi.
Penggunaan minyak tanah untuk menyalakan kompor di rumah, menghasilkan asap dan
jelaga yang mengandung karbon. Karena itu sebaiknya diganti dengan gas. Biogas
menjadi hal yang baik dan perlu dikembangkan, misalnya dari sampah organik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan industri yang
semakin pesat di zaman modern ini memiliki dampak positif maupun negatif dalam
kehidupan manusia. Dampak positif di antaranya dapat menolong keadaan. Artinya,
industri yang digadang – gadang sebagai sektor penopang perekonomian terbesar
dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan yang terjadi di suatu negara,
Indonesia salah satunya.
Sehingga, untuk
mengentaskan pengangguran dan kemiskinan secara besar – besaran, berarti industri
akan semakin ditingkatkan. Padahal dalam satu industri saja mempunyai
kontribusi besar dalam meningkatkan pemanasan global. Apalagi industri yang
semakin digalakkan lagi, menjadikan bumi sebagai sasaran tepat objek pemanasan
global. Adanya pemanasan global berdampak pada kelangsungan hidup manusia,
salah satunya dari segi kesehatan. Dampak yang ditimbulkan sangat drastis.
Pasalnya, dampak tersebut menyerang siapa saja, sampai akhirnya menimbulkan
kematian. Tentunya hal itu akan berpengaruh terhadap SDM yang semakin menipis.
Dampak besar adanya
pemanasan global dapat diminimalkan dengan langkah nyata yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, menanam pohon di lokasi yang tandus,
tidak berlebihan dalam menggunakan bahan bakar, mendaur ulang barang bekas
serta efisiensi energi, dan yang paling penting penanaman kesadaran pentingnya
menjaga lingkungan.
3.2 Saran
Dengan upaya meminimalkan
dampak pemanasan global yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, akan
menjadikan dampak tidak terlalu berarti dalam kelangsungan hidup manusia di
muka bumi. Dimulai dengan langkah kecil tapi pasti, akan membuahkan hasil yang
akan mengurangi dampak pemanasan global, terutama dari aspek kesehatan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Comments
Post a Comment