PENCEMARAN UDARA
DISUSUN
OLEH:
NAMA :
NPM :
MK :
EKOLOGI
DOSEN : , M.Pd
PRODI : PEND. GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah swt karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pencemaran Udara” dengan baik
meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan kami juga berterima kasih pada
dosen mata kuliah yang telah membimbing penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini berguna
dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Pencemaran Udara. Kami juga
menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami
bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik serta saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Matangglumpangdua, 12 September 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Pengertian Pencemaran Udara......................................................... 3
B. Faktor-Faktor Pencemaran
Udara.................................................... 5
C. Ciri-Ciri Udara
Terkontaminasi Polusi.............................................
D. Analisis Dampak Pencemaran
Udara...............................................
E. Solusi untuk Mencegah
Pencemaran Udara.....................................
BAB III PENUTUP...................................................................................... 15
A. Kesimpulan...................................................................................... 15
B. Saran................................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan komponen
lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama
dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki
akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang
diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan
mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.
Sekarang ini manusia mulai bersifat konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan
oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang
diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia.
Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan
tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran yang terjadi adalah akibat dari
aktivitas yang dilakukan manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika
terkontaminasi oleh bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk
hidup yang ada di dalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan
ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan
lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk
dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus
bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Di samping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutuhan populasi yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan
dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-kebutuhan itu
harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya industri, hal ini
akan menimbulkan akibat antara lain:
1.
Sumber Daya Alam (SDA) yang
diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
2.
Industri mengeluarkan
limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga,
seperti limbah rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3.
Muncul bahan-bahan sintetik
yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni
lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan
semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga
jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air
dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran
udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan
seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan
agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat di minimalisasi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas
adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah:
- Apa saja penyebab dari pencemaran udara ?
- Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan kesehatan manusia?
- Adakah cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya pencemaran udara?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas
adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk memperluas
pengetahuan tentang pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia juga cara mencegah dan
menanggulanginya.
2.
Dapat mengetahui lebih
dalam tentang masalah pencemaran lingkungan beserta dampak yang ditimbulkannya
juga cara mencegah dan menanggulanginya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara
Menurut UU No.
32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan.
Menurut Salim
yang dikutip oleh Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai keadaan
atmosfer, dimana satu atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya
dapat membahayakan kesehatan makhluk hidup, merusak properti, mengurangi
kenyamanan di udara. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan
cair yang ada di udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan
udara.
Sedangkan menurut
Mukono (2006), yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau
substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai
sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat
dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang,
vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).
Pencemaran
udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya
(Wisnu, Dampak pencemaran lingkungan : 27)
Jadi,
pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.
Pencemaran
dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di
ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran
dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan
rumah, perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang
(outdoor pollution).
Umumnya,
polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal
dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan
oleh mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu,
gas dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun
bahan bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida),
SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
B. Faktor-Faktor
Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain:
1.
Faktor alam (internal), yang
bersumber dari aktivitas alam
Contoh :
a.
Abu yang dikeluarkan akibat letusan
gunung berapi
b.
Gas-gas vulkanik
c.
Debu yang beterbangan di udara
akibat tiupan angin
d.
Bau yang tidak enak akibat proses
pembusukan sampah organik
2.
Faktor manusia (eksternal), yang
bersumber dari hasil aktivitas manusia
Contoh :
a.
Hasil pembakaran bahan-bahan fosil
dari kendaraan bermotor
b.
Bahan-bahan buangan dari kegiatan
pabrik industri yang memakai zat kimia organik dan anorganik
c.
Pemakaian zat-zat kimia yang
disemprotkan ke udara
d.
Pembakaran sampah rumah tangga
e.
Pembakaran hutan
C. Ciri-ciri Udara Terkontaminasi Polusi
Saat ini, kadar oksigen di udara
mulai berkurang akibat aktivitas yang dilakukan oleh manusia, seperti membakar
sampah, dan penggunaan alat-alat tertentu, seperti AC dan lemari pendingin yang
menggunakan CFC. Hal-hal tersebut membuat udara tercemar karena mengandung
zat-zat polutan berbahaya.
Adapun ciri-ciri udara yang tercemar
adalah sebagai berikut.
1.
Kadar Karbon Dioksida Tinggi
Saat menghirup udara yang baik, kita
akan merasa segar karena kandungan oksigennya yang tinggi. Tetapi saat
menghirup udara yang tercemar, kita akan merasa sesak napas karena kadar karbon
dioksidanya sangat tinggi.
2.
Berwarna
Udara yang baik tidak dapat dilihat
karena tidak berwarna. Tetapi jika sudah tercemar, udara tersebut akan berwarna
hitam keabu-abuan karena mengandung zat-zat polutan berbahaya yang bercampur
dengan oksigen.
3.
Berbau
Udara yang segar tidak akan memiliki
bau dan tidak akan menyesakkan napas saat dihirup. Tetapi lainnya halnya dengan
udara yang tercemar. Saat dihirup, udara tercemar akan menyesakkan napas dan
berbau tidak sedap karena mengandung zat-zat polutan berbahaya.
4.
Pengap
Saat merasa pengap, berarti kita
sedang berada di lingkungan yang udaranya tercemar. Udara yang pengap ditandai
dengan meningkatnya suhu karena adanya gas hasil pembakaran yang bercampur
dengan gas pembuangan.
5.
Menyebabkan Iritasi Mata
Biasanya saat berada di lingkungan
yang udaranya tercemar, mata akan menjadi merah. Hal ini terjadi karena udara
mengandung zat-zat polutan yang berbahaya bagi kesehatan.
D. Analisis Dampak Pencemaran Udara
1.
Kesehatan
Pencemaran udara dapat
berdampak pada kesehatan , dampak yang umum yang sering dijumpai adalah
gangguan pada saluran pernafasan seperti : asma, bronkitis, dan gangguan
pernafasan ainnya.
2.
Tanaman
Selain berdampak pada
kesehatan, pencemaran udara juga berdampak terhadap tanaman. Tanaman
yang hidup di lingkungan dengan daerah pencemaran udara tinggi akan terganggu
pertumbuhannya dan rawan terhadap penyakit. Penyakit yang umumnya menyerang
tumbuhan akibat pencemaran udara, antara lain bintik hitam, nekrosis dan
klorosis.
3.
Hujan asam
pH biasa air hujan
adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2
bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak
dari hujan
asam ini antara lain:
a.
Mempengaruhi kualitas
air permukaan
b.
Merusak tanaman
c.
Melarutkan logam-logam
berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan
d.
Bersifat korosif
sehingga merusak material dan bangunan
4. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh
keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap
radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas
terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.
5. Dampak dari pemanasan
global adalah:
a.
Peningkatan suhu
rata-rata bumi
b.
Pencairan es di kutub
c.
Perubahan iklim regional
dan global
d.
Perubahan siklus hidup
flora dan fauna
6.
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada
di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami
bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
E. Solusi dalam
Mengatasi Pencemaran Udara
Masalah pencemaran
udara dari sektor transportasi, sudah saatnya mendapat perhatian yang serius.
Seperti juga keseriusan untuk mendapatkan sistem transportasi yang lebih baik,
efisien, murah dan nyaman. Sektor transportasi di Indonesia telah menjadi
kontributor utama pencemaran udara, khususnya untuk jenis-jenis pencemar:
Karbon monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), Hidrokarbon (HC), timah hitam
(Pb), dan Karbon dioksida (CO2), yang semuanya itu bukan hanya berbahaya bagi
kesehatan manusia, tetapi juga mengancam lingkungan, bahkan lingkungan global.
Berbagai strategi perlu segera dirumuskan untuk menanggulangi masalah tersebut.
Solusi untuk mengatasi
polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa
mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar
lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka
kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.
1.
Pemberian izin bagi
angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan angkutan
massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
2.
Pembatasan usia
kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
3.
Potensi terbesar polusi
oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan. Karena itu,
pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap pelanggaran
berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan mengurangi
polusi udara.
4.
Pemberian penghambat
laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan dengan
"polisi tidur" justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
5.
Uji emisi harus
dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun secara uji
petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya
kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain
6.
Penanaman pohon-pohon
yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang lalu lintasnya
padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.
Beberapa program
pemerintah yang ditujukan untuk menangani masalah pencemaran udara sektor
transportasi dalam rangka pengendalian polusi udara di wilayah Indonesia antara
lain:
1.
Car Free Day
Seperti kita tahu,
untuk menambah gaung kampanye mengurangi emisi atau pencemaran udara, beberapa
kota besar seperti DKI Jakarta telah menerapkan program “Car Free Day”. Memang,
setidaknya ada dua hal yang bisa ditarik manfaatnya dari program ini.
Pertama, sosialisasi
perlunya lingkungan sehat. Dengan “Car Free Day’’ masyarakat dapat berolahraga
dan berjalan kaki di kawasan bebas kendaraan bermotor itu sekaligus mengurangi
tingkat polusi yang semakin parah sejalan dengan pertambahan jumlah kendaraan
bermotor semakin signifikan setiap bulan. Meskipun tidak mudah menyukseskan
program ini, namun “Car Free Day’’ sangat positif untuk ditindaklanjuti agar
permasalahan polusi udara tidak semakin mengerikan sekaligus mengancam
kesehatan masyarakat di Ibukota khususnya. Semakin banyak yang mendukung “Car
Free Day’’ berarti jumlah kendaraan akan berkurang dan otomatis polusi udara
juga ikut berkurang.
Kedua, lewat program
“Car Free Day’’ bisa menyadarkan masyarakat untuk menggunakan alternatif baru
dalam bidang transportasi, seperti menggunakan kendaraan bus umum atau dengan
jarak dekat dengan berjalan kaki saja, begitu pula anak-anak sekolah. Dengan
demikian jumlah kendaraan bermotor di jalan raya berkurang.
2.
Fun Bike
Fun Bike merupakan
kegiatan lanjutan dari upaya Car Free Day. Penggunaan sepeda sebagai alat
transportasi yang aman tanpa bahan bakar serta merupakan salah satu sarana
penunjang kesehatan khususnya sebagai sarana sehat untuk berolahraga. Kegiatan
Funbike telah terselenggara dibeberapa daerah Indonesia.
3.
Langit Biru
Langit Biru merupakan
penghargaan untuk kota dengan udara terbersih di Indonesia. Dengan program
langit biru yang dibuat Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini, kota-kota
dinilai berdasarkan kualitas udara perkotaan. Tujuan program langit biru adalah
mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara, terutama
yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi
berkelanjutan.
Pemilihan kota
berkualitas terbaik, sebagai penerima penghargaan Langit Biru, didasarkan 4
parameter utama dan tambahan. Parameter utama penilaian udara tebersih antara
lain manajemen lalu lintas, kualitas bahan bakar, hasil uji emisi kendaraan,
dan kualitas udara di jalan raya masing-masing kota.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencemaran adalah
peristiwa berubahnya keadaan alam karena adanya unsur-unsur baru atau
meningkatnya sejumlah unsur tertentu, salah satunya adalah pencemaran udara,
pencemaran ini dapat menimbulkan gangguan ringan dan berat terhadap mutu
lingkungan hidup manusia. Antara lain penyebab pencemaran udara adalah adanya
kegiatan industri, kegiatan pertambangan dan kegiatan transportasi. Cara untuk
mengendalikan pencemaran udara salah satunya adalah mengembangkan aturan nilai
ambang batas limbah maksimum yang masih boleh di buang ke lingkungan hidup dan
tidak melebihi kemampuan lingkungan alam untuk mencerna limbah-limbah tersebut.
Adapun cara
mengatasi pencemaran udara antara lain memperkecil penghamburan dan penggunaan
energi di pabrik dan mobil dan menggunakan kendaraan yang irit bahan bakar. Dan
juga ada dampak-dampak dari pencemaran udara antara lain dampak positifnya
menghasilkan karbon dioksida (CO2) untuk tumbuhan berfotosintetis yang dapat
menghasilkan oksigen (O2), dampak negatifnya dapat menimbulkan gangguan pernafasan.
Untuk itu kita harus menjaga lingkungan, terutama udara sekitar agar tidak
tercemar dan terjadi polusi udara.
B. Saran
Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat membahayakan
kehidupan di bumi, dampak yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan dan
tumbuhan saja tetapi juga kepada lapisan ozon bumi.
Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh
pencemaran udara maka sebaiknya perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap
pencemaran udara. Perlunya pengetahuan tentang cara – cara mencegah serta menanggulangi
efek dari pencemaran lingkungan perlu dipelajari dengan seksama. Hal ini
dilakukan agar dampak yang terjadi akibat pencemaran udara dapat di tanggulangi
dan di cegah sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan
Penanggulangan Pencemaran Lingkungan,Departemen Perindustrian R.I, Jakarta.
elearning.usu.ac.id pencemaran udara
id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon.
Joseph M, Patula (1989). The Object of
Environmental Ethics, dalam Environmental
Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan
Pemanfaatan Limbah Industri,diterjemahkan oleh Prof. DR.Ir. Otto
Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.
Management, An International Journal for Decision
Makers and Scientists, Vol 13, Number 3, p. 273.
Saeni (1989), Kimia Lingkungan, PAU-IPB
Bogor.
Wisaksono, W dkk (1981), Peranan Analisa
Kimia Dalam Menunjang Masalah lingkungan Hidup, Seminar Nasional
Metode Analisa Kimia, Bandung.
Comments
Post a Comment