Skip to main content

Makalah Gempa Bumi



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulis ikhlas kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orangtua kami, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan dalam penyusunan makalah ini. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.

Matangglumpangdua, 19 Februari 2019

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Tujuan dan manfaat .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
2.1  Definisi Gempa.......................................................................................
2.2  Jenis-Jenis Gempa...................................................................................
2.3  Penyebab Terjadinya Gempa...................................................................
2.4  Gempa Besar Yang Pernah Terjadi Di Bumi..........................................
2.5  Konsep Bangunan Tahan Gempa............................................................
2.6  Konfigurasi Bangunan Di Daerah Rawan Gempa..................................
2.7  Jenis Struktur Yang Tahan Gempa Untuk Bangunan Beton dan Baja
BAB III PENUTUP.......................................................................................
3.1. Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, di antara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia.
Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar, Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan kita yang sangat sedikit ini.

1.2  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1.      Apa definisi gempa?
2.      Apa saja jenis-jenis gempa?
3.      Apa penyebab terjadinya gempa?
4.      Bagaimana gempa besar yang pernah terjadi di bumi?
5.      Bagaimana konsep bangunan tahan gempa?
6.      Bagaimana konfigurasi bangunan di daerah rawan gempa?
7.      Apa saja jenis struktur yang tahan gempa untuk bangunan beton dan baja?
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui definisi gempa
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis gempa
3.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya gempa
4.      Untuk mengetahui gempa besar yang pernah terjadi di bumi
5.      Untuk mengetahui konsep bangunan tahan gempa
6.      Untuk mengetahui konfigurasi bangunan di daerah rawan gempa
7.      Untuk mengetahui jenis struktur yang tahan gempa untuk bangunan beton dan baja
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Gempa
Sumber : Google

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi adalah peristiwa yang sering terjadi di daerah yang berada pada lokasi geologi yang aktif seperti Indonesia. Gelombang gempa akan tercatat dalam seismograf dalam bentuk grafik. Perbedaan selang waktu antara gelombang sekunder dan gelombang primer dapat dijadikan dasar untuk menentukan letak episentrum gempa dari pos pengamatan. Rumus untuk menentukan jarak episentrum gempa dengan teknik ini dikenal dengan rumus Laska. Untuk menentukan lokasi episentrum gempa diperlukan minimal 3 hasil pencatatan dari pos pengamatan gempa Rumus kelembaban relatif, yaitu:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNasPv_HsiQbDgTde152TaYCpJ0WhrpNCHpAXIj9PyUj18xo3XlwkOEKqcMv49UT_3olwrFycMv9G-zae-mXMmCqoUGtuwvVRJSzWrGO7Hu_SlBJFUS43u4wer-1TnyTfjH4EXPHlXGuQ/s1600/90.png
Keterangan:
 ∆ = Jarak Episentrum
 S = Waktu terjadinya gelombang primer
 P = Waktu terjadinya gelombang sekunder
 1’ = 1 menit

2.2  Jenis-Jenis Gempa
Jenis-jenis gempa, yaitu:
1.      Gempa bumi vulkanik (Gunung Api) Gempa bumi ini terjadi akibat
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2.      Gempa bumi tektonik, Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
3.      Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga berpecah pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,[2]
4.      Gempa bumi runtuhan, Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur
ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
5.      Gempa bumi buatan, Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

2.3  Penyebab Terjadinya Gempa
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.

2.4  Gempa Besar yang Pernah Terjadi di Bumi
Gempa besar yang pernah terjadi di bumi abad 20 dan 21, yaitu:
1.      1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
2.      31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
3.      24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
4.      26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
5.      29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
6.      4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
7.      28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
8.      4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (BucureÅŸti).
9.      16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
10.  19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
11.  7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
12.  21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
13.  12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
14.  30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
15.  17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
16.  17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
17.  25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
18.  17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa
19.  1 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
20.  26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai 13.000 orang.
21.  21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
22.  26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas.
23.  26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
24.  8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala Richter diAsia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang tewas.
25.  27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal.
26.  6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas
27.  12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
28.  3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.
29.  2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
30.  30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9 Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang- Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.

2.5  Konsep Bangunan Tahan Gempa
“Desain struktur tahan gempa didasarkan atas kinerja struktur yang merupakan fungsi kepentingan penggunaan bangunan. Makin penting dan makin berbahaya fungsi bangunan terhadap manusia seperti gudang senjata, maka level desain gaya gempa makin meningkat dengan batas deformasi yang lebih kecil”.
Kita sudah sering mendengar istilah rumah tahan gempa, namun kita tidak tahu bagaimana konsep dari rumah gempa.  Rumah tahan gempa, berdasarkan analisa adalah sebagai berikut:
1.      Konsep Dasar 
https://zaialqudri.files.wordpress.com/2014/03/99d9c-rumahtahangempa-betonbata.jpg?w=200&h=143
Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh akibat gempa. Penerapan konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat sambungan yang cukup kuat di antara berbagai elemen tersebut serta pemilihan material dan pelaksanaan yang tepat.
Konsep rumah contoh yang dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (KMNRT) tidak hanya mengacu kepada konsep desain tahan gempa saja, akan tetapi mencakup konsep pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat dalam membangun rumah, serta aspek kemudahan pelaksanaan.
2.      Pondasi
https://zaialqudri.files.wordpress.com/2014/03/aaf88-rumahtahangempa-gambar3.jpg?w=320&h=125
Pondasi menggunakan sistem pondasi batu kali menerus, dimana hubungan antara sloof dengan pondasi dipergunakan angker setiap 0.5 meter. Hal ini dimaksudkan supaya ada keterikatan antara pondasi dengan sloof, sehingga pada saat terjadinya gempa ikatan antara pondasi dengan sloof tidak lepas.
Berikut merupakan konsep bangunan tahan gempa, yaitu:
1.     

Dinding yang dipakai merupakan perpaduan antara kebiasaan masyarakat setempat yang menggunakan material kayu dan dinding yang terbuat dari batu-bata. Untuk menyatukan dinding dengan kolom maupun sloof, dipergunakan angker yang dipasang pada jarak 0.3 meter. Untuk mengatasi adanya gaya horisontal akibat gempa, maka pada dinding di pasang pengikat silang sebagai pengaku. Setiap bukaan yang cukup lebar seperti : pintu, jendela harus dipasang balok lintel. Dalam desain bangunan ini balok lintel disatukan dengan kayu kusen atas.

 
https://zaialqudri.files.wordpress.com/2014/03/a9044-rumahtahangempa-konstr19.jpg?w=200&h=171Dinding




2.      https://zaialqudri.files.wordpress.com/2014/03/e6ba6-rumahtahangempa-kolom.jpg?w=200&h=179Kolom

Kolom menggunakan material kayu dengan ukuran yang ada di pasaran yaitu ukuran 2 x 5/10. Pemakaian ukuran yang ada dipasaran, dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk menahan gaya geser akibat gempa, maka pada ujung bawah kolom dipasang plat berbentu U yang ditanam dalam adukan beton sloof. Untuk menjamin adanya satu kesatuan antara kolom dengan rangka kuda-kuda, maka salah satu batang diagonal kuda-kuda dipanjangkan sampai ke kolom. Sementara itu untuk menghindari terlepasnya kusen pintu/jendela, maka batang horisontal kusen pintu/jendela.

3.      Atap
https://zaialqudri.files.wordpress.com/2014/03/bcb02-rumahtahangempa-atap.jpg?w=200&h=189
Kuda-kuda menggunakan material kayu dengan atap menggunakan seng. Metoda sambungan yang dipergunakan sangat sederhana, hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk memperkuat hubungan antara batang dan menjaga stabilitasnya, maka hubungan antara batang membentuk segitiga. Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan kuda-kuda lainnya menggunakan batang pengaku dan batang pengaku di badan bangunan yang biasa disebut dengan batang lintelBeberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah sambungan antar batang horisontal jangan terletak pada titik buhul, hal ini untuk menghindari terjadinya lendutan, harus dihamai antara sambungan tarik dan sambungan tekan.
Plafon pada overstek menggunakan kisi-kisi ukuran 2/3, hal ini dikamsudkan untuk memberikan sirkulasi udara yang lebih baik, mengingat atap yang dipergunakan adalah seng yang cukup panas.

2.6  Konfigurasi Bangunan di Daerah Rawan Gempa
Peraturan pembebanan gempa untuk gedung mempunyai latar belakang konsep desain serta pembatasan pembatasan tentang pemakaiannya. Tanpa pengertian tentang pemahaman  ini dapat menyebabkan gaya gaya desain tidak sesuai dengan kenyataan sifat dinamis struktur. Pengaruh konfigurasi geometri, termasuk aspek-aspek simetri, baik dalam arah horisontal (denah) dan arah vertikal serta pengaruh dari sistem elemen struktur penahan gempa penting untuk diperhatikan dalam perencanaan struktur tahan gempa.
Beberapa prinsip umum yang dapat digunakan sebagai desain konseptual di bawah beban gempa adalah sebagai berikut :
a)      Sederhana dalam sistem struktur
b)      Keseragaman dan  simetri
c)      Redundancy
d)     Ketahanan dan kekakuan dalam dua arah
e)      Ketahanan dan kekakuan terhadap torsi
f)       Aksi diagframa dalam system lantai kaku
g)      Fundasi yang cukup kuat
Struktur yang dibangun di Indonesia harus mengikuti PPTGIURG 1987. Peraturan Tahan Gempa mensyaratkan beban minimum yang harus dipikul oleh struktur termasuk distribusi gaya gempa dan petunjuk tentang tipe dan bentuk struktur yang akan dibangun, sedemikian rupa sehingga berperilaku dan memberikan respon yang baik selama gempa berlangsung. Beberapa hal yang penting untuk diperhatikan dalam perencanaan struktur diantaranya adalah sebagai berikut :
a)      Sistem struktur tahan gempa
b)      Konfigurasi struktur yang mempengaruhi respon terhadap beban gempa
c)      Diskontinuitas dari kekuatan dan kekakuan struktur
d)     Distribusi gaya gempa

Beberapa prinsip umum yang dapat digunakan sebagai desain konseptual dibawah beban gempa adalah sebagai berikut :
a)      Sederhana dalam sistem struktur
b)      Keseragaman dan  simetri
c)      Redundancy
d)     Ketahanan dan kekakuan dalam dua arah
e)      Ketahanan dan kekakuan terhadap torsi
f)       Aksi diagframa dalam system lantai kaku
g)      Fundasi yang cukup kuat
h)      Setelah badan pondasi batu kali sudah dibuat maka langkah selanjutnya adalah membuat balok pengikat pondasi (sloof) yang terbuat dari beton. Fungsi sloof ini mendistribusikan beban bangunan secara merata ke badan pondasi. Penggunaan sloof tidak hanya berlaku pada pondasi menerus tapi juga pada pondasi stempat dengan tujuan yang kurang lebih sama. Pada pondasi batu kali, badan sloof perlu diikat dengan angker di sepanjang jarak setengah meter agar kedudukan sloof benar-benar kokoh diatas pondasi.

Pada struktur akibat pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis yang ekivalen, dengan tujuan penyederhanaan dan kemudahan di dalam perhitungan. Metode ini disebut Metode Gaya Lateral Ekivalen (Equivalent Lateral Force Method).Pada metode ini diasumsikan bahwa gaya horizontal akibat gempa yang bekerja pada suatu elemen struktur, besarnya ditentukan berdasarkan hasil perkalian antara suatu konstanta berat atau massa dari elemen struktur tersebut. Beban geser dasar nominal satatik ekivalen V ( base shear ) yang terjadi di tingkat dasar dapat dihitung menurut persamaan :
https://cdn-images-1.medium.com/max/1600/0*bXhI1Y3UkPQs6byg.jpg
C1 = nilai faktor respons gempa
C1 = didapat dari spektrum respon gempa rencana, yang harus diketahui terlebih dahulu waktu getar alami fundamental T1.
I = faktor keutamaan ( semakin penting nilai bangunan semakin tinggi nilai I)
R = Faktor reduksi gempa
Wi = berat total gedung
Beban geser dasar nominal V tersebut harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban-beban nominal statik ekuivalen Fi pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan :
https://cdn-images-1.medium.com/max/1600/0*8_4vGwJZGcDpcUkS.jpg
Wi = berat lantai ke-i termasuk beban hidup yang sesuai
Zi = ketinggian lantai tingkat ke-i
n = nomor lantai tingkat paling atas

2.7  Jenis Struktur yang Tahan Gempa Untuk Bangunan Beton dan Baja
Konsep hunian tahan gempa adalah bangunan yang dapat bertahan dari keruntuhan akibat getaran gempa, serta memiliki fleksibilitas untuk meredam getaran. Prinsipnya pada dasarnya ada dua, yaitu kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman. Prinsip kekakuan struktur rumah menjadikan struktur lebih solid terhadap goncangan. Terbukti, struktur kaku seperti beton bertulang jika dibuat dengan baik dapat meredam getaran gempa dengan baik. Hal ini berarti perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh struktur yang dibuat pada saat pembangunan agar dapat lebih kuat dan lebih kaku. Kekakuan struktur dapat menghindarkan kemungkinan bangunan runtuh saat gempa terjadi. Kolom-kolom dan balok pengikat harus kuat dan ditopang oleh pondasi yang baik pula.
https://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/08/portal-4.png?w=604https://sanggapramana.files.wordpress.com/2010/08/portal-6.png?w=604



a)      Beton
Beton yang digunakan untuk beton bertulang dapat menggunakan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Air yang digunakan adalah ½ dari berat semen (FAS 0,5). Mutu yang diharapkan dapat tercapai dari perbandingan ini adalah 150 kg/cm2
b)      Baja
Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad kesembilan belas ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Baja merupakan bahan yang mempunyai sifatstruktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh karena itu baja adalah elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan beban jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang hampir sama. Berat jenis baja tinggi, tetapi perbandingan antara kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.
Di samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifatsifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan yang sangat umum dipakai dewasa ini.
Dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi bila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga. memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai. 
Semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana. 
Sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya terjadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
a)      Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
b)      Tipe gempa bumi adalah gempa tektonik dan gempa vulkanik.
c)      Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi
akan terjadi.
d)     Konsep hunian tahan gempa adalah bangunan yang dapat bertahan dari keruntuhan akibat getaran gempa, serta memiliki fleksibilitas untuk meredam getaran. Prinsipnya pada dasarnya ada dua, yaitu kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman.

3.2  Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa diprediksikan
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
a)      Menentukan tempat-tempat berlindung yang aman jika terjadi
gempa bumi.
b)      Menyediakan air minum untuk keperluan darurat.
c)      Menyiapkan tas ransel yang berisi (atau dapat diisi) barangbarang
yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.

DAFTAR PUSTAKA

Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa bumi. Harmoni. Jogjakarta.

Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan Pariwira. Yogyakarta.

Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan Penanggulangannya. Penerbit Erlangga. Jakarta.

http://nidaririn.blogspot.com/


http://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html


Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER

PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER DISUSUN OLEH:               NAMA              :                NPM                  :                MK                    : APLIKASI KOMPUTER               DOSEN             :                                       , M.Kom            ...

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA DISUSUN OLEH: NAMA              :          NPM                 :          DOSEN             :           PRODI              :         PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullahi wabaraokatuh Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan observasi dan menulis laporan hasil observasi tepat pada waktunya. Dan ucapan terimakasi...

STUDI KASUS MISKOMUNIKASI ANTARA PIMPINAN DAN KARYAWAN PT CAHAYA MITRA UTAMA

STUDI KASUS MISKOMUNIKASI ANTARA PIMPINAN DAN KARYAWAN PT CAHAYA MITRA UTAMA DISUSUN OLEH : NAMA            :  NPM                :  MK                  : KEPEMIMPINAN PRODI            : ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 Studi Kasus : Miskomunikasi antara pimpinan dan karyawan PT Cahaya Mitra Utama Miskomunikasi adalah salah satu akibat dari proses komunikasi yang tidak bisa diterima baik oleh kedua pihak, yang menyebabkan tujuan atau misi dari komunikasi tersebut tidak tercapai. Miskomunikasi biasa terjadi pada komunikasi antara kedua pihak. Miskomunikasi biasanya dikarenakan salah satu pihak tidak mengerti de...