KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Pada
kesempatan ini, dengan tulis ikhlas kami menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orangtua kami, Bapak /Ibu guru dan teman-teman yang telah memberikan
bantuan dan partisipasinya baik dalam bentuk moril maupun materiil untuk keberhasilan
dalam penyusunan makalah ini. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini
ada guna dan manfaatnya bagi para pembaca. Amin.
Matangglumpangdua,
19 Februari 2019
Penulis
|
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................
1.2 Tujuan dan manfaat .........................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
2.1
Definisi Gempa.......................................................................................
2.2
Jenis-Jenis Gempa...................................................................................
2.3
Penyebab Terjadinya Gempa...................................................................
2.4
Gempa Besar Yang Pernah Terjadi Di Bumi..........................................
2.5
Konsep Bangunan Tahan Gempa............................................................
2.6
Konfigurasi Bangunan Di Daerah Rawan Gempa..................................
2.7
Jenis Struktur Yang Tahan Gempa Untuk Bangunan Beton dan Baja
BAB III PENUTUP.......................................................................................
3.1. Kesimpulan......................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sampai saat
ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup
seluruh makhluk, di antara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh
karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup
penghuninya termasuk manusia.
Di jagat
raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan
mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya. Dari hal ini kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa ruang lingkup ilmu kita masih sangat kecil bila dibandingkan
dengan luasnya jagat raya. Ini juga merupakan bukti bahwa Allah Maha Besar,
Maha Mengetahui atas segalanya dan kita tidak sepatutnya sombong dengan pengetahuan
kita yang sangat sedikit ini.
1.2
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Apa definisi
gempa?
2. Apa saja
jenis-jenis gempa?
3. Apa penyebab
terjadinya gempa?
4. Bagaimana
gempa besar yang pernah terjadi di bumi?
5. Bagaimana
konsep bangunan tahan gempa?
6. Bagaimana
konfigurasi bangunan di daerah rawan gempa?
7. Apa saja
jenis struktur yang tahan gempa untuk bangunan beton dan baja?
1.3 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui definisi gempa
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis gempa
3.
Untuk mengetahui penyebab terjadinya gempa
4.
Untuk mengetahui gempa besar yang pernah terjadi di bumi
5.
Untuk mengetahui konsep bangunan tahan gempa
6.
Untuk mengetahui konfigurasi bangunan di daerah rawan gempa
7.
Untuk mengetahui jenis struktur yang tahan gempa untuk bangunan beton dan
baja
BAB II
PEMBAHASAN
Gempa bumi
adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan
untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita
walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang
terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi adalah peristiwa yang sering terjadi di daerah yang berada pada
lokasi geologi yang aktif seperti Indonesia. Gelombang gempa akan tercatat
dalam seismograf dalam bentuk grafik. Perbedaan selang waktu antara gelombang
sekunder dan gelombang primer dapat dijadikan dasar untuk menentukan letak
episentrum gempa dari pos pengamatan. Rumus untuk menentukan jarak episentrum
gempa dengan teknik ini dikenal dengan rumus Laska. Untuk menentukan lokasi
episentrum gempa diperlukan minimal 3 hasil pencatatan dari pos pengamatan
gempa Rumus kelembaban relatif, yaitu:
Keterangan:
∆ = Jarak Episentrum
S = Waktu terjadinya gelombang
primer
P = Waktu terjadinya gelombang
sekunder
1’ = 1 menit
2.2 Jenis-Jenis
Gempa
Jenis-jenis gempa, yaitu:
1. Gempa bumi vulkanik (Gunung Api) Gempa bumi ini terjadi akibat
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempa bumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik, Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya
aktivitas
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang
mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempa bumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi.
3. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang
terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga berpecah pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,[2]
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga berpecah pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Gempa bumi tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB,[2]
4. Gempa bumi runtuhan, Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah
kapur
ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.
5. Gempa bumi buatan, Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
2.3 Penyebab
Terjadinya Gempa
Kebanyakan
gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang
dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar
dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan
lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi. Gempa
bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi
lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami transisi fase pada kedalaman
lebih dari 600 km.
Beberapa
gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung
berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi
atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit
listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga
dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan
memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang
disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
2.4
Gempa Besar yang Pernah Terjadi di Bumi
Gempa besar
yang pernah terjadi di bumi abad 20 dan 21, yaitu:
1. 1 September 1923 - Di Yokohama,
Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa.
2. 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada
ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang.
3. 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile
dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian.
4. 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan,
Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
5. 29 Februari 1960 - Di barat daya
pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan
kira-kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir.
6. 4 Februari 1976 - Di Guatemala,
berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
7. 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina,
berukuran 7,8 pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
8. 4 Maret 1977 - Vrancea, timur
Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya
seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian besar dari ibu
kota Rumania, Bukares (BucureÅŸti).
9. 16 September 1978 - Di timur laut
Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
10. 19 September 1985 - Di Mexico Tengah
dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
11. 7 Desember 1988 - Barat laut
Armenia, berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
12. 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran,
berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa.
13. 12 Desember 1992 - Di Flores,
Indonesia berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
14. 30 September 1993 - Di Latur, India
dengan ukuran 6,0 pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
15. 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang
dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
16. 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang
dengan ukuran 7,2 skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
17. 25 Januari 1999 - Barat Colombia,
pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
18. 17 Agustus 1999 - barat Turki,
berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut 17.000 nyawa
19. 1 September 1999 - Taiwan, berukuran
7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
20. 26 Januari 2001 - India, berukuran
7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah
korban mencapai 13.000 orang.
21. 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan,
berukuran 5,8 pada skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
22. 26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat
di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan lebih
dari 41.000 orang tewas.
23. 26 Desember 2004 - Gempa bumi
dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara
sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia. Bencana alam ini
telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa.
24. 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar
berkekuatan 7,6 skala Richter diAsia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan;
lebih dari 1.500 orang tewas.
25. 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik
kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei
2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut
berkekuatan 5,9 pada skala Richter. United States Geological Survey melaporkan
6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas, dan lebih dari 300.000
keluarga kehilangan tempat tinggal.
26. 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik
mengguncang provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang
tewas
27. 12 September 2007 - Gempa Bengkulu
dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter
28. 3 Januari 2009 - Gempa bumi
berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua.
29. 2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3
Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga
Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah
pastinya karena terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
30. 30 September 2009, Gempa bumi
Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran patahan
Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9
Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang- Pariaman, Indonesia.
Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam
reruntuhan bangunan.
2.5
Konsep Bangunan Tahan Gempa
“Desain struktur tahan
gempa didasarkan atas kinerja struktur yang merupakan fungsi kepentingan
penggunaan bangunan. Makin penting dan makin berbahaya fungsi bangunan terhadap
manusia seperti gudang senjata, maka level desain gaya gempa makin meningkat
dengan batas deformasi yang lebih kecil”.
Kita sudah sering
mendengar istilah rumah tahan gempa, namun kita tidak tahu bagaimana konsep
dari rumah gempa. Rumah tahan gempa, berdasarkan analisa adalah sebagai
berikut:
1. Konsep Dasar
Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat
seluruh elemen rumah menjadi satu kesatuan yang utuh, yang tidak lepas/runtuh
akibat gempa. Penerapan konsep tahan gempa antara lain dengan cara membuat
sambungan yang cukup kuat di antara berbagai elemen tersebut serta pemilihan
material dan pelaksanaan yang tepat.
Konsep rumah contoh yang dikembangkan Kantor Menteri Negara Riset dan
Teknologi (KMNRT) tidak hanya mengacu kepada konsep desain tahan gempa saja,
akan tetapi mencakup konsep pemanfaatan material setempat, budaya masyarakat
dalam membangun rumah, serta aspek kemudahan pelaksanaan.
2.
Pondasi
Pondasi menggunakan
sistem pondasi batu kali menerus, dimana hubungan antara sloof dengan pondasi
dipergunakan angker setiap 0.5 meter. Hal ini dimaksudkan supaya ada keterikatan
antara pondasi dengan sloof, sehingga pada saat terjadinya gempa ikatan antara
pondasi dengan sloof tidak lepas.
Berikut merupakan konsep
bangunan tahan gempa, yaitu:
1.
Dinding
|
Kolom menggunakan
material kayu dengan ukuran yang ada di pasaran yaitu ukuran 2 x 5/10.
Pemakaian ukuran yang ada dipasaran, dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat
dalam mencontoh. Untuk menahan gaya geser akibat gempa, maka pada ujung bawah
kolom dipasang plat berbentu U yang ditanam dalam adukan beton sloof. Untuk
menjamin adanya satu kesatuan antara kolom dengan rangka kuda-kuda, maka salah
satu batang diagonal kuda-kuda dipanjangkan sampai ke kolom. Sementara itu
untuk menghindari terlepasnya kusen pintu/jendela, maka batang horisontal kusen
pintu/jendela.
3. Atap
Kuda-kuda menggunakan
material kayu dengan atap menggunakan seng. Metoda sambungan yang dipergunakan
sangat sederhana, hal ini untuk memudahkan masyarakat dalam mencontoh. Untuk
memperkuat hubungan antara batang dan menjaga stabilitasnya, maka hubungan
antara batang membentuk segitiga. Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan
kuda-kuda lainnya menggunakan batang pengaku dan batang pengaku di badan
bangunan yang biasa disebut dengan batang lintelBeberapa aspek yang perlu
diperhatikan adalah sambungan antar batang horisontal jangan terletak pada
titik buhul, hal ini untuk menghindari terjadinya lendutan, harus dihamai
antara sambungan tarik dan sambungan tekan.
Plafon pada overstek
menggunakan kisi-kisi ukuran 2/3, hal ini dikamsudkan untuk memberikan
sirkulasi udara yang lebih baik, mengingat atap yang dipergunakan adalah seng yang
cukup panas.
2.6 Konfigurasi Bangunan di Daerah Rawan Gempa
Peraturan
pembebanan gempa untuk gedung mempunyai latar belakang konsep desain serta
pembatasan pembatasan tentang pemakaiannya. Tanpa pengertian tentang
pemahaman ini dapat menyebabkan gaya gaya desain tidak sesuai dengan
kenyataan sifat dinamis struktur. Pengaruh konfigurasi geometri, termasuk
aspek-aspek simetri, baik dalam arah horisontal (denah) dan arah vertikal serta
pengaruh dari sistem elemen struktur penahan gempa penting untuk diperhatikan
dalam perencanaan struktur tahan gempa.
Beberapa prinsip umum
yang dapat digunakan sebagai desain konseptual di bawah beban gempa adalah
sebagai berikut :
a) Sederhana dalam sistem struktur
b) Keseragaman dan simetri
c) Redundancy
d) Ketahanan dan kekakuan dalam dua arah
e) Ketahanan dan kekakuan terhadap torsi
f) Aksi diagframa dalam system lantai kaku
g) Fundasi yang cukup kuat
Struktur
yang dibangun di Indonesia harus mengikuti PPTGIURG 1987. Peraturan Tahan Gempa
mensyaratkan beban minimum yang harus dipikul oleh struktur termasuk distribusi
gaya gempa dan petunjuk tentang tipe dan bentuk struktur yang akan dibangun,
sedemikian rupa sehingga berperilaku dan memberikan respon yang baik selama
gempa berlangsung. Beberapa
hal yang penting untuk diperhatikan dalam perencanaan struktur diantaranya
adalah sebagai berikut :
a) Sistem struktur tahan gempa
b) Konfigurasi struktur yang mempengaruhi respon
terhadap beban gempa
c) Diskontinuitas dari kekuatan dan kekakuan struktur
d) Distribusi gaya gempa
Beberapa
prinsip umum yang dapat digunakan sebagai desain konseptual dibawah beban gempa
adalah sebagai berikut :
a) Sederhana dalam sistem struktur
b) Keseragaman dan simetri
c) Redundancy
d) Ketahanan dan kekakuan dalam dua arah
e) Ketahanan dan kekakuan terhadap torsi
f) Aksi diagframa dalam system lantai kaku
g) Fundasi yang cukup kuat
h)
Setelah badan pondasi batu kali
sudah dibuat maka langkah selanjutnya adalah membuat balok pengikat pondasi
(sloof) yang terbuat dari beton. Fungsi sloof ini mendistribusikan beban
bangunan secara merata ke badan pondasi. Penggunaan sloof tidak hanya berlaku
pada pondasi menerus tapi juga pada pondasi stempat dengan tujuan yang kurang
lebih sama. Pada pondasi batu kali, badan sloof perlu diikat dengan angker di
sepanjang jarak setengah meter agar kedudukan sloof benar-benar kokoh diatas
pondasi.
Pada struktur akibat pergerakan tanah dengan gaya-gaya statis
yang ekivalen, dengan tujuan penyederhanaan dan kemudahan di dalam perhitungan.
Metode ini disebut Metode Gaya Lateral Ekivalen (Equivalent Lateral Force
Method).Pada metode ini diasumsikan bahwa gaya horizontal akibat gempa yang
bekerja pada suatu elemen struktur, besarnya ditentukan berdasarkan hasil
perkalian antara suatu konstanta berat atau massa dari elemen struktur
tersebut. Beban geser dasar nominal satatik ekivalen V ( base shear )
yang terjadi di tingkat dasar dapat dihitung menurut persamaan :
C1 = nilai
faktor respons gempa
C1 = didapat
dari spektrum respon gempa rencana, yang harus diketahui terlebih dahulu waktu
getar alami fundamental T1.
I = faktor
keutamaan ( semakin penting nilai bangunan semakin tinggi nilai I)
R = Faktor
reduksi gempa
Wi = berat
total gedung
Beban geser
dasar nominal V tersebut harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung
menjadi beban-beban nominal statik ekuivalen Fi pada pusat massa lantai tingkat
ke-i menurut persamaan :
Wi = berat
lantai ke-i termasuk beban hidup yang sesuai
Zi =
ketinggian lantai tingkat ke-i
n = nomor
lantai tingkat paling atas
2.7 Jenis Struktur yang Tahan Gempa Untuk
Bangunan Beton dan Baja
Konsep
hunian tahan gempa adalah bangunan yang dapat bertahan dari keruntuhan akibat
getaran gempa, serta memiliki fleksibilitas untuk meredam getaran. Prinsipnya
pada dasarnya ada dua, yaitu kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman.
Prinsip kekakuan
struktur rumah menjadikan struktur lebih solid terhadap goncangan. Terbukti,
struktur kaku seperti beton bertulang jika dibuat dengan baik dapat meredam
getaran gempa dengan baik. Hal ini berarti perlu diperhatikan dengan
sungguh-sungguh struktur yang dibuat pada saat pembangunan agar dapat lebih
kuat dan lebih kaku. Kekakuan struktur dapat menghindarkan kemungkinan bangunan
runtuh saat gempa terjadi. Kolom-kolom dan balok pengikat harus kuat dan
ditopang oleh pondasi yang baik pula.
a)
Beton
Beton yang digunakan untuk beton
bertulang dapat menggunakan perbandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Air
yang digunakan adalah ½ dari berat semen (FAS 0,5). Mutu yang diharapkan dapat
tercapai dari perbandingan ini adalah 150 kg/cm2
b) Baja
Penggunaan
baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad kesembilan
belas ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan
dengan skala yang luas. Baja merupakan bahan yang mempunyai
sifatstruktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama
kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh karena itu baja adalah
elemen struktur yang memiliki batasan sempurna yang akan menahan
beban jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas
yang hampir sama. Berat jenis baja tinggi, tetapi perbandingan antara
kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja
tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat
bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin
bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien.
Di
samping kekuatannya yang besar untuk menahan kekuatan tarik dan tekan
tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai sifatsifat lain yang
menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu bahan bangunan
yang sangat umum dipakai dewasa ini.
Dewasa
ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan
dengan kekuatan tegangan tekan lelehnya (Fy) atau oleh tegangan tarik
batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya,
tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi bila
dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal
ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban
mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga.
memberikan kelebihan ruang dan volume yang dapat dimanfaatkan akibat
langsingnya profil-profil yang dipakai.
Semua
bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga
satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan
bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari
komponen-komponen konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap digunakan
bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk
membuat bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan
dengan mudah karena komponen-komponen baja biasanya mempunyai bentuk
standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh di
mana-mana.
Sifat-sifat
baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat
terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan
elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan berperilaku sesuai dengan yang
diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya
proses pemborosan yang biasanya terjadi dalam perencanaan akibat adanya
berbagai ketidakpastian.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
a)
Gempa bumi adalah getaran yang
terjadi permukaan bumi.
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
b)
Tipe gempa bumi adalah gempa
tektonik dan gempa vulkanik.
c)
Gempa bumi disebabkan oleh pelepasan
energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi
akan terjadi.
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi
akan terjadi.
d)
Konsep
hunian tahan gempa adalah bangunan yang dapat bertahan dari keruntuhan akibat
getaran gempa, serta memiliki fleksibilitas untuk meredam getaran. Prinsipnya
pada dasarnya ada dua, yaitu kekakuan struktur dan fleksibilitas peredaman.
3.2 Saran
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa
diprediksikan
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :
a)
Menentukan tempat-tempat berlindung
yang aman jika terjadi
gempa bumi.
gempa bumi.
b)
Menyediakan air minum untuk
keperluan darurat.
c)
Menyiapkan tas ransel yang berisi
(atau dapat diisi) barangbarang
yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.
yang sangat dibutuhkan di tempat pengungsian.
DAFTAR
PUSTAKA
Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi
gempa bumi. Harmoni. Jogjakarta.
Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT.
Intan Pariwira. Yogyakarta.
Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan
Penanggulangannya. Penerbit Erlangga. Jakarta.
http://nidaririn.blogspot.com/
http://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-bencana_23.html
Comments
Post a Comment