a.
Pengertian SPSS Dan Keunggulan SPSS
SPSS adalah sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis
statistika. SPSS dipublikasikan oleh SPSS Inc.
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences atau Paket Statistik
untuk Ilmu Sosial) versi pertama dirilis pada tahun 1968, diciptakan oleh
Norman Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford University,
yang sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan
Profesor Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago.
SPSS adalah salah satu program yang paling banyak digunakan untuk analisis
statistika ilmu sosial. SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan,
perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran, dan
sebagainya. Selain analisis statistika, manajemen data (seleksi kasus,
penajaman file, pembuatan data turunan) dan dokumentasi data (kamus metadata
ikut dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari software dasar
SPSS.
b.
Fungsi
Penggunaan SPSS (Statistical Package for the Social Science)
SPSS merupakan program aplikasi untuk melakukan perhitungan statistik
dengan menggunakan komputer. Yang perlu dikakuan adalah mendesain
variabel yang akan dianalisis, memasukkan data, dan melakukan perhitungan
dengan menggunakan tahapan yang ada pada menu yang tersedia. Setelah itu, hasil
perhitungan dianalisis.
c. Langkah-langkah Analisis
Korelasi dengan SPSS versi 21
1. Buka program
SPSS, klik Variable View, Selanjutnya, pada bagian Name tulis saja X1, X2 dan
Y, pada Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan
Motivasi, Minat ,dam Prestasi.
2. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data Motivasi, Minat dan Prestasi yang sudah dipersiapkan tadi.
4. Muncul kotak dialog dengan nama Bivariate Correlations, Masukkan variabel Motivasi (X1) dan Minat (X2) dan Prestasi (Y) pada kotak Variables, selanjutnya, pada kolom Correlation Coefficient, pilih Pearson, lalu untuk kolom Test of Significant, Pilih Two-tailed, dan centang pada Flag Significant Correlations, terakhir klik Ok untuk mengakhiri perintah.
Berdasarkan output di atas, kita akan melakukan pernarikan kesimpulan dengan merujuk pada dasar pengambilann keputusan uji korelasi.
d..Contoh penggunaan program SPSS
Perhitungan Chi- Square:
·
Contoh kasus:
Saat musim mangga, dilakukan penelitian pada 48 pasien di Puskesmas A. Data
lengkap pada tabel di bawah ini.
Apakah ada hubungan antara konsumsi mangga dengan kejadian diare di wilayah XX, Puskesmas A? Chi tabel : 3, 841
Langkah-langkah yang dilakukan:
Apakah ada hubungan antara konsumsi mangga dengan kejadian diare di wilayah XX, Puskesmas A? Chi tabel : 3, 841
Langkah-langkah yang dilakukan:
·
Menentukan hipotesis
H0 : Tidak ada hubungan antara kejadian diare dengan konsumsi mangga
Ha : Ada hubungan antara kejadian diare dengan konsumsi mangga
1. Buka program SPSS
Ha : Ada hubungan antara kejadian diare dengan konsumsi mangga
1. Buka program SPSS
2. Klik variable view yang ada pada bagian kiri bawah. Lalu isi variabel
yang sesuai. Tuliskan nama variabel ‘sakit’ dan ‘perilaku’, tipe data
(numerik), label. Pada values, isikan label values variabel sakit dengan angka
1=sakit dan 2=tidak sakit. Lalu label values variabel perilaku 1 = makan mangga
dan 2 = tidak makan mangga.
3. Klik ‘Data View’. Pada kolom ‘sakit’, masukkan angka 1 (sakit) dari
baris 1-30, dan angka 2 (tidak sakit) dari baris 31-48. Kemudian pada kolom
‘perilaku’, tuliskan angka 1 dari baris 1-21, angka 2 pada baris 22-30. Lalu
angka 1 lagi pada baris 31-38, dan angka 2 pada baris 39-48.
4. Klik ‘analyze’ pada deretan menu. Pilih ‘Descriptive statistic’,
kemudian klik ‘crosstab’.
Akan muncul sebuah jendela Crosstab. Klik variabel ‘perilaku’ dan masukkan
ke ‘row’. Lalu variabel ‘sakit’ pada ‘coloumn’. Pada bagian ‘Statistics’ beri
tanda conteng pada ‘chi-square’. Lalu klik OK.
5. Akan muncul output seperti di bawah ini.
e..Output SPSS
Hasil perhitungannya terlihat seperti pada tabel di bawah ini.
Jadi nilai yang dilihat untuk tabel 2×2 adalah pada pada ‘b’, nilainya 0,
066. Lebih kecil dibanding Chi tabel. Maka Ho diterima. Yang artinya bahwa
tidak ada hubungan antara kejadian diare dengan konsumsi mangga.
Contoh di atas hanya segelintir dari pemanfaatan program SPSS untuk
mempermudah perhitungan statistik. Ada banyak pilihan analisa yang bisa
digunakan sesuai penelitian yang dilakukan.
f..Output Tabel Statistik
Tabel statistik ditunjukkan seperti Gambar 5.10 di
bawah, terlihatbeberapa hal hasil pengolahan yang dapat dijelaskan
sebagaiberikut.
•
N menunjukkan jumlah data yang diproses, yaitu 20
buahdata.
•
Mean menunjukkan rata-rata dari masing-masing
variabelsemua responden.
•
Median menunjukkan titik tengah data, yaitu jika data diurut-kan
dan dibagi dua sama besar.
•
Mode menunjukkan nilai yang paling sering muncul
dalamsuatu range statistik.
•
Standard deviasi menunjukkan dispersi rata-rata dari
sampel.
78
•
Minimum menunjukkan data terkecil dari sekelompok
varia-bel.
•
Maximum menunjukkan nilai data yang terbesar,
demikianseterusnya.
Gambar 5.10. Tabel Statistik
Output Tabel Frekuensi
Output berikutnya dari hasil pengolahan data di atas
yang masihtampil pada lembar analisa ini adalah tabel Frekuensi. Tabel inimenunjukkan
frekuensi kemunculan data seperti Gambar 5.11.Pada output tersebut dapat
dijelaskan beberapa hal sebagaiberikut.
•
Frequency
, menunjukkan jumlah responden yang memilikiumur
tertentu. Seperti responden dengan umur 16 tahun ada1 orang, responden dengan
umur 18 tahun ada 1 orang,demikian seterusnya.
79
•
Percent
, menunjukkan prosentase dari jumlah data
yangmemiliki tinggi tertentu.
Percent
, menunjukkan prosentase dari jumlah data
yangmemiliki tinggi tertentu.
Gambar 5.11. Tabel Frequency Umur Gambar
5.12. Frekuensi Pendidikan
Dari tabel frekuensi Pendidikan pada Gambar
5.12 bisa dilihatbahwa terdapat 2 reponden yang lulusan SD, 1 reponden
yanglulusan SMP, dan 4 responden yang lulusan SMA, serta 1 respon-den lulusan
Perguruan Tinggi.
80
Gambar 5.13. Frekuensi Jenis Kelamin
Dari table frekuensi Jenis kelamin bisa dilihat
bahwa ada 3 res-ponden yang jenis kelamin laki-laki dan 5 responden yang
me-miliki jenis kelamin perempuan.
Gambar 5.14. Frekuensi Keterangan
Sedangkan dari tabel keterangan bisa dilihat
bahwa terdapat 3responden mengatakan setuju, 3 responden mengatakan ragu-ragu,
dan 3 responden juga yang menyatakan tidak setuju.
Output Grafik
Output terakhir yang ada dalam lembar data
output adalahtampilan grafik
bar chart.
Laporan berbentuk grafik ini akan cukuppenting
karena mempermudah pemakai untuk memahami secaracepat isi dari sebuah laporan
yang disajikan.
81
Gambar 5.15. Output Grafik
Prosedur Descriptives
Statistik dengan analisis deskriptif,
sebenarnya hampir samadengan statistik frekuensi, yaitu menghasilkan analisa
dispersi(standard deviasi, minimum, maksimum), distribusi (kurtosis,skewness)
dan
mean
,
sum,
dan lain sebagainya.Analisis ini juga memiliki
kegunaan pokok untuk melakukanpengecekan terhadap input data, mengingat bahwa
analisis iniakan menghasilkan resume data secara umum. Seperti
berapa jumlah responden laki-laki, berapa jumlah responden perempuan,dan
sebagainya. Disamping itu, analisis ini juga memiliki kegu-naan untuk
menyediakan informasi deskripsi data dan demografisampel yang diambil.Sebagian
besar analisis statistik memang dikalkulasi mengguna-kan prosedur frekuensi,
tetapi prosedur analisis deskritif memilikikeunggulan, yaitu lebih efisien
dalam beberapa hal karena tidakmelakukan sorting atau pengurutan data nilai ke
tabel frekuensi.
Gambar
5.15. Output Grafik
Output Grafik
Output terakhir yang ada dalam lembar data output
adalahtampilan grafik
bar chart.
Laporan berbentuk grafik ini akan cukuppenting karena
mempermudah pemakai untuk memahami secaracepat isi dari sebuah laporan yang
disajikan.
Gambar 5.12. Frekuensi Pendidikan
Dari tabel frekuensi Pendidikan pada Gambar 5.12 bisa
dilihatbahwa terdapat 2 reponden yang lulusan SD, 1 reponden yanglulusan SMP,
dan 4 responden yang lulusan SMA, serta 1 respon-den lulusan Perguruan Tinggi.
Statistik
Deskriptif dengan SPSS
Statistik selalu
digunakan ketika parameter yang
menggambarkan karakteristik populasi tidak
diketahui. Statistik akan mengambil sebagian (kecil) dari populasi untuk
dilakukan pengukuran, kemudian hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai
kesimpulan terhadap keseluruhan populasi. Sebagian (kecil) dari populasi
tersebut dinamakan sampel. Ibarat
kita ingin mengetahui rasa sepanci sayur asam, kita tidak perlu menenggak satu
panci tapi cukup mencicipinya sebanyak satu sendok.
Terdapat
dua jenis statistik yang digunakan ketika penelitian, yaitu: statistik
deskriptif (descriptive
statistics) dan statistik inferensi (inferential statistics).
Statistik deskriptif hanya menggambarkan data atau seperti apa data
ditunjukkan, sementara statistik inferensi mencoba untuk mencapai
kesimpulan (bersifat induktif) dari data dengan kondisi yang lebih umum
(Trochim, 2006), misal: point
estimation, confidence
interval estimation, hypothesis
testing.
Statistik
deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian
suatu gugus data sehingga menaksir kualitas data berupa jenis variabel,
ringkasan statistik (mean, median, modus, standar deviasi, etc), distribusi,
dan representasi bergambar (grafik), tanpa rumus probabilistik
apapun (Walpole, 1993; Correa-Prisant, 2000; Dodge, 2006). Pada SPSS, analisis
statistik deskriptif dilakukan dengan meng-klik menu
Klik [Analyze] -> [Descriptive Statistics], kemudian terdapat
pilihan: Frequencies, Descriptives, Explore, Crosstabs,
dan Ratio. Dalam penelitian-penelitian, perintah-perintah ini sering diabaikan
karena memang dalam beberapa fungsi analisis lain sudah otomatis tercantum
analisis deskriptifnya.
Dengan
data sebagaimana ditunjukkan Tabel 1 di bawah ini, kita akan mempraktekkan
operasi submenu Frequencies, Descriptives, Explore,
dan Crosstabs. Fungsi Ratio tidak akan dibahas karena bagi saya;
yang belajar di SPSS 11, ini tergolong baru ,
fasilitas Ratio mulai diperkenalkan pada SPSS versi 11.5, pada
dasarnya berfungsi menyediakan ringkasan statistik yang berupa rasio-rasio.
Tabel 1
Data Nilai Mahasiswa (bukan data sebenarnya)
Data Nilai Mahasiswa (bukan data sebenarnya)
Nama
|
Usia
|
Jenis Kelamin
|
Nilai APK
|
Nilai PPC
|
Nilai PLO
|
Suhairi
|
20
|
Laki-Laki
|
80
|
50
|
70
|
Ambon
|
21
|
Laki-Laki
|
70
|
70
|
90
|
Astri
|
22
|
Perempuan
|
60
|
80
|
70
|
Henri
|
21
|
Laki-Laki
|
80
|
90
|
60
|
Yugos
|
22
|
Laki-Laki
|
90
|
60
|
70
|
Muji
|
19
|
Perempuan
|
70
|
80
|
80
|
Tatang
|
20
|
Laki-Laki
|
60
|
70
|
40
|
Ferdi
|
21
|
Laki-Laki
|
60
|
90
|
60
|
Arsyad
|
21
|
Laki-Laki
|
70
|
70
|
40
|
Fauzan
|
21
|
Laki-Laki
|
90
|
80
|
60
|
*) Laki-Laki (Value:
1), Perempuan (Value: 2)
Langkah
pertama yang perlu dilakukan adalah meng-entry data,
tentunya anda perlu paham dasar-dasar SPSS (silahkan baca posting sebelumnya
yang berjudul: Dasar-Dasar SPSS). Entry data dilakukan
pada tab sheet Data View setiap baris
mewakili satu responden, sedangkan setiap kolom mewakili satu
variabel, dalam kasus ini variabelnya adalah: Nama, Usia, Jenis Kelamin, Nilai
APK, Nilai PPC, dan Nilai PLO. Berikut langkah-langkah entry datanya:
- Masukkan variabel: Nama untuk
“Nama”, Usia untuk “Usia”, Genderuntuk “Jenis
Kelamin”, APK untuk “Nilai APK”, PPC untuk “Nilai
PPC”, dan PLO untuk “Nilai PLO” pada
kolom Name pada tab sheet [Variable View].
- Berilah label untuk masing-masing variabel
dengan menuliskannya pada kolom Label: Usia, Jenis
Kelamin, Nilai APK, Nilai PPC, dan Nilai PLO. Hal ini
berarti: variabel Gender mempunyai label “Jenis Kelamin”, variabel APK
mempunyai label “Nilai APK”, dan seterusnya.
- Untuk variabel Gender pada
kolom Values, definisikan Value: 1 = Laki-laki dan Value: 2 = Perempuan.
- Untuk variabel Nama (baris
pertama ) pada kolom Type, ubah tipe data menjadi String.
- Pada kolom Decimals isi nol untuk
semua variabel.
- Untuk kolom lainnya
seperti Width, Missing, dan Columns biarkan
tetap default SPSS.
- Jangan lupa ”save” atau tekan Ctrl +
S. Secara default SPSS akan
memberi nama file: data_1.sav, saya merubah nama file menjadi eRiskProject_1.sav.
Gambar 1. Entry Variabel pada
Tab Sheet Variable View
- Kemudian klik tab sheet [Data View] dan
mulailah meng-entry data seperti
yang diperlihatkan Gambar 2 di bawah ini.
Gambar 2. Entry Data pada Tab
Sheet Data View
- Untuk melihat hasil
definisi Value pada variabel Gender, klik ikon , variabel Gender
akan terdefinisi menjadi laki-laki dan perempuan, tidak lagi berisi angka
1 dan 2.
- Selanjutnya, kita ingin menjumlahkan nilai
APK, PPC, dan PLO, Klik menu [Transform] –> [Compute],
muncul dialog box Compute Variable.
- Buatlah variabel baru dengan nama “total”
untuk menempatkan hasil penjumlahan nilai APK, PPC, dan PLO, caranya:
tuliskan “total” pada form Target
Variable. Kemudian Klik [Type & Label], beri label “Nilai Total“.
- Ketik “APK + PPC + PLO” (sesuai nama
variabel dan perintah penjumlahan ) pada form Numeric
Expression. Anda juga dapat menggunakan tombol-tombol yang tersedia
pada dialog box, lihat Gambar
3.
Gambar 3. Contoh Perintah
Penjumlahan pada Dialog Box Compute Variable
- Klik [OK]. Pada Data View akan muncul
variabel baru dengan nama “Total” (lihat Gambar 4).
Gambar 4. Output dari
Perintah Penjumlahan pada Dialog Box Compute Variable
Setelah
data di-entry, selanjutnya
memulai menggunakan perintah-perintah statistik deskriptif. Tahap pertama
adalah menggunakan perintah Frequencies.
1.
Frequencies
Perintah Frequencies digunakan
untuk memperoleh jumlah pada nilai-nilai sebuah variabel tunggal.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Klik
menu [Analyze] -> [Descriptive
Statistics] -> [Frequencies].
- Muncul dialog
box Frequencies.
Klik “Jenis Kelamin [Gender]” ‐> klik , (untuk
memasukkan variabel Jenis Kelamin ke form Variables(s). Kita akan
menganalisis variabel Jenis Kelamin.
- Jangan lupa centang Display frequency
tables.
Gambar 5. Dialog Box
Frequencies
- Agar menampilkan representasi bergambar
(grafik), klik [Charts], maka akan muncul dialog box Frequencies: Charts. Saya
memilih Bar charts pada form Chart
Type. Pada form Chart Values , saya
memilih Percentages (Lihat Gambar 6).
Gambar 6. Menampilkan Bar Charts
pada Dialog Box Frequencies: Charts
- Kemudian klik [Continues] untuk
kembali ke dialog box Frequencieslalu
klik [OK] maka muncul jendela SPSS
Viewer yang menunjukkan hasil analisis frekuensi (lihat
Gambar 7).
a) Sebelah kiri
adalah Outline view dalam
bentuk tree files, fungsinya sebagai navigasi dalam melihat outputanalisis.
b) Sebelah kanan adalah Display
output, fungsinya menampilkan seluruh
hasil analisis yang telah kita lakukan.
|
Gambar 7. Display Output pada
SPSS Viewer
Pada
Gambar 7 terlihat hasil analisis SPSS, di mana pada tabel pertama N Valid = 10
yang menunjukkan jumlah responden 10 orang dan N Missing = 0 yang berarti tidak
ada data yang hilang (missing).
Pada tabel yang kedua terlihat hasil analisis Frequencies terhadap
variabel Jenis Kelamin, di mana jumlah responden laki-laki 8 orang (80%) dan
responden perempuan ada 2 orang (20%). Jika scroll digeser ke bawah akan terlihat Bar Chart (lihat
Gambar 8) yang menunjukkan visualisasi jumlah responden laki-laki dan perempuan.
Gambar 8. Bar Chart
Perhatikan
kriteria “laki-laki” dan “perempuan“, ini merupakan hasil definisi value
variabel Gender pada kolom Values, di
mana Value: 1 = Laki-laki dan Value: 2 = Perempuan.
Jika definisi value diabaikan maka pada bar
chart maupun tabel analisis yang terlihat
bukan laki-laki dan perempuanmelainkan 1 dan 2.
Begitu juga judul tabel dan judul histogram: “jenis kelamin“, ini merupakan
hasil dari proses label yang telah kita lakukan untuk variabel Gender.
Fungsi label ini bermanfaat untuk para pembaca analisis, misal penguji pada
sidang Tugas Akhir / Skripsi. Selanjutnya adalah penggunaan
perintah Descriptives.
2.
Descriptives
Dengan menggunakan data
sebelumnya langkah-langkah perintah Descriptivesadalah sebagai berikut:
- Klik menu [Analyze] -> [Descriptives
Statistics] -> [Descriptives].
- Muncul dialog
box Descriptives.
Masukkan variabel yang akan dianalisis ke form Variables(s). Untuk
melakukan setting optional klik [Options].
- Muncul dialog
box Descriptives:
Options. Centang analisis yang diperlukan. Dalam hal ini
pilihannya adalah: Mean, Std.
deviation, Minimum, Maximum, Kurtosis, Skewness, dan
pada form Display Order centang Variable
list.
Gambar 9. Langkah-Langkah
Descriptives Statistics
- Klik [Continue] dan [OK].
Hasil analisis akan terlihat seperti tabel yang ditunjukkan Gambar 10 di
bawah ini:
Gambar 10. Output Descriptives
Tabel output di atas
menunjukkan jumlah pengukuran (N), nilai minimum (Minimum), nilai maksimum
(Maximum), nilai rata-rata (Mean), standar deviasi (Std.), Skewness, dan
Kurtosis dari masing-masing variabel. Nilai skewness merupakan ukuran kesimetrisan
histogram, sedangkan kurtosis merupakan
ukuran datar atau runcingnya histogram. Idealnya nilai skewness dan kurtosis
pada distribusi normal adalah nol. Oleh karena itu:
- Jika nilai skewness positif maka distribusi
data “miring ke kiri distribusi normal” (ada frekuensi nilai yang tinggi
di sebelah kiri titik tengah distribusi normal), sebaliknya apabila
skewness negatif maka distribusi data ”miring ke kanan distribusi normal”
(kiri bagi kita yang melihatnya).
- Jika nilai kurtosis positif maka distribusi
data “meruncing” (ada satu nilai yang mendominasi), sebaliknya apabila
Kurtosis Negatif maka distribusi data “melandai” (varians besar).
Perhatikan
Gambar 10 di atas, variabel Usia memiliki skewness negatif dan kurtosis
positif, artinya distribusinya “miring ke kiri distribusi normal” dan
“meruncing”. Pada variabel nilai APK, nilai skewness positif dan nilai kurtosis
negatif, artinya distribusinya “miring ke kanan distribusi normal” dan
“melandai”. Sebagai pembuktian, buat histogram untuk variabel Usia dan Nilai
APK. Berikut caranya:
- Klik
menu [Graphs] -> [Histogram], maka muncul dialog boxHistogram.
- Pilih variabel Usia dan masukkan
dalam form Variable.
- Centang Display normal curve, untuk
memperlihatkan kurva normal.
- Selanjutnya klik [OK].
Lakukan langkah yang
sama untuk variabel nilai APK. Hasilnya bisa dilihat pada Gambar 12.
Gambar 11. Menampilkan
Histogram bersama Kurva Normal
Gambar 12. Analisis Skewness
dan Kurtosis pada Histogram
Gambar
12 di atas menunjukkan histogram untuk variabel Usia memiliki distribusi
“miring ke kiri distribusi normal” karena nilainya skewness negatif dan
“meruncing” karena nilai kurtosis positif. Sebaliknya, histogram untuk
variabel Nilai APK memiliki distribusi “miring ke kanan distribusi
normal” karena nilainya skewness positif dan “melandai” karena nilai
kurtosis negatif. Di sini, anda bisa menentukan apakah distribusi tersebut
normal atau tidak. Anda bisa saja menyatakan normal, karena menyerupai bentuk
lonceng tetapi agak serong, tapi orang lain mungkin akan menyatakan tidak
normal karena jauh dari bentuk lonceng. Jika sulit mengambil keputusan,
silahkan lakukan pengujian normalitas yang lebih advance, misal dengan Uji
Kolmogorov-Smirnov. Selanjutnya, kita masuk pada penggunaan
perintah Explore.
3. Explore
Perintah Explore digunakan
untuk membandingkan antara dua atau lebih kelompok dengan satu variabel.
Sebagai contoh, jika kita menggunakan Jenis Kelamin sebagai variabel
independen; variabel ini mendefinisikan kelompok
(Laki-Laki dan Perempuan), kemudian membandingkannya dengan variabel
lain, seperti Usia. Perintah Explore; contoh dalam kasus mean, akan
menghasilkan berapa rata-rata usia laki-laki dan berapa rata-rata usia
perempuan. Ukuran-ukuran yang dihasilkan perintah Explore
antara lain: ukuran-ukuran pemusatan data (mean dan median), ukuran penyebaran (range, interquartile range, standar
deviasi, varians, minimum, dan maksimum), ukuran kurtosis, dan skewness.
Berikut
langkah-langkah perintah Explore:
- Klik
menu [Analyze] -> [Descriptives
Statistics] -> [Explore].
- Muncul dialog
box Explore.
- form Factor List, isi:
variabel Jenis Kelamin.
- form Dependent List, isi:
variabel Usia, Nilai APK, Nilai PPC, Nilai PLO,
dan Nilai Total.
- Form Display ada tiga
pilihan Both, Statistics, dan Plots. Saya hanya
memilih [Statistics].
-
Klik [Plots] bila perlu grafik boxplot.
-
Klik [Statistics] bila tidak perlu grafik boxplot.
-
Klik [Both] bila perlu keduanya.
- Terakhir klik [OK].
Gambar 13. Dialog Box Explore
Gambar 14. Contoh Output
Explore untuk Variabel Usia
Selanjutnya,
kita masuk pada penggunaan perintah Crosstabs.
4. Crosstabs
Jika
perintah Frequencies digunakan untuk memperoleh jumlah pada
nilai-nilai sebuah variabel tunggal,
perintah Crosstabs digunakan untuk memperoleh jumlah pada
nilai-nilai lebih dari satu variabel. Apabila analisis statistik deskriptif
sebelumnya mengolah data secara keseluruhan dalam setiap variabel dengan
menghitung perhitungan statistik seperti Mean, Standar deviasi, Kurtosis, etc.
Pada Crosstabs, setiap nilai pada variabel yang dianalisis dijabarkan
jumlahnya, dengan begitu kita dapat mengetahui berapa jumlah subyek laki-laki yang
berusia 19 tahun, 20 tahun, dst. Deskripsi data pada Crosstabs akan
disajikan dalam bentuk tabel silang (crosstab)
yang terdiri dari baris dan kolom.
Berikut
langkah-langkah perintah Crosstabs:
- Klik
menu [Analyze] -> [Descriptives
Statistics] -> [Crosstabs].
- Muncul dialog
box Crosstabs.
- form Column(s), isi:
variabel Jenis Kelamin.
- form Row(s), isi dengan
variabel yang akan dianalisis, dalam hal ini isi dengan
variabel Usia.
Gambar 15. Dialog Box
Crosstabs
- Klik pilihan [Display clustered bar
charts], pilihan ini untuk menampilkan chart bar dari output.
- Untuk dialog
box [Statistics], [Cells],
dan [Format] biarkan sesuai dengan default SPSS.
- Terakhir klik [OK].
Gambar 16. Output Crosstabs
Gambar 17. Clustered Bar
Charts
Statistik
deskriptif memberikan informasi inti dari kumpulan data, seperti ukuran-ukuran
pemusatan data (mean dan median), ukuran
penyebaran (range, interquartile range, standar
deviasi, varians, minimum, dan maksimum), ukuran kurtosis, dan skewness serta
representasi piktorialnya. Tabel, diagram, dan grafik yang sering ditemukan di
majalah dan koran-koran merupakan salah satu contoh penggunaan statistik
deskriptif.
Comments
Post a Comment