Soal dan jawaban UTS Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan
- Jelaskan alasan saudara mengapa pentingnya mempelajari mata kuliah pengelolaan pendidikan serta kaitannya dengan bidang studi yang sedang saudara tempuh ?
- Berikan penjelasan saudara yang disertai contoh berkaitan dengan fungsi dan prinsip pengelolaan sekolah!
- Jelaskan beserta contoh komponen-komponen yang terkandung dalam hierarki perencanaan pengelolaan pendidikan (9 komponen)!
- Jelaskan macam-macam tipe kepemimpinan yang saudara pahami kemudian tipe kepemimpinan mana yang seharusnya dimiliki oleh seorang pendidik? Berikan penjelasan dari pendapat saudara ?
- Uraikan penjelasan saudara tentang fungsi dan tujuan dari supervisi yang tepat dilaksanakan oleh supervisor dalam dunia pendidikan!
JAWAB
1. Menurut saya tujuan
mempelajari mata kuliah pengelolaan pendidikan tidak akan
lepas dari tujuan pendidikan nasional, yaitu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Peter F Drucker (1997: 5) mengatakan bahwa “pentingnya mempelajari pengelolaan
pendidikan agar dunia pendidikan dapat mencapai tujuannya efektif dan efisien”.
Sebagai mahasiswa yang tidak terlepas dari segala sesuatu yang berkaitan dengan
dunia pendidikan dan bidang keilmuan. Kita seharusnya dapat mempelajari Ilmu pengelolaan
pendidikan dengan baik. Hal ini bertujuan supaya kita dapat mengatur,
mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan segala sesuatu yang kita geluti
sebagai seorang pendidik di masa depan.
2.
Fungsi pengelolaan sekolah
adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses
manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan
pendidikan untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Dalam pengelolaan
sekolah terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di dalamnya, antara
lain fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing),
fungsi pelaksanaan (actuating) dan fungsi pengendalian (controlling)
(Sumidjo dan Soebedjo, 1986: 2-4).
Contoh berkaitan
dengan fungsi dan prinsip pengelolaan sekolah yaitu : “Mengingat begitu luasnya kajian pengelolaan
sekolah maka dalam contoh kasus ini kita menganalisis perencanaan dalam aspek
perencanaan sumber daya manusia yang akan mengambil kasus di Pesantren
Al-Kautsar Kota Medan.
Satu catatan penting yang telah direncanakan
oleh Buya (panggilan Kyai di Kota Medan) untuk meningkatkan kualitas, dan
kualitas kinerja staf pengajar di pesantrennya. Berdasarkan wawancara, Buya
mengatakan bahwa setiap Ustadz (pengajar) di pesantrennya direkrut langsung
dari pesantren-pesantren yang ada di Jawa. Sistem perekrutan didasarkan relasi
Buya dengan kyai-kyai pesantren yang ada di Jawa. Dikarenakan Buya merupakan
ketua komunikasi pengelola pesantren maka bukan hal sulit untuk memperoleh
pengajar berkualitas yang diinginkannya. Menurut Buya, bahwa jika untuk tenaga
pengajar di pesantren dia masih sangat yakin itu bisa diperoleh dari hasil
didikan di pesantren-pesantren di Pulau Jawa.
Perencanaan perekrutan dan penilaian kinerja pengajar sangat jelas masih
dikendalikan oleh Buya. Setelah beberapa bulan menjalankan masa uji coba di
pesantren, maka Buya akan memberikan evaluasi apakah staf pengajar memiliki
kinerja yang baik atau tidak. Jika tidak maka tidak dilanjutkan, jika memiliki
kinerja yang baik maka akan dilanjutkan, bahkan bisa diberikan posisi yang
strategis.”
Prinsip-prinsip pengelolaan sekolah menurut prinsip manajemen yang
dikemukakan oleh Henry Fayol (1841 - 1918) adalah seorang pelopor
manajemen modern, ada 14 prinsip, yaitu :
(1)
Pembagian Kerja (Difision of Labor)
Pembagian
kerja di sekolah harus dilakukan oleh seorang kepala sekolah, tujuannya
agar terjadi spesialisasi. Semakin seseorang mengkhususkan kerja sesuai
keahliannya,semakin efesien dan efektif.
(2)
Otoritas/Wewenang
(Autority)
Para guru yang dijadikan mitra kerja sama oleh kepala
sekolah sesuai keahliannya harus diberikan keleluasaan dalam bertindak,
menyusun rencana kerja sebuah program, hingga pelaksanaannya sampai
memperoleh hasil yang optimal. Jika
terjadi kekurangan-kekurangan, dilakukan evaluasi untuk mengumpulkan masukan,
saran dan pendapat demi perbaikan di masa datang.
(3)
Disiplin (Discipline)
Semua orang
yang terlibat dalam organisasi sekolah harus patuh pada aturan dan kesepakatan
yang menjadi rambu-rambu atau tata tertib sekolah. Kedisiplinan yang efektif
itu harus dimulai dari kepala sekolah, selanjutnya para guru dan karyawan akan
merasa malu jika dirinya tidak disiplin.
(4)
Kesatuan Perintah (Unity of
Command)
Di sekolah, peranan kepala sekolah merupakan top
leader , satu-satunya orang yang paling bertanggung jawab
akan maju mundurnya pengelolaan sekolah. Terkadang kekacauan komunikasi muncul disebabkan karena kurang tegasnya
kepala sekolah dalam memberikan komando dan kurang
menguasai/memahami permasalahan yang sedang terjadi. Apalagi, jika
ada guru lain yang memposisikan diri menjadi komando bayangan.
(5)
Kesatuan Arah (Unity of
Direction)
Setiap tugas dan pekerjaan di sekolah harus dilakukan
dengan cara terfokus. Satu program tuntaskan dulu sebelum menggarap pada
program yang lain. Dalam hal ini penting sekali dilakukan penjadwalan target pencapaian untuk setiap program kerja.
(6)
Mengutamakan Kepentingan Bersama di atas
Kepentingan Pribadi
Perlu
disusun skala prioritas ketika merencanakan setiap pekerjaan. Tugas
utama pengelola sekolah adalah mendidik peserta didik, jadi tidak terjadi
campur aduk dengan kepentingan lainnya yang bersifat pribadi. Termasuk
penggunaan segala fasilitas milik sekolah tidak dilakukan secara
sewenang-wenang.
(7)
Pemberian Upah
Kedudukan seorang kepala sekolah, guru dan karyawan
tetap di tengah-tengah masyarakat dipandang sebagai kelompok ekonomi menengah
ke atas. Apalagi dengan program
sertifikasi guru dalam jabatan kini sedang direalisasikan oleh pemerintah,
maka pihak sekolah tinggal konsentrasi kerja yang lebih giat.
(8)
Pemusatan
Secara
organisasi kedudukan kepala sekolah merupakan penanggung jawab segala kegiatan
yang terjadi di sekolah. Namun demikian setiap permasalahan yang
dipertanggung-jawabkan itu diawali dengan proses musyawarah dengan para guru.
(9)
Jenjang Jabatan
Ada pembagian tugas di sekolah, sebagaimana yang kita
maklum ada beberapa guru yang memegang jabatan penting di bawah jabatan kepala
sekolah. Dimulai dari wakil kepala
sekolah, kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan, wali kelas, bagian TU, dsb.
(10)
Tata Tertib
Rambu-rambu
yang berlaku bagi semua subyek pendidikan di sekolah. Tata tertib
tidak hanya diperuntukan bagi murid-murid, para guru juga memiliki tata
tertib tersendiri. Hanya saja penerapannya mungkin yang berbeda, supaya tata
tertib ini tidak diindikasikan sebagai sebuah pengekangan yang bersifat kaku.
(11)
Kesamaan
Kepala
sekolah, guru, staf dan karyawan pada prinsipnya sama-sama
melakukan pengabdian. Hanya kesempatan, jabatan dan nasib saja yang
berbeda.
(12)
Kestabilan Staff
Memimpin
atau menyuruh orang dewasa harus penuh dengan pertimbangan psikologis. Jadi,
seorang kepala sekolah jika harus mengingatkan bawahannya harus dengan
cara bervariasi, untuk menghindari ketersinggungan yang mengakibatkan
menurunnnya semangat kerja.
(13)
Inisiatif
Lebih baik
memberi kail dari pada memberi ikan. Istilah ini jika diterapkan dalam
kebijakan berorganisasi akan menumbuhkan daya kreatifitas semua pihak.
(14)
Semangat Korps
Menggalakan
semangat kerja kelompok dapat menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan yang
kokoh.
(Sumber : http://senadidahlan.blogspot.com/2016/01/prinsip-prinsip-pengelolaan-sekolah.html
diakses pada 19 Juni 2019)
3.
Komponen-komponen yang
terkandung dalam hierarki perencanaan pengelolaan pendidikan yaitu :
(1)
Merumuskan visi dan misi
organisasi meliputi rumusan umum filosofi dan tujuan,
(2)
Mengembangkan profil
organisasi yang mencerminkan kondisi internnya,
(3)
Menilai lingkungan
eksternal organisasi meliputi pesaing dan faktor kontekstual,
(4)
Menganalisis alternatif
strategi dengan menyesuaikan sumber daya yang dimiliki dengan lingkungan
eksternal,
(5)
Mengidentifikasi setiap
alternatif strategi untuk menentukan strategi mana yang paling sesuai visi dan
misi organisasi,
(6)
Memilih seperangkat sasaran
jangka panjang dan strategi umum,
(7)
Mengembangkan sasaran
tahunan dan strategi jangka pendek,
(8)
Mengimplementasikan pilihan
strategik dengan cara mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada
kesesuaian antara tugas, struktur, teknologi, dan sistem imbalan,
(9)
Mengevaluasi keberhasilan
proses strategik sebagai masukan bagi pengambilan keputusan yang akan datang.
(Sumber :
Mpilovers. 2012. Manajemen strategik dalam Pendidikan. di http://mpilovers2010.blogspot.com/
2012/ 03/manajemen-strategik-dalam-pendidikan.html diakses pada 19 Juni
2019)
Contoh :
Seorang
pendidik yang akan melaksanakan tugas pengelolaan pendidikan sudah harus
menyiapkan visi-misi yang akan dilaksanakan. dia juga sudah mempelajari dan
menguasai lingkungan tempat dia bekerja dan sudah memikirkan strategi dan
solusi apa yang akan dilakukan ketika menemukan permasalahan ketika menjalaninya.
Sampai pada akhirnya dia akan mengevaluasi semua kinerjanya untuk memperbaiki
beberapa kesalahan yang dilakukannya.
4.
Berikut ini 5 tipe seorang
pemimpin yang harus kita ketahui yaitu :
1)
Tipe leader otokratis
Leader tipe ini sebagai
penguasa tertinggi mempunyai otoriter atau kekuasaan dalam mengambil ke putusan
tanpa adanya kritik yang mempengaruhi kebijakannya.
2)
Tipe militeristik
Menerapkan sistem militer pada saat
menjadi pemimpin dengan tuntutan kedisiplinan yang tinggi.
3)
Tipe peternalistis
Pemimpin yang punya kadar kebapakan
tinggi. Biasanya pemimpin yang seperti ini akan memperlakukan bawahan seperti
orang yang tidak tahu apa-apa, tidak membiarkan bawahannya mengambil keputusan
sendiri, tidak memberi kesempatan bawahan untuk berkreasi, terkadang bersikap
berlebihan saat harus melindungi bawahannya dan sering bersifat serba tahu.
4)
Tipe kharismatik
Pemimpin ini dengan tipe ini
mempunyai daya tarik yang begitu besar sehingga tanpa diminta bawahannya akan
memberikan penghormatan. Para ahli belum mampu menyimpulkan mengapa orang bisa
dikatakan sebagai pemimpin yang berkharismatik, namun hal yang diyakini adalah
karena seorang pemimpin mempunyai kepribadian yang baik, serta mendapat suatu
karunia dari sang maha pencipta.
5)
Tipe laissez faire
Pemimpin yang membebaskan bawahannya
melakukan hal sesuka hati nuraninya asalkan tujuan bersama dapat tercapai, hal
ini karena anggapan bahwa organisasi akan berjalan dengan sendirinya.
6)
Tipe demokratis
Leader yang memberikan
kebebasan pada anggotanya untuk berpendapat, menyampaikan aspirasi,
mengembangkan bakat dan mempertimbangkan musyawarah untuk menetapkan suatu
kebijakan kepada bawahannya.
Menurut
saya yang paling cocok sebagai pendidik adalah tipe pemimpin berkharismatik
karena dari tipe ini kita melihat bahwa visi dan misi dapat tersampaikan secara
jelas, leader dapat memberikan semangat pada bawahan untuk bekerja
lebih keras tanpa adanya pemaksaan, pengikut atau bawahan yang cenderung setia
karena rasa nyaman yang diberikan, dan pemimpin semacam ini sudah bisa
menyadari kelebihannya.
(Putri
Lasim. 2017. Tipe Pemimpin yang Harus Kamu Ketahui. di https://www.jagoanhosting.com/blog/6-tipe-seorang-pemimpin-yang-harus-kamu-ketahui/
diakses pada 19 Juni 2019)
5.
Fungsi dan tujuan dari
supervisi yang tepat dilaksanakan oleh supervisor dalam dunia pendidikan yaitu
:
Fungsi:
a.
Fungsi Meningkatkan Mutu Pembelajaran Ruang
lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek akademik, khususnya yang terjadi di
ruang kelas ketika guru sedang memberikan bantuan dan arahan kepada siswa.
b.
Fungsi Memicu Unsur yang
Terkait dengan Pembelajaran Lebih
dikenal dengan nama Supervisi Administrasi
c.
Fungsi Membina dan Memimpin
Tujuan:
Secara operasional dapat dikemukakan
beberapa tujuan konkrit yaitu dari supervisi pendidikan yaitu :
a.
Meningkatkan mutu kinerja
guru
·
Membantu guru dalam
memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan tersebut
·
Membantu guru dalam melihat
secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
·
Membentuk moral kelompok
yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif, bekerja sama secara
akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan lainnya.
·
Meningkatkan kualitas pembelajaran
yang pada akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
·
Meningkatkan kualitas
pengajaran guru baik itu dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
·
Menyediakan sebuah sistem yang
berupa penggunaan teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
·
Sebagai salah satu dasar
pengambilan keputusan bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
b.
Meningkatkan keefektifan
kurikulum sehingga berdaya guna dan terlaksana dengan baik
c.
Meningkatkan keefektifan
dan keefesiensian sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik sehingga mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
d.
Meningkatkan kualitas
pengelolaan sekolah khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang
optimal yang selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana
yang diharapkan.
e.
Meningkatkan kualitas
situasi umum sekolah sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta
kondusif yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
menunjukkan keberhasilan lulusan.
(Sumber : Sanjaya
Yasin. 2011. Supervisi Pendidikan. di http://www.sarjanaku.com/2011/05/supervisi-pendidikan.html
diakses pada 19 Juni 2019)
DAFTAR PUSTAKA :
Mpilovers. 2012. Manajemen strategik dalam Pendidikan.
di http://mpilovers2010.blogspot.com/
2012/ 03/manajemen-strategik-dalam-pendidikan.html diakses pada 19 Juni
2019
Peter F. Drucker dalam Ernie Tisnawati Sule dan
Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Kencana, 2008)
Putri Lasim. 2017. Tipe Pemimpin yang Harus Kamu
Ketahui. di https://www.jagoanhosting.com/blog/6-tipe-seorang-pemimpin-yang-harus-kamu-ketahui/
diakses pada 19 Juni 2019
Sanjaya Yasin. 2011. Supervisi Pendidikan. di http://www.sarjanaku.com/
2011/05/supervisi-pendidikan.html diakses pada 19 Juni 2019
Comments
Post a Comment