Skip to main content

Makalah : Aquabisnis Ikan Nila


Aquabisnis Ikan Nila


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, oleh karena berkat izin-Nya, karunia-Nya, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dengan judul “Aquabisnis Ikan Nila” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun banyak mengalami kesulitan dan hambatan, tetapi karena adanya niat dan usaha serta tujuan untuk membangun diri sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan. Oleh sebab itu, penyusun mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi kesempurnaan dalam penulisan makalah selanjutnya.
Akhirnya, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah ini yang telah memberikan petunjuk untuk mengerjakan makalah ini.


Matangglumpangdua, 13 Mei 2019


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................... 2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 3
2.1 Budidaya Ikan Nila......................................................................................... 3
2.2 Ikan Nila dalam Dunia Industri...................................................................... 6
BAB III PENUTUP............................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................... 11
3.2 Saran................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... iii





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Indonesia mempunyai sumber daya alam yang merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuhnya. Kita harus mengetahui cara -cara yang tepat dalam mengelolanya agar kita dapat memanfaatkan dengan maksimal dan mengembangkan modal dasar tersebut makin besar manfaatnya, untuk pembangunan lebih di masa yang akan datang. Sebagai salah satu contoh dalam memanfaatkan sumber daya alam adalah membudidayakan ikan, salah satu contohnya adalah ikan nila.
Nila merupakan salah satu kelompok spesies budidaya terpenting di dunia. Menurut FAO (2005), total produksi global budidaya nila mencapai 1,7 juta metrik ton (mt) dengan total nilai sebesar 178 juta dollar Amerika. Produksi nila pada tahun 2009 di Indonesia mencapai 323.389 ton atau meningkat 11,12% dibandingkan tahun 2008 (Dirjen Budidaya, 2010). Nila sebagai komiditas ikan mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting sebagai penopang ekonomi masyarakat karena nila mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya; mudah di budidayakan, pertumbuhan relatif cepat, mudah berkembang biak, dan relatif tahan terhadap penyakit. Intensifikasi budidaya membawa dampak yang kurang baik terhadap kelestarian dan kesehatan lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan ini disebabkan karena limbah organik yang dihasilkan dari sisa pakan dan kotoran. Limbah organik tersebut umumnya didominasi oleh senyawa nitrogen anorganik yang beracun.
Dalam proses budidaya terhadap ikan nila, maka sangat penting untuk mengetahui tahapan perkembangan ikan nila sehingga dapat dilakukan pembudidayaan secara tepat dengan hasil yang memuaskan. Pembudidayaan ikan nila dimulai dari tahap pemilihan bibit indukan yang unggul, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, pendederan dan pemanenan. Dalam proses tersebut seringkali terdapat beberapa kendala yang seringkali dihadapi , salah satunya berupa gangguan hama yang mampu mempengaruhi perkembangan ikan nila yang sedang dibudidayakan. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk mengetahui semua hal yang terkait dengan perkembangan ikan nila yang terkait daklam proses pembudidayaan ikan nila tersebut.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diambil dalam penyusunan makalah ini yaitu :
1.      Bagaimana cara budidaya ikan nila ?
2.      Bagaimana perkembangan budidaya ikan nila dalam dunia industri aquabisnis ?

1.3 Tujuan
1.      Untuk mengetahui cara budidaya ikan nila.
2.      Untuk mengetahui perkembangan budidaya ikan nila dalam dunia industri aquabisnis.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Budidaya Ikan Nila
Sumber : Google
Ikan air tawar memiliki banyak spesies atau jenis. Jenis ikan air tawar menurut kegunaannya digolongkan menjadi dua, yaitu golongan ikan hias dan golongan ikan konsumsi. Jenis ikan tawar golongan konsumsi merupakan ikan yang prospektif, karena kebutuhan masyarakat akan ikan konsumsi tidak akan surut. Berbeda halnya dengan golongan ikan hias yang mengikuti trend masyarakat. Salah satu jenis ikan konsumsi yang banyak diminati oleh masyarakat untuk dibudidayakan adalah ikan nila (Oreochromis niloticus). Hal ini dikarenakan pertumbuhan ikan nila yang relatif cepat dan dalam pengelolaannya tidak terlalu sulit. Selain hal itu, pemilihan lokasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan dalam budidaya ikan nila, karena jenis ikan ini memiliki syarat hidup dalam kondisi lahan tertentu.
Ikan nila umumnya memiliki bentuk tubuh panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus dibagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Sirip punggung, sirip perut, dan sirip dubur mempunyai jari-jari keras dan tajam seperti duri. Sirip punggungnya berwarna hitam dan sirip dadanya juga tampak hitam. Bagian pinggir sirip punggung berwarna abu-abu atau hitam. Ikan Nila memiliki lima sirip, yaitu sirip punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip perut (venteral fin), sirip anus (anal fin), dan sirip ekor (caudal fin). Sirip punggung memanjang, dari bagian atas tutup insang hingga bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perut yang berukuran kecil. Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu, sirip ekornya berbentuk berbentuk bulat dan hanya berjumlah satu buah.
Ikan ini memiliki syarat hidup yang berbeda dengan ikan jenis lainnya, seperti kesesuaian air dan tanah agar ikan dapat tumbuh dengan optimal. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa sering terjadi pertumbuhan ikan yang tidak merata dalam kolam pembesaran. Ikan nila berasal dari Sungai Nil di Afrika Utara dan masih berkerabat dekat dengan ikan mujair sehingga mempunyai sifat yang hampir sama (Sugiarto, 1988). Oreochromis niloticus termasuk familia Ciclidae, sama seperti ikan nila hitam dan mujair. Ikan nila merah diduga hasil perkawinan silang antara Oreochromis niloticus atau Oreochromis mosambicus dengan Oreochromis hornorum, Oreochromis aureus atau Oreochromis zilii (Santoso, 1996). Nila merupakan ikan yang sangat populer dibudidayakan, dengan keunggulan yaitu cara membudidayakannya mudah, tahan terhadap penyakit sesuai dengan iklim tropis, memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan ikan tersebut merupakan komoditas ikan air tawar yang memperoleh banyak perhatian dari pemerintah dan pemerhati masalah perikanan dunia, terutama dalam hal peningkatan gizi masyarakat di negara-negara yang sedang berkembang. Berbagai upaya penelitian dengan tujuan memperoleh ikan nila yang produktif terus dilakukan khususnya di Indonesia.
Budidaya ikan nila di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1970-an. Seiring dengan perkembangan teknologi budidaya dan pemuliaan ikan, berbagai penelitian terus dilakukan untuk mendapatkan varietas ikan nila yang unggul. Sampai saat ini, di Indonesia telah beredar lebih dari 10 varietas ikan nila unggul hasil pemuliaan dan perbaikan genetik. Budidaya ikan nila telah dilakukan dalam berbagai sistem budidaya yang berbeda (kolam tanah, kolam beton, kolam air deras, dan jaring apung), dengan berbagai strategi pengelolaan (secara ekstensif, semi intensif atau intensif, monokultur, polikultur, monoseks, dan campuran) serta di lingkungan yang berbeda (air tawar dan air payau) (Altun et al., 2006). Selain itu, Penyebaran ikan nila yang begitu cepat didukung dengan kemampuan cepat matang gonad (Ayuningtyas et al., 2015) serta reproduksi yang tinggi (Mantau, 2005) menyebabkan perkembangan ikan nila tidak terkontrol.
Hal tersebut dapat disebabkan karena faktor fisik yang kurang sesuai dengan syarat hidup ikan nila, sehingga pertumbuhan ikan menjadi tidak optimal. Selain faktor fisik, faktor nonfisik juga berpengaruh dalam kegiatan budidaya. Salah satu faktor nonfisik dalam kegiatan budidaya adalah modal. Budidaya ikan air tawar khususnya ikan nila tidak dapat lepas dari modal dan distribusi. Modal merupakan faktor penting dalam kegiatan usaha, termasuk usaha budidaya ikan nila. Modal sangat berpengaruh terhadap produktivitas hasil budidaya, dalam hal ini modal tidak hanya berupa uang, namun juga modal keterampilan dan ilmu. Keterbatasan modal yang dialami oleh petani ikan sering menjadi hambatan dalam proses budidaya. Modal dalam budidaya ikan nila dapat dibedakan menjadi modal awal.
Sebagai salah satu bentuk komitmen BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) dalam mendukung pengembangan perikanan nasional, pada tahun 2012 BPPT menghasilkan prototip ikan nila. Kontribusi perikanan budidaya termasuk ikan nila terhadap ekonomi perikanan dan ekonomi nasional, menunjukkan nilai strategis dengan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan mencapai 99,72. Khususnya kontribusi komoditas nila mencapai 30,72 % dari total produksi ikan bersirip nasional tahun 2015.
Hambatan utama dalam budidaya ikan nila meliputi: keterbatasan modal, Lahan perikanan yang terbatas, penyakit yang belum diketahui obatnya, Pengelolaan budidaya yang masih sederhana dan kurangnya variasi produk, Mahalnya harga pakan, serta kurangnya peran pemerintah. Terdapat 8 alternatif yang dapat dilakukan sebagai upaya pengembangan budidaya ikan nila yang meliputi: meningkatkan produksi melalui bantuan dari pemerintah, mengundang dinas terkait untuk melakukan penyuluhan tentang pengelolaan ikan nila melalui organisasi, mendirikan koperasi bagi pembudidaya ikan, melakukan pemeriksaan kesehatan ikan secara berkala, mengajukan bantuan modal kepada pemerintah melalui organisasi, memperluas daerah pemasaran melalui pemerintah, mengadakan kerja sama dengan universitas yang memiliki fakultas perikanan, dan mengaktifkan fungsi organisasi.



2.2 Perkembangan Budidaya Ikan Nila dalam Dunia Industri Aquabisnis
Indonesia memiliki lahan tambak 1,2 juta ha, namun baru 37,5 % nya yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan. Masih rendahnya tingkat pemanfaatan ini umumnya disebabkan oleh terjadinya kerusakan lingkungan akibat ekploitasi berlebihan dalam pemanfaatan lahan tambak secara intensif pada periode tahun 1980-an.
Untuk mengatasi penurunan produksi dan rendahnya tingkat pemanfaatan lahan tambak ini perlu dicarikan terobosan (inovasi) teknologi budidaya perikanan yang ramah lingkungan, produktif dan berkelanjutan (sustainable). Melalui Pengembangan Prototipe Teknologi Budidaya Ikan Nila Unggul Terintegrasi Hemat Air di lahan tambak yang dikembangkan berdasarkan Sistem Inovasi Nasional (SIN) Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PPT) Akselerasi Produk Pangan Protein Hewani dari Ikan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), diharapkan produksi ikan nila dan produktivitas lahan tambak dapat meningkat secara nyata.
Sejalan dengan program revitalisasi perikanan budidaya nasional dan untuk mendukung Gerakan Pembangunan Pantai Utara dan Selatan Jawa Barat (GAPURA), kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan teknologi produksi perikanan budidaya ramah lingkungan dengan menggunakan varietas unggul budidaya seperti ikan nila, udang windu, rumput laut Glacilaria dan kekerangan di lahan tambak yang saat ini banyak terbengkalai merupakan kegiatan yang cukup strategis untuk dikembangkan dan dimasyarakatkan. Kegiatan ini sangat bermanfaat guna mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya nasional secara berkelanjutan, perluasan lapangan kerja dan peningkatan devisa negara.
Teknologi yang dapat dikembangkan dalam mendukung program revitalisasi sesuai dengan tujuan pembangunan perikanan budidaya yaitu program peningkatan perikanan budidaya untuk ekspor (PROPEKAN), peningkatan produksi perikanan budidaya bagi konsumsi masyarakat (PROKSIMAS) dan perlindungan sumberdaya perikanan (PROLINDA) adalah Teknologi Budidaya Perikanan terintegrasi berbasis sistem bioresirkulasi untuk lahan pertambakan yang banyak tidak dimanfaatkan
Kontribusi perikanan budidaya termasuk ikan nila terhadap ekonomi perikanan dan ekonomi nasional, menunjukkan nilai strategis dengan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan mencapai 99,72. Khususnya kontribusi komoditas nila mencapai 30,72 % dari total produksi ikan bersirip nasional tahun 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa strategi jangka pendek yang diperlukan adalah penerapan teknik budidaya yang efisien pada komoditas nila unggul merupakan kebutuhan mendesak untuk mencapai produktivitas yang kompetitif. Strategi jangka menengah yang perlu dipertimbangkan adalah pemanfaatan tambak darat untuk budidaya nila sebagai upaya perluasan lahan budidaya selain kolam dan karamba jaring apung yang telah eksis.
Kebutuhan induk unggul nila dapat di produksi secara massal melalui beberapa brodstock center milik pemerintah maupun perusahaan swasta yang telah beroperasi. Antisipasi kebijakan dalam merespon Inpres No.7 Tahun 2016 adalah pengembangan industri pakan ikan skala kecil dan pemanfaatan induk unggul dalam perspektif pertumbuhan dan perluasan yang mencakup dua aspek kebijakan sebagai berikut : (a) Pengembangan produksi berbasis potensi pasar yang di komplemen dengan perbaikan sistem budidaya ikan, dan (b) Pengembangan inovasi kelembagaan dan sistem insentif dalam mendukung ketersediaan dan akses sarana produksi utama pada usaha budidaya nila skala kecil. (Hadie, dkk :2018)
Jika dilakukan dengan baik dan benar, pembudidayaan ikan ini akan meraup untung 50% dari pengeluaran untuk produksi. Dengan ketelatenan seorang manajer, jika ia mampu membawa dan membimbing anak buahnya lebih giat dan berhati – hati, keuntungan itu tentunya akan bisa lebih dari 50%. Bisnis ini akan sangat menguntungkan banyak pihak jika bisa sukses dan tentunya ikan mujair akan menjadi ikan yang favorit dikalangan masyarakat mengalahkan ikan konsumsi yang lain seperti ikan lele.
Manfaat ekonomi dari usaha pembenihan ikan Nila dapat dilihat dari manfaatnya secara langsung bagi pengusaha dan masyarakat sekitarnya, maupun secara tidak langsung bagi usaha-usaha ikutannya yaitu pengusaha pembesaran ikan Nila. Bila diasumsikan tiap kolam dipanen 5 bulan sekali, maka kolam benih tersebut mampu melayani 9.000 m2 -11.000 m2 kolam pembesaran. Setelah 5 bulan dibesarkan benih ikan tersebut akan menjadi ikan Nila dewasa dengan bobot rata-rata 0,5 kg per ekor, sehingga dari 160.000 benih ikan akan menjadi ± 80.000 kg atau 80 ton ikan senilai + Rp1,28 miliar per 2 minggu. Sehingga untuk 5 bulan dari keseluruhan kolam tersebut akan dihasilkan Nila total + 800 ton senilai + Rp12,8 miliar.
Contoh kasus dampak ekonomi keberadaan usaha pembenihan dapat dilihat di kawasan minapolitan Kabupaten Klaten. Menurut data Bappeda Kabupaten Klaten, produksi ikan Nila di kawasan minapolitan selama tahun 2009 sebesar 3.177 ton, atau + 1.600 ton dalam waktu 6 bulan. Dengan demikian dari kolam benih dengan kapasitas produksi 3 paket induk Nila (setara dengan 160.000 benih per 2 minggu) tersebut diperkirakan sudah mampu mencukupi hampir separuh dari kebutuhan benih di kawasan minapolitan saat ini. Dengan demikian keberadaan usaha pembenihan ikan Nila tersebut sangat bermanfaat bagi ekonomi masyarakat sekitarnya.
Industri aqubisnis produksi benih ikan Nila memiliki prospek pasar yang masih terbuka, hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat/ rumah tangga, juga dapat dilihat dari meningkatnya pendirian restoran atau lokasi-lokasi wisata dan pemancingan yang dipenuhi pengunjung, maupun peluang ekspor.
Pasar benih ikan Nila unggul saat ini sebenarnya masih sangat terbuka seiring dengan berkembangnya usaha budidaya dan konsumsi ikan Nila, barrier to entry usaha ini yang lebih tinggi dari pada pembesaran ikan Nila, yang bisa menembus barrier to entry menjadi pengusaha pembenihan pun kebanyakan masih belum menggunakan induk unggul. Namun demikian usaha pembenihan Nila ini hendaknya bekerja sama dengan perusahaan/lembaga riset yang selalu mendatangkan/menyediakan induk unggul (f1), sehingga keunggulan benih yang diusahakan di kolam pembenihan dapat termonitor.
Industri pembenihan ikan Nila juga dapat menjadi pasar kredit perbankan karena usaha tersebut mampu mencetak laba yang cukup baik untuk memberikan keuntungan kepada pengusaha maupun untuk membayar bunga kredit. Usaha ini masih mampu memberikan keuntungan bagi pengusahanya sebesar rata-rata 17% dari penjualan walaupun usaha dilakukan dengan struktur pembiayaan 34% modal pengusaha dan 66% modal kredit bank dengan tingkat bunga pasar, laba tersebut sudah dikurangi bagi hasil dengan pemilik lahan.
Kendala umum yang terjadi pada produksi benih yaitu ketersediaan benih yang tidak sesuai dengan waktu kebutuhan pembudidaya. Selain itu kualitas benih mengalami penurunan yang disebabkan terjadinya kawin kerabat (inbreeding) yang menyebabkan terjadinya penurunan kualitas genetik.
Turunnya kualitas genetik dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat, matang kelamin di usia muda, dan kematian yang tinggi akibat penurunan daya tahan terhadap penyakit dan perubahan lingkungan. Alternatif untuk mengatasi masalah tersebut yaitu mendatangkan induk baru atau melakukan pembenihan terprogram melalui upaya pemuliaan, khususnya dengan persilangan untuk memperbaiki karakter yang diinginkan.
Kendala lainnya yang sering dijumpai dalam produksi benih Nila adalah faktor musim. Pada puncak musim penghujan (sekitar bulan Januari-Februari) dan puncak musin kemarau (sekitar bulan Juli-Agustus), produksi benih ikan biasanya turun, karena pada bulan-bulan tersebut suhu lingkungan menjadi ekstrem sehingga tingkat metabolisme ikan menurun dan produksi telur dari induk ikan Nila berkurang.
Dalam mengembangkan usaha budidaya Ikan nila diperlukan analisis mendalam untuk mengetahui kondisi eksisting usaha Ikan nila, faktor-faktor eksternal dan internal yang berpengaruh dalam perumusan strategi pengembangannya. Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyusun strategi pengembangan usaha Ikan nila adalah melakukan analisis kelayakan usaha dengan mengelompokkan komponen yang termasuk manfaat dan komponen biaya untuk menyusun aliran tunai.
Penyusunan ini untuk mengetahui kelayakan investasi secara finansial dan beberapa manfaat bersih yang diperoleh. Dalam bagian ini, komponen manfaat dan biaya dibatasi hanya pada biaya dan manfaat yang dapat di kuantifikasi (Sismaraini, 2015). Serta melakukan analisis terhadap kondisi eksisting usaha budidaya Ikan nila melalui identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam usaha budidaya Ikan nila.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Nila merupakan salah satu kelompok spesies budidaya terpenting di dunia. Pemeliharaan Ikan Nila (Oreochormis Niloticus) di kolam merupakan salah satu cara budidaya ikan yang mudah dikembangkan di beberapa daerah karena wilayahnya yang banyak air dan sungai serta pola budidaya ikan yang mulai digandrungi masyarakat. Juga sebagai alternatif sumber pendapatan dan pemenuhan gizi keluarga. Usaha produksi benih ikan Nila memiliki prospek pasar yang masih terbuka, hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat/ rumah tangga, juga dapat dilihat dari meningkatnya pendirian restoran atau lokasi-lokasi wisata dan pemancingan yang dipenuhi pengunjung, maupun peluang ekspor.

3.2 Saran
Dalam usaha pembenihan ikan Nila agar diusahakan pengusaha benar-benar menggunakan induk unggul yang menghasilkan keturunan yang unggul pula. Keunggulan benih yang dihasilkan nantinya bukan hanya menguntungkan pengusaha benih, namun juga akan menguntungkan pengusaha pembesaran ikan Nila nantinya.





DAFTAR PUSTAKA

Aliah dan Suhendar. 2017. Pengembangan Prototipe Teknologi Budidaya Ikan Nila Unggul Terintegrasi di Lingkungan Perairan Tambak. di akses pada ejurnal.bppt.go.id/index.php/JRL/article/download/2112/1756
Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Panduan SPO Nila merah Strain Janti (Oreochromis niloticus). Semarang: Balai Benih dan Budidaya Ikan Air tawar Muntilan
Hadie, dkk. 2018. Jurnal Strategi dan Kebijakan Produksi pada Budidaya Ikan Nila Berdaya Saing. Jakarta : Pusat Riset Perikanan.  diakses pada http://ejournal-  balitbang.kkp.go.id/index.php/jkpi/article/view/6834
Suyanto, R. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Jakarta: Penebar Swadaya
Tim Menegristek. 2011. Budidaya Ikan Nila(Oreochromis niloticus ). Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknolog: Jakarta. di akses pada  https://docplayer.info/82290-Budidaya-ikan-nila-oreochromis-niloticus.html

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER

PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER DISUSUN OLEH:               NAMA              :                NPM                  :                MK                    : APLIKASI KOMPUTER               DOSEN             :                                       , M.Kom            ...

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA DISUSUN OLEH: NAMA              :          NPM                 :          DOSEN             :           PRODI              :         PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullahi wabaraokatuh Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan observasi dan menulis laporan hasil observasi tepat pada waktunya. Dan ucapan terimakasi...

STUDI KASUS MISKOMUNIKASI ANTARA PIMPINAN DAN KARYAWAN PT CAHAYA MITRA UTAMA

STUDI KASUS MISKOMUNIKASI ANTARA PIMPINAN DAN KARYAWAN PT CAHAYA MITRA UTAMA DISUSUN OLEH : NAMA            :  NPM                :  MK                  : KEPEMIMPINAN PRODI            : ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 Studi Kasus : Miskomunikasi antara pimpinan dan karyawan PT Cahaya Mitra Utama Miskomunikasi adalah salah satu akibat dari proses komunikasi yang tidak bisa diterima baik oleh kedua pihak, yang menyebabkan tujuan atau misi dari komunikasi tersebut tidak tercapai. Miskomunikasi biasa terjadi pada komunikasi antara kedua pihak. Miskomunikasi biasanya dikarenakan salah satu pihak tidak mengerti de...