Skip to main content

Masalah yang Dihadapi pada Pewarisan Kebudayaan


1.        Masalah yang dihadapi pada pewarisan kebudayaan
Sumber : Literasi Publik
Pada hakikatnya, kebudayaan adalah warisan sosial. Dalam arti bahwa kebudayaan diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya melalui suatu proses pembelajaran, baik secara formal maupun secara informal. Adapun proses pembelajaran formal itu umumnya dilakukan lewat program-program pendidikan dalam berbagai lembaga pendidikan, seperti sekolah, kursus, akademi, perguruan tinggi, dan lain-lain tempat pusat pelatihan kerja dan keterampilan. Di sini semua wujud kebudayaan spiritual maupun material yang berupa sistem gagasan, ide- ide, norma-norma, aktivitas- aktivitas berpola, serta berbagai benda hasil karya manusia dikemas dalam mata pelajaran dan kurikulum yang disusun serta diberikan secara sistematik. Sementara itu, proses pembelajaran informal diselenggarakan melalui proses enkulturasi (enculturation) dan sosialisasi (socialization). Enkulturasi adalah proses penerusan kebudayaan kepada seseorang individu yang dimulai segera setelah dilahirkan, yaitu pada saat kesadaran diri yang bersangkutan mulai tumbuh dan berkembang. Agar kesadaran diri itu dapat berfungsi, seorang individu harus dilengkapi dengan lingkungan sosialnya. Mula-mula ia mengetahui objek-objek di luar dirinya. Obyek ini selalu dipahami menurut nilai kebudayaan di tempat dia dibesarkan. Bersamaan dengan itu, individu tersebut memperoleh orientasi yang bersifat ruang, waktu, dan normatif.
Dengan kata lain, dalam proses enkulturasi ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikap perilakunya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan-peraturan yang ada di dalam kebudayaannya. Dalam pada itu, dampak enkulturasi terhadap kepribadian ialah bahwa di dalam beberapa kebudayaan, kebiasaan membesarkan dan mengasuh anak dengan cara- cara represif cenderung meningkatkan per- tumbuhan kepribadian yang penurut, sedangkan dalam kebudayaan lain, kebiasaan membesarkan dan mengasuh anak yang permisif tampaknya mempermudah terbentuknya kepribadian yang sebaliknya, yaitu kepribadian yang bebas dan lebih percaya diri.
Adapun pewarisan kebudayaan yang dilakukan melalui proses sosialisasi sangat erat berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungannya dengan sistem sosial. Dalam proses ini seorang individu mulai dari masa kanak-kanak, masa dewasa, hingga masa tuanya, belajar ber- macam-macam pola tindakan dalam interaksi dengan semua orang di sekitarnya yang menduduki bermacam-macam status dan peranan sosialnya yang ada dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
2.        Perubahan Kebudayaan
Budaya adalah adalah sistem gagasan atau ide-ide dalam bentuk kebiasaan, adat istiadat, sistem nilai, norma, serta aturan-aturan. Adapun perubahan budaya adalah perubahan unsur-unsur kebudayaan karena perubahan pola pikir masyarakat sebagai pendukung kebudayaan. Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa atau masyarakat terdiri atas beberapa unsur. Seorang antropolog yang bernama  C. Kluckhohn mengemukakan ada tujuh unsur kebudayaan yang dimiliki bangsa atau masyarakat di dunia ini.
Pengaruh kebudayaan asing melalui kontak budaya secara langsung terjadi pengaruh timbal balik atau saling memengaruhi sehingga menimbulkan perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan akan berjalan secara terus-menerus bergantung pada dinamika masyarakat.
Itulah yang dimaksud Perubahan kebudayaan, semoga penjelasan tersebut bisa menambah pengetahuan anda. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut diberi nama “cultural universals” artinya unsur kebudayaan tersebut dijumpai pada setiap kebudayaan di mana pun di dunia ini.
Perubahan kebudayaan adalah suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi, perubahan kebudayaan terjadi sesuai dengan perkembangan masyarakat pendukungnya. Tidak ada dukungan dari masyarakat, maka tidak akan ada perubahan, baik itu ke arah positif atau negatif.
Selama hidupnya, setiap manusia (masyarakat dalam arti luas) pasti mengalami perubahan-perubahan. Apabila misalnya dihubungan dengan definisi kebudayaan yang dipaparkan oleh Taylor seperti yang sudah saya posting sebelumnya, dimana kebudayaan adalah suatu kompleks yang meliputi unsur-unsur seperti pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, maka perubahan itu bisa terjadi melalui unsur-unsur kebudayaan tersebut baik untuk individu atau masyarakat, baik terjadi secara lambat atau cepat.
Sebagai contoh, Si A atau masyarakat A, pada tahun 1994 sangat buta sekali dengan dunia internet. Namun, di tahun 2015 ini hampir 90% masyarakat A sedikit banyak tahu apa itu internet, manfaat dan mudharatnya. Berdasarkan contoh ini, maka masyarakat A mengalami perubahan kebudayaan dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bentuk-bentuk perubahan kebudayaan antara lain:
1.      Perubahan yang terjadi secara lambat atau dalam istilah lainnya terkenal dengan sebutan Evolusi. Contoh misalnya adalah evolusi peralatan pada zaman Batu Tua. Di zaman Batu Tua, peralatan yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk bertahan hidup, begitu lama bertahan hingga ribuan tahun. Atau kalau di Indonesia adalah pada masa Kemerdekaan, setelah dijajah selama beratus tahun.
2.      Perubahan yang terjadi secara cepat atau dalam istilah ilmiahnya disebut Revolusi. Salah satu contoh adalah Revolusi Industri
3.      Perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh kecil. Contoh mode pakaian, tata rambut dan sebagainya. Kecil disini mengandung arti bahwa, perubahan itu hanya terjadi bagi sebagian orang saja, tidak menyeluruh.
4.      Perubahan yang pengaruhnya besar, misalnya proses industrialisasi masyarakat agraris, atau untuk lebih gampangnya saya contohkan dengan adanya listrik, telepon, televisi dan lain sebagainya.
5.      Perubahan yang direncanakan atau dikehendaki. Misalnya, dalam arti luas bisa dicontohkan dengan adanya Repelita yang pernah dijalankan pada masa Orde Baru. Dan dalam arti sempit, bisa dicontohkan ketika seseorang merencanakan pernikahan. Tentu setelah nikah, ada perubahan yang terjadi di antara pasangan nikah tersebu
6.      Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan. Contohnya gaya fashion yang kebarat-kebaratan dengan mengumbar aurat secara vulgar di depan umum yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.



3.        Penyebaran (unsur-unsur) Kebudayaan
Sejak adanya manusia pertama yakni Adam, telah dimulailah sejarah perpindahan manusia. Dalam perpindahan atau migrasi manusia dari satu tempat ke tempat lainnya disertai pula dengan perpindahan atau penyebaran unsur-unsur kebudayaannya yang disebut “proses Difusi”. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat dibawa langsung oleh manusia yang bermigrasi secara berkelompok, atau dapat pula dibawa oleh individu-individu tertentu yang membawa unsur-unsur kebudayaannya hingga jauh sekali, seperti pedagang dan pelaut. Selain itu, penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat pula berdasarkan pertemuan-pertemuan antara individu dalam satu kelompok dengan individu kelompok lain. Cara penyebaran unsur-unsur kebudayaan itu beraneka ragam, bisa dengan cara kekerasan atau dengan cara damai.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang dilakukan dengan cara kekerasan biasanya dilakukan lewat peperangan dan serangan penaklukan. Bangsa yang menaklukan akan mengkleim dirinya sebagai bangsa yang memiliki kebudayaan yang lebih tinggi, lebih unggul dan benar dari pada bangsa yang ditaklukan. Kemudian dengan alasan mengangkat kebudayaan bangsa yang ditaklukan mereka menyebarkan unsur-unsur kebudayaannya yang pada kenyataannya hanyalah untuk kepentingan penjajahan. Hal ini mulai gencar terjadi di seluruh penjuru dunia pada masa “kejayaan Imperialisme Modern”.
Selanjutnya adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dengan cara damai. Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dengan cara ini dapat terjadi tanpa disadari oleh si penerima unsur kebudayaan tersebut. Jika dikaitkan dengan imperialisme, maka penyebaran unsur-unsur kebudayaan dengan cara damai dapat dikategorikan dalam imperialisme kebudayaan. Imperialisme kebudayaan merupakan imperialisme yang paling berbahaya karena imperialisme ini bersifat hendak menguasai jiwa dan pikiran manusia atau penduduk disuatu negara. jika jiwa dan pikiran manusia atau penduduk di suatu negara telah dikuasai, maka si imperialis akan dengan mudah menguasai dan mengendalikn negara tersebut tanpa perlu repot-repot melakukan peperangan dan penaklukan.
Dan yang terjadi sekarang ini adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dengan cara damai. Tanpa kita sadari bagsa barat telah menyebarkan unsur-unsur kebudayaannya lewat berbagai hal diantaranya lewat makanan seperti fried chicken yang pada kenyataannya adalah jenis makanan yang tidak sehat. Kemudian lewat fashion seperti pakaian yang tidak sesuai dengan kebudayaan timur. Lewat sarana imformasi seperti internet dengan situs pornonya dan lain sebagainya.
Kini tinggal kesadaran diri kita masing-masing untuk memilih dan memilah mana dari unsur-unsur kebudayaan asing yang baik untuk diambil dan mana yang tidak layak untuk diambil.


Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER

PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER DISUSUN OLEH:               NAMA              :                NPM                  :                MK                    : APLIKASI KOMPUTER               DOSEN             :                                       , M.Kom               PRODI              : AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Pengetahuan Dasar Komputer”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Komputer adalah alat yang digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, misalnya mulai dari mengerjakan pekerjaan kampus, sekolah, kantor, multimedia, bahkan hiburan. Dengan demikian, jelas bahwa untuk bekerja, komputer memerlukan instruksi dari pengguna yang kemudian disebut sebagai brainware. Manusia melakukan interaksi dengan ko

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA DISUSUN OLEH: NAMA              :          NPM                 :          DOSEN             :           PRODI              :         PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullahi wabaraokatuh Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan observasi dan menulis laporan hasil observasi tepat pada waktunya. Dan ucapan terimakasih kepada ibu Berliantika Putri Aswir, M.Pd. Kons, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah yang sudah memberikan tugas kepada saya agar dapat mengobservasi secara langsung di lembaga TK. Laporan ini merupakan hasil observasi saya dari TK AL-REZA. Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang Semua pihak yang tidak bisa disebutk

makalah Perencanaan karangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar Belakang google Perencanaan karangan merupakan tahap awal yang dilakukan oleh seorang pengarang untuk mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan pembatasan masalah, mengamati objek yang ditulis, dan menuangkan gagasannya dari awal penulisan hingga akhir penulisan. Perencanaan karangan penting dibuat agar karangan dapat terstruksur dengan baik, menarik para pembaca dan mudah dipahami. Jika perencanaan karangan tidak dibuat maka pengarang akan mengalami kesulitan dalam penulisan, apalagi dalam penulisan karangan formal seperti makalah penelitian, skripsi, tesis dan disertasi, atau karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Untuk memudahkan pembuatannya, maka diperlukan perencanaan karangan yang terdiri atas beberapa tahapan penulisan. Oleh karena itu, melihat pentingnya pembuatan perencanaan karangan sebelum membuat karangan, maka tim penulis tertarik untuk membahas perencanaan karangan lebih