1.
Analisis Struktural Legenda
Malin Kundang dan Legenda Batu Menangis
a.
Analisis Struktural Legenda
Malin Kundang
1)
Tema
Sebelum
menentukan tema, terlebih dahulu diuraiakan masalah-masalah yang terungkap
dalam legenda Malin Kundang.
a)
Sebuah keluarga yang hidup
serba kekurangan. Keluarga Malin Kundang adalah keluarga yang sangat miskin,
ayahnya pergi merantau dan ibunya bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b)
Seorang anak yang awalnya
berbakti kepada ibunya, namun setelah merantau dan menjadi kaya ia durhaka
kepada ibunya. Saat Malin dewasa, ia mengutarakan keinginannya kepada sang ibu
bahwa ia ingin merantau agar ia menjadi orang kaya. Namun setelah ia berhasil
dan sukse, ia tidak mengakui ibunya yang msikin sebagai ibu kandungnya, ia
justru menganggap bahwa ibu miskin tersebut adalah pengemis.
Berdasarkan
permasalahan tersebut maka dapat diketahu bahwa tema dalam legenda Malin
Kundang adalah kedurhakaan seorang anak terhadap ibunya.
2)
Tokoh
a)
Malin
Malin adalah
seorang anak yang cerdas dan berbakti kepada ibunya. Hal tersebut tergambar
pada kalimat berikut: Malin kecil adalah anak yang cedas dan sangat berbakti
kepada ibunya. . Namun setelah ia sukses
dan menikah sifatnya berubah drastis. Ia menjadi anak yang durhaka dan tidak
mengakui ibunya. Ia mengatakan bahwa ibu tua yang mengaku sebagai ibu
kandungnya itu hanyalah seorang pengemis.
b)
Ibu
Seorang wanita yang yang ditinggal merantau suaminya
tanpa kabar sehingga ia harus mencari nafkah sendiri. Semenjak suaminya
merantau, tidak mengirim kabar dan bertahun-tahun tidak pulang maka ibu Malin
bekerja seorang diri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya bersama Malin.
Ibu yang pada awalnya sangat sabar dan sayang kepada
malin, akhirnya menjadi sangat marah karena Malin tidak mengakuinya sebagai ibu
kandungnya. Saat Malin tidak mengakuinya sebagai ibu kandungnya dan menganggap
bahwa ia hanyalah seorang pengemis miskin, sang ibu sangat kecewa sehingga
mengutuk Malin menjadi batu.
3)
Alur
Alur dalam legenda Malin Kundang adalah alur maju.
Tahap situation (penyituasian). Tahap penyituasian
diceritakan di awal yaitu tentang kehidupan seorang wanita miskin yang
ditinggal pergi suaminya. Ia memiliki anak yang bernama Malin. Legenda Malin
Kundang berasal dari Sumatera Barat tepatnya terdapat di suku Minangkabau.
Menurut kepercayaan penduduk setempat, di sebuah perkampungan di daerah pesisir
pantai ada keluarga yang hidup serba kekurangan yaitu keluarga Malin Kundang.
Keluarga tersebut terdiri dari Ayah, Ibu, dan Malin Kundang. Sang ayah pergi
merantau ke negeri seberang namun tidak pernah pulang sehingga ibunya harus
mencari nafkah seorang diri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Tahap generating circumstance (pemunculan konflik).
Konflik muncul ketika Malin dan istrinya melakukan pelayaran dan melihat ibunya
yang sudah tua menghampirinya. Akan tetapi, begitu ibunya menghampiri Malin dan
memeluknya yang terjadi adalah si Malin melepaskan pelukan ibunya. Ia pura-pura
tidak mengenali ibu tua tersebut karena malu dengan istri dan anak buahnya. Ia
tidak ingin mereka tahu bahwa ibunya sangat miskin.
Tahap rising action (konflik meningkat). Peningkatan
konflik terjadi ketika Malin tidak mau mengakui wanita tua lusuh yang
menghampirinya tersebut adalah ibunya. Malin sangat marah, ia justru berkata
bahwa ibunya adalah wanita yang tidak tahu diri karena telah mengaku-ngaku
sebagai ibu kandungnya. .
Tahap climaxs (klimak). Klimak terjadi ketika ibunya
tidak dapat menahan amarah karena perbuatan anaknya yang tidak mau mengakui
ibunya. Lalu ia pun berdoa kepada Allah agar menghukum anaknya yang durhaka.
Doa sang ibu adalah agar jika benar yang dihadapannya adalah Malin Kundang, maka
ia meminta kepada Allah agar detik itu juga Malin dikutuk menjadi batu.
Tahap denoumen (penyelesaian). Allah mengabulkan
permintaan ibunya dan mengutuk Malin menjadi batu. Saat itu juga, tubuh Malin
berubah menjadi batu dan batu Malin tersebut dapat dijumpai di pantai Pasir
Manis yang terletak di Sumatera barat.
4)
Latar/Setting
Latar tempat
terjadi di desa terpencil di pesisir pantai Sumatera. Latar yang paling dominan
terjadi di dermaga kampung halamannya.
5)
Sudut Pandang (Point of
View)
Sudut pandang pengarang
dalam menyampaikan cerita adalah sebagai orang ketiga serba tahu.
Comments
Post a Comment