ANTROPOLOGI PEDESAAN
DISUSUN
OLEH:
NAMA :
NPM :
MK : ANTROPOLOGI
DOSEN :
STIKES PAYUNG
NEGERI ACEH
DARUSSALAM
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah menulis cerita sinopsis.
Makalah ilmiah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga
makalah menulis cerita sinopsis untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca..
Matangglumpangdua, April 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Batasan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Yang
Ingin Dicapai.................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 3
A. Antropologi............................................................................................. 3
B. Perhatian Antropologi Pedesaan............................................................. 6
C. Pembagian Antropologi Pedesaan........................................................... 6
D. Tujuan Antropologi................................................................................. 8
E. Ruang Lingkup Ilmu Antropologi........................................................... 9
BAB III PENUTUP.................................................................................... 11
A. Kesimpulan............................................................................................ 11
B. Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Banyak orang berpikir
bahwa para ahli Antropologi adalah ilmuwan yang hanya tertarik pada
peninggalan-peninggalan masa lalu; Antroplogi bekerja menggali sisa-sisa
kehidupan masa lalu untuk mendapatkan pecahan guciguci tua, peralatan
–peralatan dari batu dan kemudian mencoba memberi arti dari apa yang
ditemukannya itu. Pandangan yang lain mengasosiasikan Antropologi dengan teori
Evolusi dan menyampingkan kerja dari Sang Pencipta dalam mempelajari kemunculan
dan perkembangan makhluk manusia. Masyarakat yang mempunyai pandangan yang
sangat keras terhadap penciptaan manusia dari sudut agama kemudian melindungi
bahkan melarang anak-anak mereka dari Antroplogi dan doktrin-doktrinnya. Bahkan
masih banyak orang awam yang berpikir kalau Antropologi itu bekerja atau
meneliti orang-orang yang aneh dan eksotis yang tinggal di daerah-daerah yang
jauh dimana mereka masih menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang bagi masyarakat
umum adalah asing.
Banyak alasan pentingnya
membicarakan masyarakat perdesaan, selain belum ada kesepakatan umum tentang
keberadaan masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku, juga kalau di
kaitkan pembangunan yang banyak dicurahkan ke pedesaan; maka demikian bahwa
pedesaan memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur sosial atau
kehidupannya. Dalam keadaan desa yang sebenarnya, desa masih dianggap sebagai
standar dan pemeliharaan sistem bermasyarakat dan kebudayaan asli, seperti
tolong menolong, persaudaraan, gotong royong, kesenian, kepribadian dalam
berpakaian, adat istiadat dan lain-lain, yang mada jauh berbeda dengan
masyarakat perkotaan yang mulai menggunakan ke modern atau ke barat-baratan.
Masyarakat perdesaan (khususnya di indonesia) pada umumnya masih menggunakan
adat ketimuran walaupun tidak semuanya. Dan juga bahkan mereka masih ada menggunakan
pakaian adat mereka untuk sehari-hari.
B. Batasan Masalah
Adapun batasan Masalah dalam karya
tulis ini adalah:
1.
Menjelaskan dasar-dasar antropologi
2.
Menjelaskan, memecahkan dan menelaah
secara kritis dan rasional tentang antropologi
pedesaan.
C. Tujuan Yang
Ingin Dicapai
Adapun Tujuan penulis dalam penulisan karya tulis ini
adalah
1.
Sebagai salah satu tugas mata kuliah
antropologi pedesaan
2.
Memahami dasar-dasar antropologi
3.
Memahami, memecahkan dan menelaah
secara kritis dan rasional tentang
berbagai fenomena antropologi pedesaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Antropologi
Ilmu Antropologi termasuk ilmu-ilmu sosial yang lain
mempunyai sejarah tersendiri. Antropologi disebut ilmu yang baru atau
muda karena perkembangan antropologi relatif baru. Sedangkan antropologi
disebut ilmu yang tua karena sejarahnya terutama bagian antropologi yang
disebut dengan Etnografi telah dikerjakan orang dari berbagai
bangsa di dunia sudah lebih dari 500 tahun yang lalu. Walaupun Antropologi
dikatakan ilmu yang relatif muda. Karena sebagai ilmu pengetahuan baru
berkembang abad ke XX. Namun Antropologi telah ada sejak lama (terutama
obyeknya, yaitu manusia), dengan menitik beratkan studinya pada kelompok-kelompok
manusia dan tergolong dalam ilmu sosial, maka sesungguhnya antropologi telah
ada sejak manusia itu ada.
Herodatus disebut sebagai bapak etnografi. Karena
menulis bangsa Mesir, yang dianggap tulisan etnografi yang terkuno. Tulisannya
masih bersifat subyektif dan mengandung perasangka yang kurang baik terhadap
bangsa lain. Selanjutnya dia berkata: Bangsa di luar Yunani adalah bangsa “barbar”
yang berarti orang yang berbicara “gagap” dan dikatakan
sebagai bangsa yang setengah liar. Herodatus selanjutnya mengatakan bahwa orang
Mesir, orang Libia dan Persia dianggap belum beradab.
Etnografi oleh Dinasti Han
Penulisan etnografi juga dilakukan oleh bangsa Tionghoa dan bangsa India. Walaupun tidak secara metodik dan sistemmatis kedua bangsa tersebut
telah menulis tentang keadaan mereka
sendiri ataupun menulis tentang
bangsa di luar mereka. Di Cina Ada cacatan etnografi bangsa Tiongkok yang ditulis pada jaman Dinasti Han mengenai bangsa Han Nu yang bergerak (nomaden) di Tiongkok Sebelah Barat Ibnu Batutah yang dilahirkan di Tanger Ia lahir 1304
dan meninggal tahun 1377 berkebangsaan
Arab melakukan pengembaraan di
daerah Asia tengah. Ia menulis
tentang bangsa-bangsa Konstantinopel
yang di duduki bangsa Turki,
sehingga bangsa-bangsa Eropa tidak
bisa berdagang lagi dengan Dunia Timur
melalui jalan tradisional, yaitu melalui
Euphrat, Trigis dan Teluk Persia.
Kemudian orang-orang Eropa mencari jalan baru baik melalui kutup utara ataupun melalui Afrika Selatan dengan maksud sampai di Asia Tengah.
Rombongan- rombongan itu biasanya diikuti
oleh paderi-paderi dan dari mereka bahan-bahan
etnografi dari berbagai bangsa dan
suku bangsa dapat diperoleh. Marcopolo
bukunya “ kitab tentang kerajaan & keajaiban di dunia Timur“ menguraikan
pengalamannya selama 20 tahun
mengembara di Asia. Ia juga pernah tinggal
cukup lama di istana Khu Bilai Khan
dan menemukan keanehankeanehan misalnya
dipergunakan uang yang dibuat dari kertas
dan diberi cap serta tanda tangan.
Kertas-kertas tersebut mempunyai bermacam- macam nilai. Menurutnya di negeri tersebut telah lebih maju bila dibandingkan dengan Eropa saat itu, karena di sana telah ada pengiriman surat yang lebih teratur dan ada jalan besar, tempat peristirahatan, dan ada tempat untuk menukar uang dan kuda.
Marcopolo juga pernah singgah di Indonesisa Di pelabuhan Perlec dalam
bahasa Aceh. Ia menceritakan kota
Aceh saat itu dikunjungi pedagang
dari India dan penduduknya memeluk
agama Islam, sedang penduduk di
pedalaman banyak mengerjakan hal-hal
yang haram.
Sekembalinya mengembara ia dan keluarganya tiba di Genoa. Nasib malang baginya karena ia dimasukkan penjara ketika Genoa perang melawan Venesia. Di penjara itu ia
menceritakan pengalamannya dan menulisannya yang diterbitkan tahun 1447, isinya
sangat menakjubkan dan menunjuk kepada keajaiban objek dunia Timur.
Pada zaman pertengahan ini tulisan etnografi yang
bersifat subyektif & penilaian terhadap sesuatu dipengaruhi oleh pikiran dan
kepercayaan pada masa itu. Jiwa abad pertengahan adalah kitab Injil atau lector
devina, kepada siapa seleruh pengetahuan mengabdi ? Gereja
abad pertengahan sangat berpengaruh untuk mengatur masyarakat dengan ajaran
dogma-dogmanya, dengan mengemukakan bahwa aturan-aturan sosial tidak
dapat salah.
Thomas Aquinas Pada
zaman pertengahan mengemukakan
teori-teori yang bersifat spekulatif,
karena keterangan-keterangan tersebut
berbeda dengan apa yang ada di ajaran-ajaran
kitab suci, maka mulai saat itu
justru penulisan etnografi dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik.
Yosep Prancis Lafitau (1600-1740). Etnografi berkembang bersama dia, ia adalah seorang paderi dari bangsa Perancis tulisannya berjudul “Moeurs des souvages
Americains compares aux mours
des pramiers temps” 1724. Ia melihat bangsa-bangsa primitif dan
tidak dilihatnya sebagai bangsa yang aneh. Karena ia sebagai anggota misionaris
agama dan ia berusaha untuk menasranikan bangsa Indian.
Perkembangan Antropologi Di
Indonesia
Perkembangan antropologi di mulai dengan penelitian adat-istiadat, system kepercayaan, struktur
sosial dan kesenian dari suku-suku yang tersebar di seluruh wilayah nusantara
sejak zaman penjajahan Belanda. Tulisan-tulisan tersebut digunakan sebagai
landasan kebijaksanaan pemerintah kolonial. Penyelidikan dan penulisan dalam
rangka pengembangan etnologi dan antropologi sosial oleh perguruan tinggi
dimulai setelah penyelidikan bahasa dan budaya. Lembaga tersebut bernama “Taal
en cultural onderzoek” di Universitas Indonesia Jakarta.
1.
Fase pertama
2.
Pada awal tahun 1800-an
negara-negara Eropa Barat melakukkan kolonialisasi atas negara–negara Afrika,
Asia dan Amerika. Menurut pandangan orang Eropa bangsabangsa yang dijajah masih
primitif, buas dan sering dikatakan bangsa-bangsa yang masih asli, yang belum
mengalami perubahan dan kemajuan.
3.
Fase kedua
4.
Pada fase ini pertengahan abad 19
banyak ditemukan tulisan mengenai aneaka warna kebudayaan dan tingkat
evolusinya. Deskripsi mengenai suku bangsa di luar Eropa merupakan kebudayaan
yang masih tradisional dan merupakan sisa kebudayaan kuno.
5.
Fase ketiga
Pada awal abad ke 20 ilmu Antropologi mengalami kemajuan, ilmu Antropologi
dipergunakan oleh bangsa Eropa untuk mempelajari adat-istiadat dan keabiasaan
bangsa yang terjajah. Dengan meangetahui data tentang kebiasaan itu dapat
dipergunaklan untuk mempertahankan kolonialismenya di negara yang dijajah
tersebut
6.
Fase keempat
Sesudah tahun 1930-an ilmu Antropologi mengalami perkembangan luar biasa,
dipengaruhi oleh metode ilmiah dalam melakukan penelitian. Masyarakat terjajah
mengalami perkembangan, maka Antropologi seakan mengalami kehilangan objek
penerlitian. Antropologi mengembangkan metode ilmiah terutama PT di Eropa dan
Amerika, dan seluruh dunia.
B. Perhatian Antropologi Pedesaan
Bekas-bekas kebudayaan manusia zaman purba yang
dijadikan dasar untuk mempelajari manusia jaman sekarang ini. Seabad yang lalu
Antropologi hanya tertarik mempelajari kelompok-kelompok kecil masyarakat,
suku-suku, kebudayaan, kampungkampung sera minoritas, namun sekarang
Antropologi telah lebih maju dengan mempelajarai manusia dari berbagai segi
atau sudut. Banyaknya kekhususan/cabang Antropologi tertentu.
Seabad lalu Antropologi hanya tertarik mempelajari
kelompok-kelompok kecil masyarakat, suku, kebudayaan, kampung-kampung serta
minoritas, namun sekarang Antropologi
telah lebih maju dengan mempelajarai manusia dari berbagai segi atau sudut.
Baik yang telah maju maupun primitive
C. Pembagian
Antropologi Pedesaan
1.
Antropolgi fisik
Tulian Darwin ”The origin of
spicies” Antropologi fisik berkembang pesat dengan melakukan penelitian-penelitian
terhadap asal mula dan perkembangan manusia. Manusia asalnya monyet, karena
makhluk hidup mengalami evolusi. Antropologi ingin membuktikan dengan melakukan
berbagai penelitian terhadap kera dan monyet di seluruh dunia.
Penelitian ingin mengetahui
v
Apakah monyet itu poligami atau
monogami?
v
Berkelompok atau sendiri?
v
Apakah dapat berkomunikasi ?
v
Bagaimana mereka memecahkan
masalnya?
v
Pertanyaan-pertanyaan tersebut
digunakan sebagai dasar melakukan penelitian untuk membuktikan apakah asal-usul
manusia
Walaupun sampai belum ada jawaban, namun usaha mempelajari asal mula manusia
tidak pernah dihentikan.
2.
Antropologi
Budaya
Menurut orang awam membicarakan
Antropologi hanyalah berfikir tentang fosilfosil. Memang pemikiran yang
demikian tidak selamanya salah karena mempelajari fosil merupakan suatu cabang
penelitian Antropologi. Arkheologi pada dasarnya berbeda dengan Antropologi, di
mana sesungguhnya arkheologi merupakan salah satu cabang Antropologi.
Bedanya dengan Antropologi Fisik
v
Antropologi fisik mempelajari
manusia dari segi biologi misalnya, bentuk tubuh, warna rambut, warna kulit,
dan lainnya,
v
Antropologi budaya melihat atau
mempelajari manusia yang berkaitan dengan materi-materi kebudayaan seperti
misalnya, alat-alat hidup, perumahan, kesenian-kesenian, norma, perilaku dan
lain sebagainya yang ada dalam masyarakat.
Antropologi Budaya Mencakup:
1. Etnografi
Ilmu ini mempelajari mengenai berbagai kebudayaan
pada suatu masyarakat secara mendetail pada suatu kenyataan berupa aktivitas
nyata masyarakat. Kenyataan diperoleh dari berbagai observasi yang biasanya
dilakukan oleh Antropologi budaya. Sebenarnya beberapa tahun yang lalu para
ahli tersebut hanya berpegang pada teori untuk memprediksi aktivitas dalam
masyarakat, sekarang telah meninggalkan teori-teori itu dan langsung pergi ke
lapangan, hidup dengan orang-orang primitif, makan, tinggal, dan ingin
mengetahui nilai-nilai serta motivasi mereka.
2. Etnologi
Para ahli Antropologi menggunakan datadata etnografi dan teori-teori
kemudian membandingkannya dengan berbagai kebudayaan untuk mempelajari tingkah
laku manusia.
3. Antropologi Linguistik
Ilmu ini mempelajari bahasa baik lisan maupun tulisan dari bangsa-bangsa di
seluruh dunia. Antropologi linguistik juga mempelajari sejarah perkembangan
bahasa dan hubungannya antara bahasa-bahasa itu dengan nilai budaya yang ada.
4. Foklore
Ilmu ini mempelajari kreativitas manusia, musik, drama, cerita rakyat, dan
lain sebagainya yang berkaitan dengan kesenian.
5. Antropologi sosial
Antropologi ini tertarik untuk mempelajari struktur dan fungsi kelompok
dengan melihat fenomena-fenomena seperti materi kebudayaan, bahasa, karya seni,
dan agama, yang lebih menekankan institusi daripada melihat manusia sebagai
pribadi.
Antropologi adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari umat manusia sebagai mahkluk masyarakat , terutama sifat-sifat
khusus badani dan cara-cara produksi, tradisi-tradisi dan nilainilai yang
membuat pergaulan hidup berbeda dari yang satu dengan lainnya ( Prof Harsojo)
D. Tujuan
Antropologi
Paling tidak ada dua tujuan dalam mempelajari
Ilmu Antropologi:
1. Tujuan akademis
2. Antropologi ingin mencapai pengertian tentang mahkluk
manusia pada umumnya dengan mempelajajari keanekawarna bentuk fisiknya,
masyarakat serta kebudayaannya
3. Tujuan praktis
Antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneakawarna masyarakat suku
bangsa guna membangun
E. Ruang
Lingkup Ilmu Antropologi
Ilmu antropologi merupakan ilmu yang mempelajari
manusia dalam arti yang sangat luas, karena ilmu tersebut tidak hanya
mempelajari secara biologi, namun mempelajari manusia dalam berbagai
aspek. Setelah pearang dunia ke II perkembangan ilmu antropologi
sangat pesat, sehingga membentuk pengkhususan-pengkususan sesuai
masalahmasalah praktis yang ada dalam masyarakat.
Cabang-cabang ilmu antropologi sebagai
berikut:
1. Antropologi ekonomi
Ilmu ini mempelajari dan memahami masyarakat dengan
melakukan penelitian terhadap masalah-masalah yang berhubungan dengan; modal,
tenaga kerja, sistim produksi, pemasaran hasil, dan kegiatan lainnya pada
masyarakat daerah tertentu. Yang kesemuanya itu mendorong perkembangan dan
terbentuknya sub- ilmu antropologi ekonomi.
2. Antropologi Pembangunan
Ilmu ini mempelajari dan memahami masyarakat dengan
melakukan penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan
pembangunan. Antropologi pembangunan mengkhususkan diri pada penggunaan
metode-metode, konsep-konsep serta teori-teori antropologi. Hasil penelitian tersebut
dapat dipergunakan oleh pihak yang
berwenang untuk membuat kebijaksanaan pembangunan di suatu daerah tertentu
3. Antropologi Kesehatan
Ilmu ini mempelajari dan memahami masyarakat dengan
melakukan penelitian mengenai masalah kesehatan masyarakat. Penelitiannya untuk
mengetahui konsepsi dan sikap penduduk tentang kesehatan, tentang sakit, dukun,
obat-obatan tradisional, kebiasaan dan pantangan untuk memakan sesuatu. Hasil
penelitian yang demikian untuk membantu para dokter atau para ahli gizi untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
4. Antropologi Politik
Ilmu ini mempelajari dan memahami kejadiandan gejala
politik, persaingan, kerjasama, di antara partai-partai politik yang ada.
Antropologi politik juga mempelajari atau memperhatikan latar belakang
kebudayaan, sistim nilai dan norma dari manusia-manusia yang menjalankan
politik atau pelaku politik itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan .
Ilmu Antropologi termasuk ilmu-ilmu sosial yang lain
mempunyai sejarah tersendiri. Antropologi disebut ilmu yang baru atau
muda karena perkembangan antropologi relatif baru. Sedangkan antropologi
disebut ilmu yang tua karena sejarahnya terutama bagian antropologi yang
disebut dengan Etnografi telah dikerjakan orang dari berbagai
bangsa di dunia sudah lebih dari 500 tahun yang lalu.
Perkembangan antropologi di mulai dengan penelitian adat-istiadat, system kepercayaan, struktur
sosial dan kesenian dari suku-suku yang tersebar di seluruh wilayah nusantara
sejak zaman penjajahan Belanda. Tulisan-tulisan tersebut digunakan sebagai
landasan kebijaksanaan pemerintah kolonial. Penyelidikan dan penulisan dalam rangka
pengembangan etnologi dan antropologi sosial oleh perguruan tinggi dimulai
setelah penyelidikan bahasa dan budaya. Lembaga tersebut bernama “Taal en
cultural onderzoek” di Universitas Indonesia Jakarta. Perkembangan antropologi dibagi ke dalam
empat Fasa
B. Saran
1.
Bagi kita dan generasi akan datang
sudah sepatutnya untuk Memahami, memecahkan dan menelaah secara kritis dan
rasional tentang berbagai fenomena
sosial budaya yang terjadi di Indonesia
2.
Kepada para pembaca jika ingin lebih
mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang
memuat tentang Pembelajaran Menulis yang lebih lengkap.
Comments
Post a Comment