PENDIDIKAN KARAKTER
DISUSUN
NAMA :
NPM :
DOSEN
: NANDA SAFARATI, M.Pd
PRODI : PEND. BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2019
PENDIDIKAN KARAKTER
1.
Konsep Pendidikan
Karakter
Karakter menurut naskah rencana
aksi nasional yang diterbitkan kementrian pendidikan nasional merupakan
kualitas individu atau kolektif yang menjadi ciri individu atau kelompok.
Karakter yang dimaksud di sini bisa berbentuk baik maupun buruk. Karakter yang
ingin diwujudkan oleh bangsa Kita merupakan karakter yang baik dan bisa
berjalan sejalan dengan tantangan dan perubahan zaman. Aktualisasi dari
pembentukan karakter melalui pendidikan memerlukan pengembangan yang
tereintegrasi antara aspek-aspek perkembangan siswa secara seimbang baik afeksi
maupun kognisi. Di sinilah pentingnya pendidikan bagi manusia yang seimbang
antara afeksi dan kognisi, yakni untuk mewujudkan karakter yang kukuh dan
unggul pada diri generasi penerus.
Pendidikan Karakter adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi
dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi atau kelompok
yang unik baik sebagai warga negara. Dalam kamus lain Pendidikan Karakter merupakan
bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang
mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.
Pendidikan karakter merupakan
bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat Tujuan pendidikan karakter
adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan
melatih kemampuan diri demi menuju ke arah hidup yang lebih baik. Suatu tindakan
yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya.
Pendidikan karakter ini dimaknai
sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, moral, dan ke ajengan sikap baik yang
dalam mengatasi berbagai kesulitan dan permasalahan. Pendidikan karakter akan
memupuk watak yang bertujuan memupuk kemampuan peserta didik untuk melakukan
pengambilan keputusan dengan pertimbangan baik dan buruk, memelihara hal yang
baik, serta mewujudkan kebaikan ini dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh
hati. Pendidikan karakter merupakan komponen utama yang tidak terpisahkan dalam
mewujudkan visi dan misi yang ditentukan oleh pemerintahan pada pembangunan nasional
(RPJP 2005-2025) untuk memajukan generasi penerus dalam menghadapi ancaman dari
luar sambil melakukan upaya
menjaga keutuhan NKRI dari dalam.
2. Nilai-Nilai Karakter
Pendidikan karakter ini
dikembangkan dari sumber-sumber sebagai berikut :
- Agama: Bangsa Indonesia hidup dengan berdasarkan norma ketuhanan sehingga untuk menjaga tatanan masyarakat yang madani dan thayibbah secara individu maupun bermasyarakat selalu didasari pada ajaran agama dan kepercayaan yang diyakini oleh setiap pemeluk ajaran beragama. Penerapan pendidikan beragama ini diwujudkan dalam bentuk peran keluarga dalam pembentukan kepribadian di rumah, hingga pembekalan pentingnya peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa di lingkungan sosial.
- Pancasila: Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang telah tertanam kuat sejak nenek moyang bangsa ini memulai membangun peradaban bangsa Indonesia menjadi sumber nilai pendidikan karakter yang telah teruji di berbagai tantangan zaman di masa lampau, mulai dari zaman pra aksara, zaman kerajaan, zaman penjajahan, hingga dikukuhkan menjadi dasar negara ketika memasuki kemerdekaan. Adalah hal yang sangat utama menerapkan nilai-nilai Pancasila secara riil dalam setiap tutur kata, pikiran, dan perilaku Kita.
- Budaya: Nilai-nilai budaya menjadi pendasaran dalam memaknai suatu peristiwa, fenomena, dan kejadian yang berlangsung dalam setiap interaksi antar anggota masyarakat. Budaya ini terwujud dari perilaku yang berlangsung terus-menerus hingga membentuk kebiasaan dalam masyarakat. Kebiasaan yang dinilai bagus inilah yang nantinya menjadi sumber karakter yang harus dipertahankan dalam pendidikan karakter bangsa Indonesia. Budaya juga menjadi suatu proses pembentukan karakter sejak berada di dalam kandungan hingga Kita dewasa. Budaya yang bersifat hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis ini juga menjadi cikal bakal bagi berbagai tindakan yang diambil dalam peran lembaga pengendalian sosial di masyarakat.
- Tujuan Pendidikan Nasional: Sebagai rumusan dari hasil yang harus dimiliki setiap generasi penerus bangsa ini, tujuan pendidikan nasional dikembangkan oleh berbagai satuan pendidikan di berbagai jenjang dan jalur. Tujuan pendidikan nasional terdiri dari berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki warga negara Indonesia . Ini dilakukan agar secara riil bisa dilaksanakan implementasi pendidikan karakter di berbagai lembaga pendidikan.
Ada 18
nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang
dibuat oleh Kemendiknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan
di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses
pendidikannya. 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Kemendiknas
adalah:
(1)
Religius
Sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
(2)
Jujur
Perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
(3)
Toleransi
Sikap dan
tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan
tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
(4)
Disiplin
Tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
(5)
Kerja Keras
Tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
(6)
Kreatif
Berpikir dan
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
(7)
Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
(8)
Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
(9)
Rasa Ingin Tahu
Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
(10)
Semangat Kebangsaan
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
(11)
Cinta Tanah Air
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
(12)
Menghargai Prestasi
Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
(13)
Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
(14)
Cinta Damai
Sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
(15)
Gemar Membaca
Kebiasaan
menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
(16)
Peduli Lingkungan
Sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
(17)
Peduli Sosial
Sikap dan
tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
(18)
Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan
budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
3. Tahapan Pengembangan Karakter
Karakter setiap manusia terbentuk
melalui 5 Tahap yang saling berkaitan. Lima tahapan itu adalah :
(1)
Adanya nilai yang diserap
seseorang dari berbagai sumber, seperti agama, ideologi, pendidikan dll.
(2)
Nilai membentuk pola fikir
seseorang yang secara keseluruhan keluar dalam bentuk rumusan visi.
(3)
Visi turun ke wilayah hati
membentuk suasana jiwa yang secara keseluruhan membentuk mentalitas.
(4)
Mentalitas mengalir
memasuki wilayah fisik dan melahirkan tindakan yang secara keseluruhan disebut
sikap.
(5)
Sikap-sikap dominan dalam
diri seseorang yang secara keseluruhan mencitrai dirinya adalah apa yang
disebut sebagai karakter atau kepribadian.
Proses pembentukan mental tersebut
menunjukan keterkaitan antara fikiran, perasaan dan tindakan. Dari akal
terbentuk pola fikir, dari fisik terbentuk menjadi perilaku. Cara berfikir
menjadi visi, cara merasa menjadi mental dan cara berprilaku menjadi karakter.
Apabila hal ini terjadi terus menerus akan menjadi sebuah kebiasaan.
Sumber:
Burhanuddin, Afid. 2015. Tahapan Pembentukan
Karakter di https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/tahapan-pembentukan-karakter/
di akses pada 01 Juli 2019
Doni Kusumah A.2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo.
Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa.
di http://ww17.puskur.net/files/1_%20Pendidikan%20Budaya%20dan%20Karakter%20Bangsa.pdf
di akses pada 01 Juli 2019
Comments
Post a Comment