Skip to main content

Makalah PENDIDIKAN KARAKTER : Tahapan Pengembangan Karakter


PENDIDIKAN KARAKTER


DISUSUN
OLEH:


NAMA             :          ERNI JULIANTI
NPM                :          1802030003
DOSEN            :  NANDA SAFARATI, M.Pd
PRODI             :          PEND. BIOLOGI





logo universitas almuslim aceh.png




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2019
PENDIDIKAN KARAKTER

1.        Konsep Pendidikan Karakter
Kata “pendidikan” dalam segi bahasa Yunani dikenal dengan nama paedagogos yang berarti penuntun anak. Dalam bahasa Romawi dikenal dengan educare artinya membawa keluar. Bahasa Belanda menyebut istilah pendidikan dengan nama opvoeden yang berarti membesarkan atau mendewasakan. Dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah educate/education yang berarti to give and intellectual training artinya menanamkan moral dan melatih intelektual.
Berdasarkan dari istilah-istilah dalam berbagai bahasa tersebut kemudian dapat disederhanakan bahwa pendidikan itu merupakan kegiatan yang di dalamnya terdapat: 
a.          Proses pemberian pelayanan untuk menuntun perkembangan peserta didik, 
b.          Proses untuk mengeluarkan atau menumbuhkan potensi yang terpendam dalam diri peserta didik;
c.          Proses memberikan sesuatu kepada peserta didik sehingga tumbuh menjadi besar, baik fisik maupun non-fisiknya;
d.         Proses penanaman moral atau proses pembentukan sikap, perilaku, dan melatih kecerdasan intelektual peserta didik.
 Menurut Fakry Gaffar, pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut terdapat tiga ide pikiran penting yaitu :
a.         Proses transformasi nilai-nilai.
b.         Ditumbuhkembangkan dalam kepribadian.           
c.         Menjadi satu dalam pikiran. 
Menurut Lickona, pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
Jadi pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana yang bertujuan untuk menginternalisasikan nilai-nilai moral, akhlak sehingga terwujud dalm implementasi sikap dan perilaku yang baik.

2. Nilai-Nilai Karakter
Berdasarkan sumber nilai pendidikan karakter maka dihasilkan sejumlah nilai-nilai pendidikan karakter untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa, yaitu:
1.      Religius : Merupakan sikap yang memegang teguh perintah agamanya dan menjauhi larangan agamanya, seraya saling menjaga kerukunan dan kesatuan antar berbeda pemeluk agama dan keyakinan.
2.      Jujur: Merupakan sikap yang selalu berpegang teguh untuk menghindari keburukan dengan menjaga perkataan, perasaan dan perbuatan untuk selalu berkata dengan benar dan dapat dipercaya.
3.      Toleransi: Perilaku yang cenderung menghargai perbedaan dengan mengurangi mempertajam perselisihan karena perbedaan. Perilaku ini diwujudkan dengan penerimaan atas perbedaan, dan keragaman sebagai suatu kekayaan bangsa Indonesia untuk mewujudkan fungsi toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
4.      Disiplin: Tindakan yang menjaga dan mematuhi anjuran yang baik dan menghindari dan menjauhi segala larangan yang buruk secara konsisten dan berkomitmen.
5.      Kerja keras: Mencurahkan segala kemampuan dan kemauan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan sesuai hasil yang diharapkan dengan tepat waktu dan berorientasi lebih pada proses dan perkembangan daripada berorientasi pada hasil.
6.      Kreatif: Selalu mencari alternatif penyelesaian suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang. Ini dilakukan untuk mengembangkan tata cara atau pemahaman terhadap suatu masalah yang sudah ada terlebih dahulu melalui pendekatan sudut pandang yang baru.
7.      Mandiri: Meyakini potensi diri dan melakukan tanggung jawab yang diembannya dengan penuh percaya diri dan berkomitmen.
8.      Demokratis: sikap dan tindakan yang menilai tinggi hak dan kewajiban dirinya dan orang lain dalam kedudukan yang sama. Ini dilakukan untuk memberikan pengakuan secara setara dalam hak berbangsa seraya Merawat Kemajemukan Bangsa Indonesia
9.      Rasa ingin tahu: suatu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui apa yang dipelajarinya secara lebih mendalam dan meluas dalam berbagai aspek terkait.
10.  Semangat kebangsaan: Suatu sudut pandang yang memandang dirinya sebagai bagian dari bangsa dan negaranya. Sudut pandang yang mewujudkan sikap dan perilaku yang akan mempertahankan bangsa dari berbagai ancaman, serta memahami berbagai faktor penyebab konflik sosial baik yang berasal dari luar maupun dari dalam.
11.  Cinta tanah air: tekad yang terwujud dalam perasaan, perilaku dan perkataan yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap aspek sosial, fisik budaya, ekonomi, dan politik dari bangsa dan negaranya.
12.  Menghargai prestasi: perasaan bangga terhadap kelebihan dan keunggulan yang dimiliki dirinya sebagai individu maupun dirinya sebagai anggota masyarakat. Perasaan bangsa ini akan mendorong untuk memperoleh pencapaian-pencapaian yang positif bagi kemajuan bangsa dan negara.
13.  Bersahabat/komunikatif: Perilaku yang ditunjukkan dengan senantiasa menjaga hubungan baik dengan interaksi yang positif antar individu dalam suatu kelompok dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
14.  Cinta damai: Perilaku yang selalu mengutamakan kesatuan rasa dan perwujudan harmoni dalam lingkungan yang majemuk dan multikultural.
15.  Senang membaca: Rasa ingin meningkatkan pengetahuan dan pemahaman melalui gemar mencari informasi baru lewat bahan bacaan maupun mengajak masyarakat di lingkungan sekitarnya untuk memupuk perasaan gemar membaca ini.
16.  Peduli sosial: Kepekaan akan segala kesulitan yang dihadapi oleh lingkungannya dan masyarakatnya. Kepekaan ini kemudian terwujud dalam tindakan, perasaan, dan perbuatan yang berulang-ulang dan menjadi kebiasaan dalam mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi oleh orang-orang di sekitarnya, yang mana individu tidak terfokus pada dirinya sendiri dan bekerja sama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
17.  Peduli lingkungan: Menjadikan pelestarian alam sebagai salah satu dasar perilaku dan kebiasaan yang dicerminkan di lingkungannya agar terus terjadi siklus pembaharuan di alam yang berkesinambungan secara alami. Ini dilakukan agar alam yang ditempatinya tetap lestari dan abadi.
18.  Tanggung Jawab : Menyadari bahwa segala hal yang diperbuat oleh dirinya bukan hanya merupakan tugas dan kewajiban bagi dirinya sendiri, namun juga keluarga, lingkungan, masyarakat, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

3. Tahapan Pengembangan Karakter
Menurut Ary Ginanjar Agustian, pembangunan karakter tidaklah cukup hanya dimulai dan diakhiri dengan penetapan misi. Akan tetapi, hal ini perlu dilanjutkan dengan proses yang secara terus-menerus sepanjang hidup. Karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan (acting), dan kebiasaan (habit). Dengan demikian, diperlukan tiga komponen karakter yang baik yaitu, moral knowing (pengetahuan tentang moral), moral feeling atau perasaan (penguatan emosi) tentang moral, dan moral actionatau perbuatan bermoral.
Menurut M. Furqon Hidayatullah pendidikan karakter dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap penanaman adab, tahap penanaman tanggung jawab, tahap penanaman kepedulian, tahap penanaman kemandirian, dan tahap penanaman pentingnya bermasyarakat.
(1)   Tahap Penanaman Adab (Umur 5-6 Tahun)
Pada tahap ini merupakan fase penanaman kejujuran, pendidikan keimanan (tauhid), menghormati orang tua, teman sebaya, dan orang-orang yang lebih tua, serta diajarkan tentang pentingnya proses, baik dalam belajar maupun mendapatkan sesuatu.
(2)   Tahap Penanaman Tanggung Jawab (Umur 7-8 Tahun)
Tanggung jawab merupakan perwujudan dari niat dan tekad untuk melakukan tugas yang diemban.
(3)   Tahap Penanaman Kepedulian (Umur 9-10 Tahun)
Kepedulian adalah empati kepada orang lain yang diwujudkan dalam bentuk memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan. Tahap penanaman kepedulian pada masa kecil akan menjadi pondasi kokoh dalam membentuk kemampuan kolaborasi, sinergi, dan kooperasi. Hal ini merupakan langkah awal dalam membangun kesalehan sosial.
(4)   Tahap Penanaman Kemandirian (Umur 11-12 Tahun)
Nilai dalam kemandirian adalah tidak menggantung pada orang lain, percaya akan kemampuan diri sendiri, tidak merepotkan dan merugikan orang lain, berusaha mencukupi kebutuhan sendiri dengan semangat bekerja dan mengembangkan diri. Menumbuhkan kemandirian dalam diri anak didik bisa dilakukan dengan melatih mereka bekerja dan menghargai waktu, melatih untuk menabung dan tidak menghabiskan uang seketika.
(5)   Tahap Penanaman Pentingnya Bermasyarakat (Umur 13 tahun ke atas)
Pada tahap ini, anak diajari bergaul dan berteman dengan anak-anak yang mempunyai karakter baik, seperti disiplin, menghargai waktu, kreatif, dan mencintai pengetahuan. Anak dilatih untuk selektif dalam mencari teman agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Menurut Solikhin Abu Izzuddin, keterampilan sosial merupakan aset sukses kepemimpinan dan mempengaruhi orang lain (kemampuan menebar pengaruh, berkomunikasi, memimpin, katalisator perubahan, dan mengelola konflik, mendayagunakan jaringan, kolaborasi, kooperasi serta kerja tim).




Referensi:

Dharma Kesuma. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung: Rosida.
Fatah Yasin. 2008. Dimensi-Dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN-Malang Press.
Fitriayah, Indah. 2013. Pendidikan Karakter. di http://indahfitriyah.blogspot.com/ 2013/05/pendidikan-karakter.html di akses pada 01 Juli 2019
Noeng Muhadjir. 1993.  Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial; Suatu Teori Pendidikan. Yogyakarta : Rake Sarasin.


Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER

PENGETAHUAN DASAR KOMPUTER DISUSUN OLEH:               NAMA              :                NPM                  :                MK                    : APLIKASI KOMPUTER               DOSEN             :                                       , M.Kom               PRODI              : AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Pengetahuan Dasar Komputer”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Komputer adalah alat yang digunakan untuk membantu pekerjaan manusia, misalnya mulai dari mengerjakan pekerjaan kampus, sekolah, kantor, multimedia, bahkan hiburan. Dengan demikian, jelas bahwa untuk bekerja, komputer memerlukan instruksi dari pengguna yang kemudian disebut sebagai brainware. Manusia melakukan interaksi dengan ko

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA TK AL- REZA DISUSUN OLEH: NAMA              :          NPM                 :          DOSEN             :           PRODI              :         PG-PAUD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ALMUSLIM BIREUEN 2019 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullahi wabaraokatuh Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga dapat melaksanakan observasi dan menulis laporan hasil observasi tepat pada waktunya. Dan ucapan terimakasih kepada ibu Berliantika Putri Aswir, M.Pd. Kons, selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah yang sudah memberikan tugas kepada saya agar dapat mengobservasi secara langsung di lembaga TK. Laporan ini merupakan hasil observasi saya dari TK AL-REZA. Tersusunnya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang Semua pihak yang tidak bisa disebutk

makalah Perencanaan karangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1     Latar Belakang google Perencanaan karangan merupakan tahap awal yang dilakukan oleh seorang pengarang untuk mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan pembatasan masalah, mengamati objek yang ditulis, dan menuangkan gagasannya dari awal penulisan hingga akhir penulisan. Perencanaan karangan penting dibuat agar karangan dapat terstruksur dengan baik, menarik para pembaca dan mudah dipahami. Jika perencanaan karangan tidak dibuat maka pengarang akan mengalami kesulitan dalam penulisan, apalagi dalam penulisan karangan formal seperti makalah penelitian, skripsi, tesis dan disertasi, atau karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi. Untuk memudahkan pembuatannya, maka diperlukan perencanaan karangan yang terdiri atas beberapa tahapan penulisan. Oleh karena itu, melihat pentingnya pembuatan perencanaan karangan sebelum membuat karangan, maka tim penulis tertarik untuk membahas perencanaan karangan lebih