BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perencanaan
karangan merupakan tahap awal yang dilakukan oleh seorang pengarang untuk
mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan pembatasan masalah,
mengamati objek yang ditulis, dan menuangkan gagasannya dari awal penulisan
hingga akhir penulisan. Perencanaan
karangan penting dibuat agar karangan dapat terstruksur dengan baik, menarik
para pembaca dan mudah dipahami. Jika perencanaan karangan tidak dibuat maka
pengarang akan mengalami kesulitan dalam penulisan, apalagi dalam penulisan
karangan formal seperti makalah penelitian, skripsi, tesis dan disertasi, atau
karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.
Untuk memudahkan pembuatannya, maka diperlukan perencanaan karangan yang
terdiri atas beberapa tahapan penulisan.
Oleh karena itu, melihat pentingnya pembuatan perencanaan karangan sebelum
membuat karangan, maka tim penulis tertarik untuk membahas perencanaan karangan
lebih lanjut dalam makalah ini. Dengan memperhatikan cara pembuatan perencanaan
karangan yang benar untuk memudahkan saat pembuatan karangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan - permasalahan
yang muncul adalah sebagai berikut :
1. Apa yang
dimaksud dengan perencanaan karangan?
2. Tahapan apa
saja yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan karangan?
3. Bagaimana
cara membuat karangan yang baik dan benar?
1.3 Tujuan Pembuatan
Makalah
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini dibuat
bertujuan :
1. Untuk
mengetahui definisi dari perencanaan karangan beserta tahapannya.
2. Agar dapat
merencanakan pembuatan karangan dengan baik dan benar.
3. Untuk memahami
cara pembuatan karangan yang baik dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Perencanaan
Karangan
Perencanaaan karangan yaitu semua tahap persiapan penulisan. Dimana,
kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan yang kebetulan, melainkan memang telah
direncanakan. Dengan begitu, penulis benar-benar siap mengungkapkan gagasannya
melalui tulisan.
Perencanaan karangan ilmiah adalah proses awal mengarang sampai dengan
penulisan akhir. Perencanaan ini mencakup prapenulisan, pengorganisasian
keseluruhan penulisan, penulisan, penyuntingan, dan presentasi.
2.2 Tahapan Pembuatan
Perencanaan Karangan
Tahapan-tahapan
pembuatan perencanaaan karangan adalah sebagai berikut:
Tahapan penulisan:
1) Prapenulisan:
Menurut Minto
Rahayu dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap prapenulisan
merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa
langkah yaitu:
a. menentukan topik atau judul, masalah,
tujuan, dan kalimat tesis,
b. menyusun ragangan (garis besar isi dan
menyempurnakannya menjadi kerangka karangan lengkap setelah datanya lengkap),
c. menetapkan landasan teoritis,
d. menetapkan sumber data (primer,
sekunder) dan cara mengumpulkannya,
e. menetapkan metode pembahasan,
f. menyusun daftar pustaka sementara, dan
g. menjadwalkan pelaksanaaanya.
2) Penulisan:
a.
Menulis
keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang
diperlukan;
b.
Penulisan
tersebut mencakup:
c.
Bagian
pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar
isi, daftar gambar, daftar tabel.
d.
Bagian
naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan saran.
3) Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan
naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa. Dengan adanya tahap
penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu dapat
diantisipasi. Dalam merencanakan sebuah karangan
supaya menghasilkan suatu karangan yang baik dan sistematis, terdapat
langkah-langkahnya yakni menentukan:
A.
Topik Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan
uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti
bahasan yang menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan
topik tersebut.
Fungsi topik karangan:
a.
Mengikat
keseluruhan isi;
b.
Memudahkan
pengembangan ide bagi penulis;
c.
Memberikan
daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;
Pemilihan topik
untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a.
Bermanfaat
untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b.
Menarik
untuk ditulis dan dibaca;
c.
Dikuasai
dengan baik;
d. Bersifat terbatas dalam artian tidak
terlalu luas;
e.
Didukung
data yang relevan;
B.
Judul Karangan
Judul karangan
pada dasarnya adalah perincian atau jabaran dari topik atau judul merupakan
nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan, judul berfungsi sebagai
slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan permasalahan
atau variabel yang akan dibahas.
Syarat Judul yang Baik:
a.
Sesuai
dengan topik;
b.
Sesuai
dengan isi karangan;
c.
Berbentuk
frasa bukan kalimat;
d.
Singkat;
e.
Jelas;
f.
Menarik
minat pembaca;
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan
ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam
melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan
bahan tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada
dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu:
a. Tesis
Tesis adalah
rumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah
tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam
paragraf. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat.
Dengan kalimat tesis, penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan.
Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema
seluruh tulisan.
Ciri-ciri tesis yang baik:
a) Berisi gabungan rumusan topik;
b) Penekanan topik sebagai suatu
pengungkapan pikiran;
c) Pembatasan dan ketetapan rumusan;
d) Berupa kalimat lengkap terdapat subjek
dan predikat (objek);
e) Menggunakan kata khusus dan denotatif
(lugas);
f) Berupa pernyataan positif – bukan
kalimat tanya, bukan kalimat seru, dan bukan kalimat negatif;
g) Dapat mengarahkan, mengembangkan, dan
mengendalikan penulisan; dan
h) Dapat diukur dan dibuktikan
kebenarannya;
Contoh dari
perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul:
Tema :
Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam
negeri dapat diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat
ditingkatkan penjualannya dengan menambah daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa
Tidak?
b. Pengungkapan maksud
Pengungkapan maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide
sentral. Jika tulisan tidak mengembangkan gagasan tema maka tulisan dalam
bentuk pernyataan.
D.
Bahan penulisan
Yang dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan
untuk mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori,
contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta,
hubungan sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan
dan sebagainya.
a. Bahan pustaka
Berasal dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada
du macam bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan
sumber yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi,
pengertian, atau terminologi dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua,
bahan sumber asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk
studi tokoh atau pendapat seorang tokoh.
Bahan
bacaan di perpustakaan di bedakan menjadi tiga:
1. Bahan bacaan yang memberikan
gambaran umum tentang topic yang dipilih
2. Bahan bacaan yang harus
dibaca kritik dan mendalam
3. Bahan bacaan tambahan
sabagai pelengkap bahan-bahan yang sudah data.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang
ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat
bantu yang digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera
video. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan
penyalinan kedalam bentuk tulis.
c. Angket
Angket (quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring
pendapat (opini) orang tentang sesuatu. Jawaban
pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal melingkari atau menyilangnya.
d. Penulisan Draft
Penulisan
draft merupakan pengklasifikasian data yang telah terkumpul yang kemudian
disusun menjadi sebuah wacana yang terdapat dalam karangan.
e. Penyuntingan wacana
Dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan
ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai
dengan bahasa diksi,alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata
serapan yang sesuai EYD.
E.
Kerangka Karangan
Kerangka karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan
bagaimana kita menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana
penulisan akan bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi
target pembacanya.
Yang mempengaruhi
kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun kerangka pada
hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke dalam
sub-subtopik yang lebih kecil.
Fungsi Kerangka
Karangan:
a. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-sub
bahasan karangan, dan memberi kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga
memungkinkan penulisan menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang
diinginkan;
b. Mencegah pembahasaan keluar dari
sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik judul, masalah, tujuan, dan kalimat
tesis;
c. Memudahkan penulis menyusun secara
menyeluruh;
d. Mencegah ketidaklengkapan bahasan;
Tahapan
Penyusunan Kerangka Karangan
a.
Tahapan
pertama: merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan
tujuan yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan
suatu kerangka karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud-tujuan
atau tesis.
b.
Kedua
ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas
dari tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut dengan istilah
inventarisasi). Pada poin ini penulis diperbolehkan untuk mencatat
sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas dalam benaknya, dan tidak perlu
langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.
c.
Ketiga
ialah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada
langkah kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai
berikut:
1.
Apakah semua tema yang sudah dia catat memiliki pertalian
(relevansi) langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Dan apabila sama
sekali tidak mempunyai hubungan maka topik tersebut dihapus dari daftar di
atas.
2.
Semua tema yang masih tersisa kemudian dievaluasi lebih
lanjut. Jika ada dua topik atau lebih yang hampir sama, maka mesti dibuat
perumusan baru yang mencakup semua tema tadi.
3. Evaluasi lebih
lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat yang
sama, atau ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau
turunan dari topik lain. Jika ada masukkanlah
topik turunan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi posisinya.
4.
Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang
memiliki derajat yang sama, tapi lebih rendah dari topik yang lain. Jika
terjadi hal yang demikian, maka usahakanlah agar mencari satu topik yang
lebih tinggi lain yang akan membawahi topik-topik tadi.
Manfaat
Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang mengandung
ketentuan- ketentuan tentang pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat
garis-garis besar suatu karangan.
Adapun manfaat
kerangka karangan adalah:
a.
Memudahkan
penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis
dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
b.
Memudahkan
penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
c.
Menghindari
timbulnya pengulangan pembahasan.
d.
Membantu
mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.[9]
Bentuk
Kerangka Karangan
Lazimnya
kerangka kalimat berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan
setiap topik, subtopik, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang: Isinya bahasan
kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka, dan penalaran yang
menimbulkan masalah.
B. Perumusan Masalah: Isinya rumusan
masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan akhirnya akan dijawab dalam
kesimpulan.
C. Tujuan penulisan: isinya target yang
ingin dicapai.
D. Pembatasan Masalah: Isinya perincian
ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan waktunya.
E. Metode Pembahasan: Isinya metode yang
digunakan dalam penelitian tersebut.
F. Sistematika Penulisan: Isinya
adalah urutan-urutan sistem pembahasan.
II. LANDASAN TEORI: Rumusan teori
yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya: pengertian,
bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III. HASIL PENELITIAN: Isinya
adalah inti pembahasan. Biasanya
merupakan aplikasi teori, hasil dari seluruh penelitian.
IV. PENUTUP: Berisi
kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
V. DAFTAR
PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.
F.
Penyuntingan (Revisi)
Tahap revisi ini
bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki
berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari
karangan yang telah dibuat meliputi:
a)
Penyuntingan
Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan penambahan
ataupun penggantian data.
b)
Penyuntingan
Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan
ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu
dilakukan revisi.
c)
Penyuntingan Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan
hendaknya melakukan pengeditan ulang terhadap bahan yang akan disajikan karena
bahan tersebut harus sesuai dengan bahasa diksi, alinea dan kalimat. Contohnya:
Penulisan kutipan yang benar, penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Perencanaan
karangan adalah semua tahap persiapan penulisan dari awal mengarang sampai
terbentuk sebuah karangan.
2.
Tahap
pembuatan perencanaan karangan ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan dan
tahap penyuntingan (revisi).
3.
Tahap
prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
4.
Tahap
penulisan merupakan tahapan untuk menulis keseluruhan naskah secara
konseptual, disertai kutipan atau data yang diperlukan.
5.
Tahap
penyuntingan (revisi) yaitu tahapan yang terdiri atas penyuntingan naskah,
penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
6.
Untuk
menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih judul, topik,
tujuan penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
7.
Kerangka
karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita
menyusun karangan itu.
8.
Tahap revisi ini
bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki
berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah. Pembinaan Bahasa
Indonesia. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Hs,
Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2012.
Indah,
Dian. Definisi Kerangka Karangan, http://contoh-artikelmu.com/definisi-kerangka-karangan/ (Online) diakses
pada 31 Maret 2014
Rahardi, R.
Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga, 2009.
Rahayu,
Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.
Sahara,
Siti. Perencanaan Karangan. http://perismatikilmu.blogspot.com (Online) diakses
pada 1 April 2014
Comments
Post a Comment