(Goresan Tinta:
Junaidi M.Amin)
Tikar kasur pacarku setia
Selimut tidur selalu menghangatkan
tubuhku
Ayam berkokok bersautan seolah
mengikuti ajang perlombaan
Lomba. Lomba tarik suara membangunkan insan tuk
mensyukuri nikmakmat Tuhan
Malam pun pudar dihapus siang
Mentari mulai menjemput embun dengan
sinarnya perlahan-lahan
Waktu bangkit memuja Tuhan
Peluklah wudhuk sucikan badan
Terkadang dingin menyusup sampai ke
tulang
Menggigilkan daging dalam urat darah
Walau
menerkah melambung langit gemetarkan tubuh
Bibir mengkatup-katup lepas
Gigi saling berpukul balas
Suara azan diujung akhir terdengar
jelas
Assalatutkhairulminan
naum......
Lebih baik menegakkan salat dari
pada tidur
Tetapi mengapa suara itu seakan
berlalu begitu saja melintas di indra perdengarnya seakan tuli yang tersungkur.
Asik
bercinta dengan bantal kasur
Pelukan selimutnya dieratkan
Seakan saat itu tak ada sebuh
kewajiban
Gelap semakin terang
Namun , jiwa semakin terang semakin
gelap
Lelap
Melesap
Mendekap
Terperankap
dalam dosa
Terhunus dunia oleh pedang nafsu
yang tak melesu melesap sua
Sedangkan
penawarnya penyesalan nan mendalam dan perisainya adalah takwa
Dan kesuciannya adalah pertaubatan
nasuha
Penghargaannya ialah keikhlasan dari
kardia
Semua keputusan sama Yang Kuasa
Dia
Maha tahu segala-gala
Gelap...!!! ,
Terang...!!!
Lebih dulu diciptakan dari hamba.
Penulis adalah Mahasiswa Semester VII FKIP Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah
di Universitas Almuslim, Selain itu juga aktif di UKM LDK FORMADA
Comments
Post a Comment