sumber : internet |
Di zaman yang serba globalisasi sekarang ini,
segala macam kebutuhan selalu dikaitkan dengan istilah Trendy. Semua berbondong-bondong mengikuti mode terbaru. Takter kecuali
dengan Seulanga. Seorang gadis yang baru menamatkan SMA nya dan mendaftar di
sebuah universitas swasta yang jauh dari kampong halamannya. Mak bapak melepas kepergian sang anak satu-satunya
dengan air mata dan doa yang tak pernah berhenti. Berharap anak gadisnya itu beberapa
tahun kedepan bias pulang membawa ijazah sarjana dan bertitle S,Pd di belakang namanya.
Seperti nama Bu Rahimah,S.Pd guru yang dating
dari kota untuk mengajar di sebuah SD di kampong mereka.
Di awal-awal tahun ajaran,
penampilan Seulanga selalu di bilang culun oleh teman-temannya. Jilbab pudar dan
baju kurung selalu mewarnai penampilannya sehari-hari. Ditambah lagi tas selempang
yang sudah tampak koyak dimana-mana setia tersampir dipunggungnya. Teman-teman menyebutnya
aneuk ngeut.
Awalnya Seulanga tidak pernah
menghiraukan ejekan teman-temannya. Baginya belajar sunggh-sngguh agar cepat
lulus dan membawa
ijazah untuk orang tuanya di kampong adalah prioritas
utama. Tapi akhir-akhir ini setan-setan mulai menggodanya lewat sms-sms iseng seorang
pemuda. Bang Sule begitulah dia memperkenalkan dirinya, panggilan itu diambil
dari nama aslinya Suleman. Lelaki
yang katanya senior Selanga di kampus itu mulai menggoyah kanimannya. Di tambah
bujukan-bujukan Pety (Fatimah) yang mengatakan kalau dirinya cantik kalau saja penampilannya
lebih modis lagi.
“Ikuti perkembangan zaman dong, biar gaul.” Kata
Pety membujuknya suatu hari.
Dari situlah perjalanan hidup Seulanga berubah
jalur. Uang bulanan yang dikirim bapak dari
kampong untuk biaya kuliah mulai dihabiskan untuk membeli baju-baju yang sedang
trendy saat ini. Kamar kostnya mulai penuh
dengan berbagai macam alat kosmetik yang dulu tak pernah dimilikinya.
Setiap malam minggu dihabiskannya
untuk jalan-jalan dengan Bang Sule sampai
larut. Atas nama cinta, ia bahkan rela meminjamkan uang SPP
kirimandarikampungkepadalelaki yang kinimenjadikekasihnyaitu.
“Nanti kalau Bang Sule udah
jadi toke batu giok, apapun permintaan
Dek Seulanga pasti abang penuhi.” Begitulah janji pemuda itu ketika meminta pinjaman.
Wajahnya menggambarkan kesungguhan yang seakan-akan nyata.
Semakin hari cinta Seulanga
pada bang Sule semakinbertambah.
‘Segalanya’ relaiakorbankan demi cintanyaitu. Kuliahnya mulai berantakan,
banyak mata kuliah yang harus di ulang.Setiap kali ditanya bapak, Selanga selalu
menjawab nilainya dapat yang tertinggi di kelas. Sama seperti nilainya di SMA
dulu.
Sampai peristiwa itu terjadi, ada jiwa lain mulai hidup ditubuhnya. Seulanga
panic bukan main, ditelponnya Bang Sule berulang-ulang
kali tapi tak kunjung dapat respon. Beberapa hari kemudian ia dapat informasi,
Bang Sule telah pulang kampong dan memiliki kekasih baru yang sungguh cantik jelita.
Saat itulah kesadarannya dating kembali,
telah sangat jauh ia berjalan dari luar jalur. Telah sangat dalam kekecewaan dia
tanam di hati mak bapaknya. Hingga ujung
rasa frustasinya ia tumpahkan dengan sebotol
obat tidur dalam mulutnya. Tapi apalah dikata, semua telah terlambat, tak terpikir
oleh benaknya untuk berbenah diri. Seulanga
ka Mala.
Comments
Post a Comment