Berpikir Melalui Sudut Pandang Lain

Melirik dari sudut pandang yang berbeda, kadang kita merasa risih dan tidak percaya diri. Tetapi itu konsekuensi dari rasa ingin tahumu yang tak sama dengan mereka.

Tidak salah meski belum dikatakan benar. Kita memiliki cara pandang yang berbeda, selama itu benar tidak akan ada yang menghalangi cara pikir tersebut. Bahkan mungkin itu yang terbaik barangkali.

Terlalu mainstream itu tidak menyenangkan. Apalagi kita hanya ikut-ikutan cara pikir orang lain agar tidak dianggap aneh apalagi sampai dikatakan tidak waras. Padahal jelas-jelas logika kita menolak mentah-mentah kenyataab tersebut. Dalam hal ini kita telah mengkhianati nurani kita sendiri tentunya.

Pola pikir seseorang yang kritis tidak akan peduli pendapat orang. Selama itu di anggap benar, maka di ungkapkannya tanpa segan. Jangan terlalu "meugampong" begitulah istilah yang cocok untuk mereka yang selalu berpikiran mainstream dan menganggap kebenaran hanya melalui suara orang banyak.

Kenapa Harus Melihat Dari Sudut Pandang Lain ?

Sebagai warga negara Indonesia, tentu sudah tidak asing lagi mendengar kata demokrasi. Kita juga tentu pernah merasakan yang namanya "pesta demokrasi" atau ikut pemilu.

Nah, sebelum pemilu ini berlangsung ada yang istilahnya masa kampanye. Pada masa kampanye inilah, kandidat yang menjadi calon pilihan rakyat memiliki waktu untuk menyakinkan masyarakat untuk memilih dia di hari H nanti. Bahkan tak jarang mereka memakai cara kotor agar rakyat memilih dia.

Setelah Pemilu ini usai, baru deh kita menyadari bahwa pilihan kita salah. Mereka yang kita kira baik karena sudah memberi Sikrek Ija Kroeng saat kampanye dulu ternyata hanyalah Elang bersayap ayam.

Mau protes? Sebagai masyarakat awam yang bisa dilakukan hanya mengeluh di meja kupi.

Disinilah kita perlu sudut pandang yang berbeda. Jangan sekedar melihat jubah "pak aji" yang mereka kenakan saat itu. Kita juga harus melihat pakaian apa yang digunakan sebelumnya. Jangan hanya karena semua orang mengatakan baik kita langsung memvonis baik. Begitu juga sebaliknya.

Intinya jangan lihat sesuatu dari covernya. Ada banyak segi lain yang wajib kita perhatikan. Dengan begitu kita tidak lagi berpikiran sempit dan tidak mudah didoktrin dengan pemahaman yang salah oleh pihak tak bertanggung jawab. [NH]